Kata Psikolog soal Penyebab, Dampak, dan Tips Atasi Toxic Productivity

Thea Adeline
Mahasiswi jurusan Marketing Communication di Bina Nusantara University
Konten dari Pengguna
24 Januari 2023 12:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Thea Adeline tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Toxic Productivity. Foto: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Toxic Productivity. Foto: Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah akhir-akhir ini kamu selalu menghabiskan waktu untuk bekerja, beraktivitas dan “produktif” dengan ekspektasi yang tinggi, hingga mengabaikan jam istirahat dan kegiatan lainnya?
ADVERTISEMENT
Produktivitas menjadi prioritas utama generasi muda dan mendorong generasi muda menghabiskan seluruh waktu untuk melakukan kegiatan, pekerjaan, dan berbagai bermanfaat. Terkadang bahkan beberapa dari kita sampai merasa bersalah jika tidak melakukan apa pun karena tuntutan pada diri sendiri. Hal tersebut dapat disebabkan karena generasi muda keliru dalam mengartikan “produktivitas” sehingga berujung pada toxic productivity.
Menurut salah satu psikolog, Untung Subroto, toxic productivity awalnya disebabkan oleh paparan media sosial yang selalu menampilkan orang-orang yang sukses dan berhasil di usia muda. Sehingga pada akhirnya, kita menciptakan standar yang terlalu tinggi dalam diri dan memiliki role model yang sudah sukses.
Hal tersebut tanpa disadari dapat menimbulkan rasa cemburu terhadap orang yang sukses dan menyebabkan seseorang dapat merasa sangat berambisi, sehingga terdorong untuk melakukan kegiatan secara terus menerus bahkan merasa menyesal jika tidak produktif.
ADVERTISEMENT
Sebagai psikolog lainnya, Laras Yuliansyah juga menambahkan bahwa toxic productivity bisa terjadi juga karena tuntutan lingkungan, ritme kerja (pace) yang semakin hari semakin cepat, serta membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Toxic productivity harus segera diatasi oleh generasi muda karena dapat memberikan dampak yang sangat buruk pada seseorang, seperti penurunan kesehatan tubuh, burnout atau stress yang berkepanjangan, mudah marah, hingga penurunan produktivitas itu sendiri.
Ilustrasi bekerja dalam tekanan. Foto: Warodom Changyencham/Getty Images
Untung Subroto Dharmawan dan Laras Yuliansyah memberikan 7 tips ampuh untuk kamu dapat mengatasi toxic productivity, yaitu sebagai berikut;
1. Kenali dirimu lebih dalam
Cobalah untuk mengenal dirimu lebih dalam. Lebih aware terhadap apa yang kamu rasakan, seperti saat kamu merasa cepat lelah atau terus merasa lelah. Jika kamu seringkali merasa lelah tanpa henti, cobalah untuk mulai mengurangi aktivitasmu.
ADVERTISEMENT
2. Ubah mindset
Mengubah mindset bahwa hidup itu harus seimbang antara bekerja, istirahat, dan bagian dalam kehidupan yang lainnya. Tubuhmu juga perlu istirahat. Tidak bisa dihabiskan setiap saat dengan bekerja untuk mencapai keinginan kita, sehingga mengabaikan hal-hal yang lain.
3. Turunkan ekspektasimu!
“Kalau ekspektasi terlalu tinggi, diturunkan. Tidak usah terlalu ngotot, tidak usah terlalu ngoyo sehingga menyiksa diri,” kata Untung Subroto.
Ekspektasi tinggi dapat menyebabkan banyak hal negatif dalam kehidupan kita. Maka dari itu, cobalah untuk menurunkan tingkat ekspektasi dalam diri. Jangan terlalu bersikeras sehingga menyiksa dirimu. Menurunkan ekspektasi bukan berarti kamu gagal, namun dengan begitu kamu dapat lebih menyayangi dirimu.
4. Buat jadwal yang jelas
Cobalah untuk mengatur waktumu sebaik mungkin. Kamu bisa memulai dengan membuat jadwal rutinmu setiap hari. Luangkan waktu bukan hanya untuk bekerja, tetapi juga untuk bersantai sejenak mengurangi penat dan tegang yang dirasakan.
ADVERTISEMENT
Dengan membuat jadwal yang jelas, kamu tidak perlu lagi membawa pekerjaan ke rumah karena dirimu telah menyelesaikan tanggung jawabmu sesuai waktunya.
5. Tentukan prioritas
Belajarlah untuk menentukan prioritasmu. Karena dengan menentukan prioritas, kamu dapat mencapai sesuai yang kamu inginkan, serta kamu tidak melakukan banyak pekerjaan dalam satu waktu.
com-Ilustrasi wanita yang sedang melihat daftar prioritas. Foto: Shutterstock
6. Menikmati setiap proses dalam kehidupan
Nikmatilah setiap proses dalam kehidupan, artinya, kamu tidak bisa memaksakan segala keinginanmu untuk lebih cepat karena semua ada prosesnya. Nikmati dan jalani saja prosesnya, serta selalu melakukan yang terbaik maka kehidupanmu akan menjadi lebih baik. Dibandingkan memaksakan diri untuk mencapai sukses dengan bekal dan kemampuan yang belum maksimal.
7. Cobalah untuk peduli dengan diri sendiri.
Tips yang terakhir ini yaitu peduli dan mencintai dirimu sendiri. Dengan mencintai diri sendiri, tentu saja kita akan lebih merawat diri kita dengan baik secara fisik maupun mental.
ADVERTISEMENT
Toxic productivity menjadi hal yang patut dihindari oleh kita semua. Pada dasarnya, memang semua yang “toxic” selalu membawa keburukan dan perlu dihilangkan.
Maka, mulai sekarang jangan pernah merasa bersalah jika kamu tidak melakukan apa pun setelah sebelumnya melakukan banyak kegiatan ya!