Konten dari Pengguna

Mengapa Socrates Menjemput Kematian

Muhammad Thaufan Arifuddin
Pengamat Media dan Politik. Penggiat Kajian Filsafat, Mistisisme Timur dan Cultural Studies. Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas
18 September 2023 5:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Thaufan Arifuddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah kembali ke Athena pada tahun 406, Socrates menjabat di Majelis pada saat sekelompok jenderal diadili karena meninggalkan mayat-mayat yang mati dalam pertempuran laut di Arginusae.
ADVERTISEMENT
Ketika perang berakhir pada tahun 404, orang Sparta menggantikan demokrasi Athena dengan oligarki yang dikenal sebagai Tiga Puluh Tyrant, yang membawa pemerintahan yang mengerikan (Russell, 2004).
Socrates, filsuf bijak dari Athena. Foto: https://www.pexels.com/
zoom-in-whitePerbesar
Socrates, filsuf bijak dari Athena. Foto: https://www.pexels.com/
Socrates diperintahkan untuk menangkap seorang yang tidak bersalah, tetapi dia mengabaikan perintah tersebut. Akibatnya, dia menjadi tidak populer saat itu baik di kalangan demokrat maupun aristokrat.
Kepentingan Socrates dalam perkembangan filsafat sangat besar sehingga menjadi titik awal filsafat baru yang mengakhiri era filsafat pra-Socrates. Socrates tidak meninggalkan karya tulis dan catatan detil tentang hidupnya. Namun, penulis biografi di jamannya mengatakan bahwa dia berpakaian lusuh, jelek, gemuk dan berhidung pesek.
Sosok Socrates selalu berfilsafat dengan bertanya. Foto: https://www.pexels.com/
Dua penulis yang karya-karyanya masih utuh, sejarawan militer Xenophon dan filsuf idealis Plato menggambarkan Sokrates berbeda satu sama lain sebanyak gambaran Yesus yang diberikan oleh St. Markus berbeda dengan yang diberikan oleh St. Yohanes (Kenny, 2009).
ADVERTISEMENT
Selama hidupnya, Socrates diejek oleh dramawan komedi Aristophanes yang menggambarkannya sebagai seorang eksentrik yang canggung dan korup, mengejar hal-hal ilmiah dengan kepalanya yang benar-benar di awan. Tetapi, Socrates tetap rendah hati, tidak mengklaim diri memiliki pengetahuan atau keahlian khusus.
Socrates menghabiskan sebagian besar waktunya dalam diskusi dan perdebatan dengan pemuda kaya yang beberapa di antaranya mencapai posisi kekuasaan saat oligarki menggantikan demokrasi.
Tetapi Socrates tidak memungut biaya, dan metodenya dalam pendidikan bukanlah mengajar tetapi mempertanyakan. Dia mengatakan bahwa dia membantu melahirkan pemikiran-pemikiran dari murid-muridnya yang muda seperti seorang bidan membantu perempuan melahirkan bayinya.
Hal terpenting dalam hidup menurut Socrates adalah mengejar pengetahuan sejati dan membongkar kepalsuan dalam masalah moral. Pengetahuan moral dan kebajikan adalah hal yang sama. Seseorang yang benar-benar tahu apa yang benar untuk dilakukan tidak bisa melakukan kesalahan.
Jejak kuil di era Yunani kuno. Foto: https://www.pexels.com/
Jika seseorang melakukan hal yang salah, itu harus karena dia tidak tahu apa yang benar. Tidak ada yang sengaja melakukan kesalahan karena setiap orang ingin menjalani kehidupan yang baik dan bahagia. Mereka yang melakukan kesalahan tanpa sengaja membutuhkan bimbingan, bukan hukuman.
ADVERTISEMENT
Socrates tidak mengklaim memiliki tingkat kebijaksanaan yang akan mencegahnya berbuat jahat. Sebaliknya, ia mengatakan bahwa ia mengandalkan suara ilahi batin yang akan campur tangan jika ia hampir melakukan kesalahan.
Penguasa yang tidak setuju ajaran Socrates sepakat dengan kematiannya. Musuhnya berkumpul dan menuduhnya sebagai kriminal, bejat, kafir, dan merusak mental pemuda Athena.
Wisatawan di depan Parthenon. Foto: https://www.pexels.com/
Alhasil, Socrates menjemput kematiannya dan menolak untuk melakukan pembelaan dengan alasan yang filosofis. Socrates tidak ingin melanggar prinsip-prinsip kebenaran dan filsafat hidupnya. Plato menuliskan etos kematian Socrates dalam karyanya, The Apology.