Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Islamisasi di Tanah Jawa: Berdirinya Kerajaan-Kesultanan Islam Sebagai Bukti
21 Desember 2024 15:28 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Az-zahra Nurfadhila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Islam telah mampu menguasai tanah Sumatra hingga abad ke-13 M. Berdirinya kerajaan Islam di tanah Sumatra menandai keberhasilan proses Islamisasi di Nusantara. Menyelisik lebih dalam, keterlibatan Samudera Pasai dengan perdagangan maritim internasional. Proses Islamisasi di Nusantara memang sangat dipengaruhi dari perdagangan maritim.
ADVERTISEMENT
Perkembangan selanjutnya, Islam merambat ke tanah Jawa. Berkembangnya Islam di tanah Jawa ditandai dengan berdirinya Kerajaan Demak oleh Raden Fatah sebagai kerajaan Islam pertama di daerah tersebut. Kerajaan Demak menjadi kekuatan politik di Jawa menggantikan kerajaan berbasis Hindu-Buddha yang pernah eksis. Pada sejarah perkembangannya, Kerajaan Demak pernah dipimpin oleh Raden Fatah, Pati Unus, Sultan Trenggono, Sunan Prawoto, dan Arya Penangsang.
Pada periode selanjutnya, di Jawa Barat berdiri Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten. Kita mengenal sosok Syarif Hidyatullah atau Sunan Gunung Djati sebagai seorang ulama yang terkemuka pada masa itu. Beliaulah yang berperan besar dalam pendirian Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten.
Mengenal Sunan Gunung Djati
Sunan Gunung Djati adalah salah satu dari sembilan sunan yang termaktub dalam Wali Songo. Sunan Gunung Djati memulai kariernya sebagai seorang penasihat politik untuk Sultan Trenggono dari Kerajaan Demak. Pada saat ekspansi militer Kerajaan Demak untuk mengambil alih Banten dari raja lokal Pajajaran, ia kerap disebut sebagai aktor utama dalam keberhasilan ini.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1522, Sunan Gunung Djati pindah ke Cirebon dan memperluas kekuasaan politik Islam di sepanjang pantai utara Jawa. Sunan Gunung Djati menjadikan Cirebon sebagai kesultanan Islam dan menjadikannya sebagai pusat penyebaran Islam ke berbagai daerah di Jawa Barat. Bersama dengan Pangeran Walangsungsang dan Maulana Hasanuddin, Sunan Gunung Djati menyebarkan Islam di Jawa Barat.
Islam di Timur Jawa
Giri-Gresik hadir menjadi suatu kawasan Islam yang populer sekaligus menjadi pelabuhan penting dalam jaringan perdagangan internasional. Tome Pires, salah satu petualang asal Portugis memberikan gambaran tentang Giri-Gresik sebagai mutiara Jawa di antara bandar-bandar perdagangan. Hal ini mengisyaratkan bahwa Giri-Gresik menjadi suatu pusat perdagangan sekaligus sebagai suatu kawasan pusat Islam.
Giri adalah nama tempat bagi Raden Paku atau Sunan Giri yang merupakan salah satu dari ulama Wali Songo. Giri-Gresik berkembang menjadi suatu kerajaan dengan ulama sebagai penguasanya. Sunan Giri adalah pendiri dari Kerajaan Giri Kedaton atau Giri-Gresik ini. Kerajaan Giri Kedaton mencapai puncak kemajuannya di bawah pemerintahan Suan Prapen pada tahun 1548-1605.
ADVERTISEMENT
Kerajaan Giri Kedaton menjadi pusat islamisasi di wilayah timur Jawa. Bahkan Lombok di Nusa Tenggara, Makassar di Sulawesi Selatan, dan Hitu di Maluku menjadi wilayah yang turut merasakan dampak dari pengaruh Kerajaan Giri Kedaton. Letak Kerajaan Giri Kedaton yang berada di belahan timur Jawa memberikan kesempatan bagi Sunan Prapen untuk menguatkan wilayah politik Islamnya. Kerajaan Giri Kedaton mampu menggeser pengaruh Kerajaan Mataram Islam dan Kerajaan Kudus.
Islam di Pedalaman Jawa
Pada akhir abad ke-16 M, di pedalaman Jawa berdiri sebuah kerajaan Islam yang dikenal dengan nama Kerajaan Mataram Islam. Berdirinya Kerajaan Mataram Islam tidak bisa lepas dari Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang. Pendirian Kerajaan Mataram Islam bertepatan dengan runtuhnya Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang. Panembahan Senopoati adalah raja pertama yang berkuasa di Kerajaan Mataram Islam sejak tahun 1584 sampai 1601.
ADVERTISEMENT
Kehadiraan Kerajaan Mataram Islam memberikan pengaruh besar dalam politik di Jawa. Ekspansi teritorial yang dilakukan oleh Kerajaan Mataram Islam, khususnya ke daerah pesisir yang menjadi tempat ulama sekaligus pedagang membuat kerajaan ini mendapatkan perhatian khusus. Di bawah pimpinan raja-raja yang kuat seperti Panembahan Senopati dan Sultan Agung Hanyokrokusumo, Kerajaan Islam mampu membentuk identitas Islam Jawa yang khas.
Berdirinya kerajaan atau kesultanan Islam di tanah Jawa menjadi salah satu bukti keberhasilan Islamisasi di wilayah ini. Tentunya, terdapat banyak faktor yang bisa menjadikan suatu kerajaan atau kesultanan eksis di tanah Jawa. Peran para raja atau sultan ataupun para pemerintah yang terlibat turut memberikan dampak keberlangsungan sebuah kerajaan atau kesultanan. Hadirnya kerajaan atau kesultanan Islam di tanah Jawa memberikan penguatan bahwa Islam mampu bertahan, berkembang, dan menyebar di Nusantara.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
Burhanudin, J. (2017). Islam dalam Arus Sejarah Indonesia (1st ed.). Jakarta: Kencana.