Konten dari Pengguna

Pythagoras dalam Filsafat Yunani Kuno

Muhammad Thaufan Arifuddin
Pengamat Media dan Politik. Penggiat Kajian Filsafat, Mistisisme Timur dan Cultural Studies. Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas
14 September 2023 7:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Thaufan Arifuddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Patung St Paul, filsuf agama, di kota Malta. Foto: https://www.pexels.com/
zoom-in-whitePerbesar
Patung St Paul, filsuf agama, di kota Malta. Foto: https://www.pexels.com/
ADVERTISEMENT
Akar filsafat Barat lahir di Yunani. Olehnya itu, para filsuf Barat pertama kali adalah orang Yunani. Mereka adalah laki-laki yang berbicara dalam dialek bahasa Yunani, akrab dengan puisi-puisi Yunani karya Homer dan Hesiod, dan dibesarkan untuk menyembah Dewa-Dewa Yunani seperti Zeus, Apollo, dan Aphrodite.
ADVERTISEMENT
Mereka tidak tinggal di daratan utama Yunani, tetapi di pusat-pusat budaya Yunani yang terpencil, di pesisir selatan Italia atau di pantai barat yang sekarang menjadi Turki. Mereka berkembang pesat pada abad keenam SM, abad yang dimulai dengan pengasingan orang Yahudi ke Babel oleh Raja Nebukadnezzar dan berakhir dengan berdirinya Republik Romawi setelah pengusiran raja-raja muda di kota itu.
Para filsuf awal ini juga merupakan ilmuwan awal, dan beberapa di antaranya juga pemimpin agama. Pada awalnya, perbedaan antara ilmu pengetahuan, agama, dan filsafat tidak sejelas seperti yang kemudian terjadi dalam berabad-abad kemudian.
Pada abad keenam, di Asia Kecil dan Italia Yunani, ada kumpulan intelektual di mana unsur-unsur dari semua disiplin masa depan ini berkumpul bersama. Para pengikut agama, pelajar filsafat, dan semua pewaris ilmu pengetahuan memandang semua pemikir sebagai leluhur mereka.
ADVERTISEMENT
Pythagoras adalah sosok yang dihormati dalam masa kuno. Ia orang pertama yang membawa filsafat ke tengah masyarakat Yunani. Ia mengilustrasikan dirinya sendiri sebagai filsuf periode awal. Ia dilahirkan di Samos, di lepas pantai Turki, dan bermigrasi ke Croton di ujung kaki Italia.
Ia adalah penemu geometri sebagai studi sistematis. Namanya menjadi akrab bagi banyak generasi pelajar Eropa karena ia yang meletakkan bukti pertama bahwa persegi panjang pada sisi panjang segitiga siku-siku memiliki luas yang sama dengan jumlah kuadrat pada dua sisi lainnya.
Tetapi ia juga mendirikan komunitas keagamaan dengan serangkaian peraturan asketis dan seremonial. Salah satu aturannya yang paling terkenal adalah larangan makan kacang.
Ia juga mengajarkan doktrin tentang transmigrasi jiwa. Manusia memiliki jiwa yang dapat dipisahkan dari tubuh mereka. Pada kematian, jiwa seseorang dapat bermigrasi ke jenis hewan lain. Karena alasan ini, Ia mengajarkan murid-muridnya untuk tidak mengkonsumsi daging.
Patung Confucius, salah seorang filsuf Timur. Foto: https://www.pexels.com/
Suatu kali ia menghentikan seorang pria yang sedang memukul anak anjing dan mengatakan bahwa ia mengenali rengekan anjing itu sebagai suara seorang teman yang sangat disayanginya yang sudah meninggal.
ADVERTISEMENT
Ia percaya bahwa jiwa, setelah bermigrasi ke berbagai jenis hewan secara berurutan, akhirnya akan terlahir kembali sebagai manusia. Ia sendiri mengeklaim dapat mengingat bahwa beberapa abad sebelumnya, ia adalah seorang pahlawan dalam pengepungan Troy.
Doktrin tentang transmigrasi jiwa disebut dalam bahasa Yunani sebagai 'metempsychosis'. Faustus, dalam drama Christopher Marlowe, setelah menjual jiwanya kepada setan, dan akan dibawa ke Neraka Kristen, mengungkapkan bahwa Pythagoras benar dalam pandangan ini. Murid-murid Pythagoras menulis biografi tentangnya penuh dengan keajaiban dan menjadikannya sebagai anak Apollo.
Alhasil, kehidupan Phytagoras adalah legenda yang tak banyak tersingkap. Legenda hidupnya lebih banyak tertutup kabut sejarah filsafat. Tetapi di zamannya, banyak filsuf-filsuf yang lahir terutama di kota Miletus. Namun, Ia tetap dikenang sebagai salah satu peletak dasar filsafat Yunani kuno.
ADVERTISEMENT