Konten dari Pengguna

Idul Fitri Momentum Silaturahim Kebangsaan

Latief Mukhtar
Founder Mukhtar Institute
22 April 2023 10:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Latief Mukhtar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Umat Islam melaksanakan Shalat Idul Fitri 1444 H di Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (22/4/2023). Foto: Mohammad Ayudha/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Umat Islam melaksanakan Shalat Idul Fitri 1444 H di Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (22/4/2023). Foto: Mohammad Ayudha/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menyambungkan hati terlebih dahulu sebelum menyambungkan pikiran. Karena jika hati belum tersambung, maka apa yang tampak sama di dalam pikiran akan terasa berbeda di dalam perasaan. Akan tetapi jika hati sudah tersambung, maka apa yang berbeda di dalam pikiran, maka akan tampak sama di dalam perasaan.
ADVERTISEMENT
Kira kira itulah yang ingin penulis sampaikan terlebih dahulu dalam kesempatan yang berbahagia pada momen Idul Fitri tahun ini.
Setelah kita semua menyelesaikan puasa sebulan penuh, akhirnya di penghujung bulan ramadhan, kita bisa bertemu dengan satu hari yang diselebrasikan untuk menandai bahwa kita sudah dianggap selesai bermetamorfosis.
Kita semua terlahir kembali menjadi manusia manusia baru dan selesai melaksanakan pendidikan ramadhan. Dari pendidikan ramadhan itu, kita mendapatkan satu pelajaran penting, bahwa salah satu musuh utama manusia adalah kemiskinan dan rasa lapar. Oleh karenanya supaya manusia bisa mengenali musuhnya dengan baik, maka terlebih dahulu manusia diajarkan bagaimana merasakan lapar itu, dan selanjutnya bisa dicari cara untuk menyelesaikannya.
Pada bagian lain yang menjadi agenda dan tugas negara yang diamanatkan konstitusi adalah juga menyelesaikan persoalan kemiskinan.
ADVERTISEMENT
Maka di sinilah bertemu antara tujuan agama dan agenda negara. Oleh karenanya, manusia manusia baru yang sudah menjalankan tuntunan agamanya sudah seharusnya menjadi manusia manusia baru yang bisa menyelesaikan persoalan kemiskinan ini dalam kerangka entitas negara dan bangsa.
Menggabungkan kata silaturahim dengan kebangsaan adalah satu ide yang lahir dari semangat untuk mengkombinasikan agama dengan negara. Di mana negara akan sangat membutuhkan konten dalam tata kelolanya. Dan konten yang paling relevan untuk dipakai oleh negara adalah nilai nilai yang bersumber dari agama. Ini membutuhkan kesadaran kolektif yang dimulai dari sebuah tradisi yang kuat untuk selalu menjaga silaturahim kebangsaan, karena dengan silaturahim kebangsaan, akan bertemu antara pikiran dan tindakan dalam simpul kolektifisme.
ADVERTISEMENT
Itulah yang menjelaskan kenapa agama dan negara punya tujuan sama dalam hal penyelesaian kemiskinan. Negara harus punya determinasi yang kuat untuk mengurai persoalan kemiskinan dari hulu sampai hilir, dan agama punya jawabannya untuk menyelesaikan persoalan kemiskinan itu.
Jika ada pertanyaan apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan kemiskinan, maka spirit manusia manusia baru yang sudah ditempa dalam ajaran agama (ramadhan) lalu digabungkan dengan determinasi kolektif yang dihasilkan dari silaturahim kebangsaan itulah yang dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan kemiskinan.