Konten dari Pengguna

Psikoanalisis dalam Film Freud

Muhammad Thaufan Arifuddin
Pengamat Media dan Politik. Penggiat Kajian Filsafat, Mistisisme Timur dan Cultural Studies. Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas
30 April 2024 7:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Thaufan Arifuddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Film Freud rilis pada tahun 2020 di platform Netflix. Film ini bergenre campuran yaitu biography, crime, sejarah, medis, politik, psikologis, supernatural, dan thriller. Film ini disutradarai oleh Marvin Kren dan diperankan oleh Robert Finster, Ella Rumpf, Georg Friedrich, Brigitte Kren, Christoph Krutzler dst.
Sigmund Freud dianggap salah satu pemikir berpengaruh di Barat. Foto: www. pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Sigmund Freud dianggap salah satu pemikir berpengaruh di Barat. Foto: www. pexels.com
Film yang kaya dengan visualisasi ini menampilkan Sigmund Freud muda berusia sekitar 30-an tahun yang diperankan oleh Robert Finster di Wina pada tahun 1880-an. Secara historis, Sigmund Freud adalah seorang ahli saraf yang bekerja di sebuah rumah sakit jiwa di Wina di bawah profesor terhormat Theodore Meynert yang diperankan oleh Rainer Bock.
ADVERTISEMENT
Freud berusaha mengembangkan kajian hipnosisnya sebagai disiplin ilmu psikiatri. Upayanya ini kemudian hari membantunya menformulasikan teori kepribadian manusia yang terdiri atas id, ego dan superego. Teori ini membantu menjelaskan kesadaran dan psikologi manusia modern yang sangat kompleks dan penuh dengan tipuan.
Sigmund Freud sejak awal mencoba dengan keras membranding dirinya seorang ahli saraf yang bekerja untuk membantu penderita gangguan jiwa. Mungkin karena kecanduan kokainnya, Freud sangat terobsesi membuktikan bahwa gangguan mental lebih dari sekadar gangguan fisik dalam otak seperti kepercayaan pada saat itu.
Dalam film ini, Freud ditampilkan mencoba menggunakan hipnosis untuk mengakses pikiran bawah sadar pasiennya sehingga mengungkapkan penyebab penderitaan mereka. Tetapi, Freud menjadi bahan tertawaan koleganya sesama dokter.
ADVERTISEMENT
Seorang teman membawa Freud ke sebuah sesi spiritual di mansion Count Viktor Szapáry yang diperankan oleh Philipp Hochmair. Di sana, Freud melihat upacara membangkitkan arwah orang mati dengan medium seorang perempuan muda dan cantik bernama Fleur Salome yang diperankan oleh Ella Rumpf. Freud tertarik untuk memahami proses trans yang dialami Fleur Salome.
Pribadi manusia terdiri atas id yang bekerja untuk kesenangan, ego sesuai kenyataan dan superego demi moral. Foto: www. pexels.com
Alhasil, film Freud di Netflix ini adalah sebuah cerita film yang menarik dan kompleks dengan tambahan kisah fiksi. Tetapi, Freud benar-benar menyedihkan dalam film ini karena ditampilkan tanpa rasa humor. Untunglah, karakter Lenore yang diperankan oleh Brigitte Kren sebagai pembantu rumah tangganya mampu menghidupkan kekakuan karakter Freud yang hanya terobsesi dengan teori hipnoterapinya walaupun menjadi bahan tertawaan para dokter koleganya.
ADVERTISEMENT
Tentu, ada yang mendukung inovasi teori Freud yaitu Josef Breuer yang diperankan oleh Merab Ninidze. Hari ini pun, teori Freud sangat diterima dan berguna dalam analisis kritis melihat psikologi manusia dan masyarakat modern. Di sinilah kemenangan Freud hari ini.