Konten dari Pengguna

Review: 3 Highlight dari Film Dancing In The Rain

The Shonet
The Shonet adalah platform lifestyle untuk perempuan dan millenials di Indonesia. Yuk kenal lebih dekat di theshonet.com
12 Oktober 2018 18:50 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari The Shonet tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Review: 3 Highlight dari Film Dancing In The Rain
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Hai!
Aku Sylvia or you can call me Ipi. Aku Insiders barunya The Shonet, tapi aku udah sering nulis review film juga di platform lain. Bedanya, kali ini aku akan tulis review jujur dengan gaya ngobrol kayak gini, nggak kaku kaya artikel biasanya, hehe.
ADVERTISEMENT
Jadi, tadi malam aku diundang untuk menghadiri Gala Premiere film Dancing In The Rain yang diperankan oleh Dimas Anggara, Bunga Zainal dan (my love) Deva Mahenra. Yah ketahuan deh aku bucin (budak cinta) nya Deva, tenang-tenang aku bakal bikin review sejujur-jujurnya kali ini.
Review: 3 Highlight dari Film Dancing In The Rain (1)
zoom-in-whitePerbesar
Jujur, aku dari awal nggak pasang ekspektasi tinggi-tinggi. Soalnya kombinasinya ada Rudi Aryanto, Tisa TS dan Screenplay, para spesialis FTV layar lebar. Eh wait! Aku nggak boleh masukin Screenplay ke kombinasi ini, karena Screenplay pernah bikin Headshot, Buffalo Boys sama Sebelum Iblis Menjemput, jadi ini lebih ke Rudi dan Tisa-nya. Silahkan dicek filmography mereka di sini dan di sini.
Film ini bercerita tentang seorang Eyang (Christine Hakim) yang mengurus cucu satu-satunya bernama Banyu (Dimas Anggara), karena orang tuanya enggan mengurusnya. Saat Banyu mulai masuk sekolah, Eyang disadarkan bahwa Banyu tidak mudah bergaul karena  menderita spectrum autis. Hanya Radin (Deva Mahenra) dan Kinara (Bunga Zainal) lah yang setia menemani Banyu sejak kecil hingga dewasa. Sampai akhirnya muncul masalah-masalah yang membuat persahabatan mereka begitu menyayat hati.
ADVERTISEMENT
Nah, sekarang aku bagi review-nya jadi 3 highlight ya. 
1. Cerita Linear
Review: 3 Highlight dari Film Dancing In The Rain (2)
zoom-in-whitePerbesar
Dugaanku bener, ceritanya linear, gampang ketebak, klise, orang yang baik sifatnya baiiik banget, yang jahat sifatnya jahaaat banget dan di akhir yang jahat bisa lempar arogansinya selama belasan tahun karena butuh pertolongan. Berlebihan dan dekat dengan kemustahilan. Ya, emang kualitas cerita FTV gimana dong? Bedanya cuma ini produksinya lebih niat dan cast-nya lebih jago.
2. Rain or Water?
Review: 3 Highlight dari Film Dancing In The Rain (3)
zoom-in-whitePerbesar
Terus aku kurang dapet esensi Dancing in The Rain-nya. Oke lah buat rain-nya ceritanya Banyu suka banget sama hujan, dari kecil suka senyum-senyum ngeliatin hujan dan suka hujan-hujanan, udah gitu aja. Di ending aku malah nangkep esensi 'air' yang lebih bermakna, Banyu artinya air dan air itu menolong. Oke aku stop bahasan air sampai sini, karena takut spoiler. 
ADVERTISEMENT
3. Main Cast-nya Juara!
Review: 3 Highlight dari Film Dancing In The Rain (4)
zoom-in-whitePerbesar
Nah, meskipun ceritanya gitu doang, tapi mereka bener-bener memilih aktor dan aktris yang tepat untuk bawain peran-peran utama di film ini. Aku terpesona banget sama Bunga Zainal, tahun ini adalah tahun comeback-nya Bunga di dunia film setelah hiatus 14 tahun dan menurutku dia pas banget meranin Kinara. Kalo dia nangis, kamu pasti ikutan pilu deh.
Dimas Anggara juga bagus, karena meranin orang autis itu pasti nggak gampang. Tapi gesturnya, ngomongnya, nangisnya dan konyolnya dia bikin kita percaya kalau Dimas ini beneran Banyu. Selain adegan yang sedih-sedihnya, jangan sampe kelewatan ya adegan kocak Banyu pas di menara (eh menara bukan sih?) taman bunga pas lagi ngeledek Radin dan Kinara. Dan liat juga kerennya akting Gilang Olivier sebagai Banyu kecil.
Review: 3 Highlight dari Film Dancing In The Rain (5)
zoom-in-whitePerbesar
Deva Mahenra, hmmm (tarik nafas, ku harus objektif). Dia, seperti biasa selalu menghidupkan perannya dengan baik. Sama kayak Dimas dan Banyu, kita juga dibikin percaya bahwa Deva adalah Radin. Favorit aku adalah dia selalu memperhatikan gestu-gestur kecil yang mungkin not literally tertulis di script tapi dia tambahin buat menguatkan peran dan situasinya. Tentang ini, jangan kelewatan pas Radin godain Kinara di toko buku ya.
Review: 3 Highlight dari Film Dancing In The Rain (6)
zoom-in-whitePerbesar
Aku bukan tipe penonton yang gampang nangis, kalau liat adegan sedih paling cuma berkaca-kaca terus malah bawel, "Yah sedih banget, yah sedih ah, ah elah sedih, sedih banget siiih", nah inilah yang aku rasain semalam. Meskipun ceritanya sederhana dan mudah ketebak seperti yang aku bilang, tapi berkat kualitas akting main cast-nya, tetep aja pilunya berasa banget ke hati, sakit dan sedih sekali, huhuhu.
ADVERTISEMENT
Terus supporting cast-nya gimana? Kecuali Christine Hakim, hampir semuanya biasa aja. Paling Mbok-nya Banyu tuh yang nyanyi lullaby bahasa Jawa pas Banyu tantrum (ini scene ngagetin banget, soalnya kedengeran kayak sinden horor gitu). Parahnya malah ada supporting cast yang bocor melirik kamera, padahal harusnya dia lagi nunduk nulis sesuatu, waduh.
Aku nggak biasa kasih overall rate pake skala 1-10 gitu, paling aku cuma bisa kasih kesimpulan bahwa film ini cocok buat kamu yang suka nonton film yang tanpa mikir dan yang suka genre sendu-sendu menyayat hati gitu.
Review: 3 Highlight dari Film Dancing In The Rain (7)
zoom-in-whitePerbesar
Baca juga: Mencari Penampilan Cameo Stan Lee di Film Venom, Ada Nggak Sih?
Tapi ini opiniku ya, soalnya temen nontonku semalem aja yang kupikir bakal sama kayak pemikiranku, ngaku suka dan ketagihan nonton. Nah, emang selera orang beda-beda kan? Jadi kalau kalian penasaran setelah baca review-ku tadi, nonton aja film Dancing In The Rain mulai 18 Oktober 2018 di seluruh bioskop Indonesia ya.
ADVERTISEMENT