Konten dari Pengguna

Teknologi dan Kemanusiaan Dalam Film Inside Bill"s Brain: Decoding Bill Gates

Muhammad Thaufan Arifuddin
Pengamat Media dan Politik. Penggiat Kajian Filsafat, Mistisisme Timur dan Cultural Studies. Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas
15 November 2023 13:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Thaufan Arifuddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Film Inside Bill"s Brain: Decoding Bill Gates adalah film serial dokumenter tiga episode yang menginvestigasi kehidupan dan mimpi seorang jenius bernama Bill Gates, penemu dan CEO Microsoft. Film yang rilis tahun 2019 ini disutradarai oleh Davis Guggenheim dan saat ini masih dapat disaksikan di platform Netflix.
Bill Gates adalah sosok yang jenius sejak kecil. Foto: https://www.istockphoto.com/
zoom-in-whitePerbesar
Bill Gates adalah sosok yang jenius sejak kecil. Foto: https://www.istockphoto.com/
Film ini lebih jauh bercerita tentang sosok Bill Gates sejak dari kecil hingga hari ini. Kepribadiannya yang unik dan obsesinya yang begitu mengagumkan telah terlihat sejak kecil. Ia sosok yang jenius sedari kanak-kanak sehingga tak heran jika kelak setelah dewasa, ia mampu mengembangkan softward teknologi komputer Microsoft dan menjadi CEO Microsoft.
ADVERTISEMENT
Namun, yang unik adalah obsesi kemanusiaanya hari ini untuk memperbaiki kualitas hidup manusia di negara-negara terbelakang. Ia bersama istrinya, Melinda Gates berjuang bersama memikirkan bagaimana cara yang efektif untuk meningkatkan kualitas hidup manusia di negara terbelakang termasuk memproteksi Ibu dan anak di kawasan Asia dan Afrika. Mereka akhirnya membuat yayasan amal dengan nama "Bill and Melinda Gates Foundation" untuk membantu masyarakat di seluruh dunia. Tentu, dananya dari keuntungan penjualan Microsoftnya yang berhasil menjadikannya salah satu orang terkaya di dunia.
Bill Gates berhasil menemukan Microsoft dan menjadi CEO Microsoft: Foto: https://www.istockphoto.com/
Film ini relatif sukses menampilkan sosok Bill Gates dan Melinda Gates secara utuh. Dalam episode pertama, film ini bercerita perihal sanitasi dan masa kecil Bill Gates. Bill Gates dan istrinya berkeinginan meningkatkan sanitasi di negara-negara berkembang dengan memperkenalkan "Omni Processor" yang dapat memproses 1/3 lumpur tinja di kota Dakar, Senegal. Yayasan Bill dan Melinda Gates juga memikirkan untuk memproduksi air bersih dan dapat diminum di negara tersebut. Untungnya, pada bulan November 2018, Lixil Group mengembangkan salah satu toilet karya Bill Gates.
ADVERTISEMENT
Dalam episode kedua, film ini menceritakan perjuangan Bill Gates mulai merintis dan mengembangkan teknologi Microsoftnya bersama sahabatnya Kent Evans dan Paul Allen. Episode ini juga memperlihatkan upaya Bill Gates bersama istri untuk memberantas polio dan menfasilitasi vaksinasi polio di Nigeria.
Salah satu produk Microsoft adalah Windows 10 yang semakin membuat Bill Gates kaya raya. Foto: https://www.istockphoto.com/
Pada episode ketiga, film ini menceritakan upaya Bill Gates untuk menemukan solusi terhadap perubahan iklim secara global. Ia memikirkan pengembangan reaktor nuklir yang inovatif dan ramah lingkungan bekerjasama dengan TerraPower, perusahaan desain reaktor nuklir yang didirikan oleh Bill Gates.
Episode ketiga ini juga menceritakan pernikahan Bill Gates dan Melinda Gates, persahabatannya dengan miliarder Warren Buffett dan kasus hukum antitrust pada tahun 1998-2001 di mana pemerintah AS menuduh Microsoft secara ilegal mempertahankan posisi monopolinya di pasar PC.
Yayasan Bill dan Melinda Gates fokus membantu memajukan sektor kesehatan di negara terbelakang. Foto: https://www.istockphoto.com/
Alhasil, film ini secara umum memotret kehidupan keluarga, upaya Bill Gates menemukan dan mengembangkan teknologi Microsoft dan kiprah yayasan amalnya untuk membantu masyarakat di negara-negara terbelakang terutama di sektor kesehatan. Bill Gates adalah inovator teknologi dan kemanusiaan.
ADVERTISEMENT