Konten dari Pengguna

Core Values ASN BerAKHLAK dalam Peran Penyuluh Pertanian

Therial Qarnel
ASN Penyuluh Pertanian
26 Februari 2025 14:40 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Therial Qarnel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketahanan pangan sudah menjadi isu politik yang sekarang digaungkan kembali. Target swasembada menjadi hal prioritas Kementerian Pertanian beserta seluruh jajarannya. Di tengah aneka tantangan seperti dampak perubahan iklim (DPI), kondisi tanah yang sudah sakit, Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang tiap masa pertanaman masih ada, pertanian berkelanjutan menawarkan opsi mengatasi tantangan kedepan, secara komprehensif memastikan ketersediaan pangan yang cukup, gizi yang baik tanpa merusak ekosistem atau lingkungan.
Kegiatan Penyuluhan Awal Musim Kec. Lemahabang. (Sumber: Dok Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan Penyuluhan Awal Musim Kec. Lemahabang. (Sumber: Dok Pribadi)
Untuk membangun swasembada pertanian tentunya melibatkan penyuluh pertanian di dalamnya. Penyuluh pertanian memiliki beberapa peranan, yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Fasilitator (membantu petani dalam mengakses adopsi inovasi teknologi, akses pasar serta akses modal)
2. Motivator (memberikan dorongan agar petani mau, dan mampu menerapkan teknologi), konsultan (membantu petani dalam memecahkan masalahnya)
3. Organisator (membantu petani dalam membentuk dan mengelola kelompok tani),
4. Edukator (memberikan pengarahan, pelatihan, serta pembinaan dalam bidang pertanian)
5. Agen perubahan (dimana penyuluh dapat menyebarluaskan informasi dan pengetahuan kepada petani).
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembangunan pertanian berkelanjutan, penyuluh pertanian perlu menginternalisasikan dan mengintegrasikan 3 aspek “Core Value ASN” BerAKHLAK, yaitu berorientasi pelayanan, kolaboratif, serta menjunjung tinggi nilai harmonis dalam berinteraksi baik dengan sesama petugas, stakeholder, petani maupun pelaku usaha.
Nilai berorientasi pelayanan, bisa merujuk pada istilah “Pelayanan prima”, dimana sebagai seorang ASN Penyuluh pertanian tidak hanya berkewajiban memberikan informasi kepada petani melainkan lebih dari itu.
ADVERTISEMENT
Memberikan layanan berkualitas tinggi, mampu merespon cepat segala permasalahan di lapangan, mampu memberikan solusi dan memberikan layanan yang berorientasi pada kebutuhan petani sesuai dengan apa yang kita buat dalam Identifikasi Potensi Wilayah (IPW), serta Program dan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian (RKTPP).
Selain itu penyuluh harus terus mengembangkan metode penyuluhan yang efektif dan efisien agar menarik minat petani. Seperti dengan penggunaan media sosial, membuat video penyuluhan, pemanfaatan aneka aplikasi pertanian dalam membantu menyelesaikan permasalahan di lapangan, dan lain sebagainya.
Seperti yang kita ketahui, bahwa ketika di lapangan petani akan menganggap penyuluh sebagai orang yang kompeten dan memahami segala hal, meskipun itu bukan ranah penyuluh. Apapun permasalahannya, penyuluh dianggap harus bisa menyelesaikannya. Misalnya saja mengenai hama dan penyakit, petani sudah barang tentu menanyakannya kepada penyuluh meskipun ada petugas lain yaitu POPT (Petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan) yang memiliki tupoksi dalam menjelaskan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain itu terkait pengairan, entah itu tentang pembagian golongan air, ketersediaan traktor, jaringan irigasi yang rusak serta jalan usaha tani yang rusak sering kali ditanyakan kepada penyuluh. Semua hal tersebut haruslah diselesaikan penyuluh dengan melakukan kolaborasi aktif dengan semua stakeholder.
Kolaborasi yang kerap kali terjadi, yaitu pada penyuluhan awal musim di tingkat Kecamatan ataupun Desa dengan mengundang berbagai pihak terkait sebagai narasumber. Seperti mengundang dari Perum Jasa Tirta II (terkait teknis pengairan), Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, kerjasama dengan PUPR (terkait rehabilitasi jaringan irigasi tersier dan jalan usaha tani), POPT/BBPOPT (Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan), Pupuk Indonesia (terkait pupuk subsidi), Distributor pupuk, akademisi serta pelaku usaha.
Kegiatan Penyuluhan di Poktan Apur 1 Desa Pulojaya. (Sumber: Dok Pribadi)
Kolaborasi aktif ini diharapkan mampu menyelesaikan berbagai permasalahan di lapangan. Sinergitas antar lembaga serta petani tentunya harus dapat mendukung program pertanian berkelanjutan agar target swasembada pangan tercapai.
ADVERTISEMENT
Pelayanan prima serta kolaboratif belumlah lengkap tanpa menjaga keharmonisan dengan sesama petugas, stakeholder, serta petani. Hubungan yang harmonis akan mampu membangun kepercayaan publik serta sebagai fondasi awal dalam keberhasilan program penyuluhan.
Nilai “harmonis” dalam Core value ASN BerAKHLAK melibatkan rasa empati (menunjukkan dukungan serta rasa peduli terhadap petani), menumbuhkan rasa kepercayaan petani terhadap petugas, rasa saling menghargai dan menghormati petani, menghargai pengetahuan serta pengalaman petani, melakukan komunikasi yang efektif dengan menggunakan bahasa yang sopan dan mudah dipahami oleh petani, terakhir menjunjung keterbukaan dimana penyuluh terbuka terhadap ide-ide petani serta menghargai kritik yang membangun.
Ketika nilai berorientasi pelayanan, kolaborasi serta harmonis diinternalisasikan dan diintegrasikan ke dalam pendekatan penyuluhan pertanian diharapkan akan mampu memberikan dampak yang signifikan dalam hal peningkatan adopsi inovasi teknologi yang disosialisasikan, peningkatan produktivitas serta pendapatan petani, peningkatan kepercayaan diri petani, serta menyukseskan program pertanian berkelanjutan.
ADVERTISEMENT