Konten dari Pengguna

Sama-sama Meniru Barat, Mengapa Gerakan Tanzimat dan Restorasi Meiji Beda Hasil?

Az-zahra Nurfadhila
Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati.
20 Desember 2024 17:28 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Az-zahra Nurfadhila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Canva.
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Canva.
ADVERTISEMENT
Gerakan Tanzimat adalah sebuah upaya pembaruan yang pernah dilakukan dalam sejarah Kesultanan Utsmaniyah. Sementara itu, Restorasi Meiji adalah sebuah gerakan revolusi paling masyhur dalam sejarah Jepang. Kedua gerakan ini memiliki persamaan, yakni sama-sama meniru konsep dari Barat. Akan tetapi, dalam pengimplementasiannya, terdapat perbedaan yang pada akhirnya menunjukkan hasil yang berbeda pula.
ADVERTISEMENT

Mengenal Gerakan Tanzimat

Gerakan Tanzimat adalah sebuah upaya pembaruan yang dicetuskan oleh Sultan Mahmud II pada tahun 1839. Gerakan Tanzimat dilakukan guna melindungi Kesultanan Utsmaniyah dari ancaman dan tekanan kekuatan Barat serta memodernisasikan Turki. Selain itu, tujuan dari Gerakan Tanzimat adalah untuk menjaga integritas wilayah Kesultanan dan memperkuat kekuasaan Sultan yang semula telah merosot. Gerakan Tanzimat juga diharapkan bisa membentuk masyraakat yang modern dan maju dengan mengadopsi nilai-nilai peradaban dari Barat.
Gerakan Tanzimat meniru konsep dari Barat agar Turki terhindar dari keterbelakangan dan mampu bersaing dengan bangsa Barat yang pada saat telah mengalami kemajuan di berbagai bidang. Pembaruan yang dilakukan adalah memodernisasi Kesultanan Utsmaniyah. Sultan Abdul Majid I yang saat itu menjadi penerus Sultan Mahmud II membuat Piagam Gulhane atau Hatt I Sherif Gulhane untuk mendukung jalannya Gerakan Tanzimat ini. Gerakan Tanzimat berfokus pada pembaruan di bidang militer, pendidikan, hukum, dan kaum minoritas.
ADVERTISEMENT
Pembaruan di bidang pendidikan pada era Tanzimat adalah melepaskan pendidikan umum dari kekuasaan para ulama dan menyerahkannya kepada kementerian pendidikan pada tahun 1847. Kemudian dibangunnya sekolah baru yang modern serta menerapkan kurikulum modern. Akses pendidikan diperluas dan pemerintah mengirimkan para pelajar untuk menuntut ilmu di negeri Barat. Perempuan juga diberikan kesempatan dan hak yang luas dalam pendidikan. Selain itu, dilakukannya penerjemahan karya ilmiah dan sastra Barat ke dalam bahasa Turki.
Era Tanzimat membentuk sistem birokrasi yang profesional. Kekuasaan dipusatkan dan berada di tangan pemerintah. Ini sejalan dengan sistem pemerintahan di Barat yang cenderung sentralistik dan birokratis. Hukum modern ditegakkan tanpa pandang bulu. Kaum non-Islam diberikan hak yang setara dengan kaum Muslim. Modernisasi juga dilakukan di bidang militer dengan mengadopsi teknologi dan taktik militer dari Barat.
ADVERTISEMENT

Mengenal Restorasi Meiji

Meiji Ishin atau Restorasi Meiji adalah sebuah peristiwa revolusi besar di Jepang yang terjadi pada tahun 1868. Restorasi Meiji menandai berakhirnya kepemimpinan Shogun Tokugawa dan dimulainya kepemimpinan Kaisar Meiji. Restorasi Meiji secara nyata merubah sistem pemerintahan Jepang yang semula berbentuk negara feodal menjadi negara monarki.
Restorasi Meiji dimulai ketika Jepang lepas dari Politik Isolasi atau kebijakan menutup negara dan enggan menjalin hubungan dengan dunia luar. Selain itu, faktor lainnya adalah datangnya tekanan dari Amerika Serikat pada tahun 1853 yang mengirimkan Commodore Matthew Perry ke Jepang untuk memaksa membuka pelabuhan dan membuka pintu perdagangan dengan negara. Kemudian, pemberontakan dari rakyat dan para kelompok samurai yang menuntut turunnya Shogun Tokugawa turut mejadi faktor dari Restorasi Meiji ini. Mereka memaksa Bakufuku untuk mengembalikan kekuasaannya kepada Kaisar pada 8 November 1867.
ADVERTISEMENT
Restorasi Meiji menerapkan konsep bahwasanya untuk mempertahankan diri dan mengimbangi kemajuan yang terjadi di negeri Barat, maka jalannya adalah dengan cara menguasai ilmu serta teknologi mereka, baik itu dalam bidang militer maupun di bidang ekonomi, sosial, dan pendidikan. Maka dari itu, kunci dari berlangsungnya Restorasi Meiji ini adalah dengan bangsa Jepang yang harus mau mempelajari ilmu dan teknologi Barat.
Pada April 1868, Kaisar Meiji mengambil Piagam Sumpah Lima Prinsip atau Gokajoo no Goseimon dalam rangka program meniru peradaban Barat. Lewat inilah Kaisar Meiji membuat kebijakan dalam menajalankan Restorasi Meiji. Kaisar Meiji membuat beberapa kebijakan, di antaranya adalah mengesahkan konstitusi Meiji, mendirikan pemerintahan konstitusional, menciptakan sistem pendidikan baru, dan menerapkan sistem kabinet pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Pendidikan mendapatkan perhatian penuh selama Restorasi Meiji. Pendidikan Jepang banyak melakukan modernisasi dan meniru sistem dari Barat. Jepang melakukan penerjemahan buku ilmiah secara besar-besaran ke dalam bahasa Jepang. Masyarakat Jepang mendapatkan kesempatan untuk mengakses pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Pemuda Jepang bahkan diizinkan untuk menempuh pendidikan lebih lanjut ke negara Barat.
Jepang memberlakukan wajib militer dan menghapus gologan samurai. Jepang juga mampu menciptakan masyarakat yang siap dan memiliki kesadaran untuk melakukan bela negara. Sistem militer Jepang di era Restorasi Meiji pun banyak mengadopsi teknologi Barat seperti teknik perang dan persenjataannya.
Perekonomian pada masa Restorasi Meiji mengalami perkembangan. Jepang mampu memanfaatkan dengan bijak dana yang terbatas untuk membangun industri. Jepang pada saat itu mampu menjadi pengekspor sutra. Jepang juga melakukan kerja sama yang kuat dengan perusahaan andal yang bernama Zaibatsu. Perusahaan inilah yang turut membantu kesuksesan ekonomi Jepang di era Restorasi Meiji.
ADVERTISEMENT

Kegagalan Gerakan Tanzimat dan Keberhasilan Restorasi Meiji

Gerakan Tanzimat tidak mampu mengatasi masalah kemerosotan Kesultanan Utsmaniyah. Gagalnya Gerakan Tanzimat disebabkan oleh adanya perlawanan dan pemberontakan dari kelompok konservatif yang merasa terancam dengan perubahan yang terlalu signifikan. Gerakan Tanzimat juga mendapat kritik dari tokoh Tanzimat itu sendiri. Mereka beranggapan bahwa tidak semua konsep dari Barat itu cocok diterapkan di Kesultanan Utsmaniyah dan seharusnya yang dilakukan adalah menjaga nilai-nilai keislaman.
Eropa datang memberikan tekanan untuk melemahkan dan mengancam kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah. Lalu, munculnya gerakan nasionalisme di berbagai wilayah juga menjadi ancaman bagi kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah. Berdirinya negara-negara baru di wilayah bekas Kekuasaan Utsmaniyah pun turut menjadi ancaman. Selain itu, terjadinya korupsi dalam birokrasi menjadi penanda gagalnya Gerakan Tanzimat ini.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Restorasi Meiji berhasil menciptakan Jepang menjadi negara yang maju dan sukses dalam bidang pembangunan, perekonomian, pemerintahan, dan angkatan perang. Restorasi Meiji bisa berjalan sukses berkat pemimpinnya, yakni Kaisar Meiji yang merupakan visioner dan bisa menyatukan rakyat serta mampu mengambil keputusan yang bijak. Pendidikan Jepang yang mendapatkan perhatian penuh mampu memberikan dampak kesuksesan lewat terciptanya generasi-generasi gemilang. Industri yang berjalan lancar dan cepat sehingga perekonomian berjalan pesat. Militer yang kuat dan modern hingga memperngaruhi kawasan Asia Timur.
Jepang mampu beradaptasi dan belajar dengan baik dari konsep Barat. Jepang juga mampu mengadopsi dan bertahan terhadap perubahan. Masyarakat Jepang pun mendukung restorasi ini. Sementara itu, Gerakan Tanzimat acapkali mendapat kritikan dari kelompok konservatif dan para ulama. Bahkan pelaksana dari Gerakan Tanzimat ini pun menyadari bahwa pembaruan ini kurang cocok diterapkan di Kesultanan Utsmaniyah.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya Restorasi Meiji mampu menghantarkan Jepang menjadi negara maju yang disegani dunia sementara Gerakan Tanzimat malah gagal menyelamatkan Kesultanan Utsmaniyah dari kemunduran.