Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Konten dari Pengguna
Pengaruh Warna dan Bunyi Mainan terhadap Anak Speech Delay
1 Desember 2024 13:09 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Thitania Hanum Fathina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengertian Kognitif
ADVERTISEMENT
Kognitif merupakan bagian otak yang mengatur pengambilan keputusan. Perkembangan kognitif akan memudahkan individu untuk menangkap informasi umum dan berpikir kompleks. Penurunan fungsi kognitif akan berefek pada daya ingat, bahasa, dan berpikir. Sedari bayi, anak memiliki tahapan milestones untuk mengukur kognitif mereka. Namun, beberapa anak terkadang terlambat untuk mencapai milestones selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Kognitif juga dapat memiliki gangguan, yang disebut gangguan fungsi kognitif. Salah satu gangguannya adalah anak yang belum bisa bicara di usia seharusnya atau speech delay. Anak yang terlambat bicara biasanya sudah menunjukkan tanda-tanda sejak usia 1 tahun, seperti tidak merespon yang ia dengar dan tidak mengoceh. Anak akan menjadi susah memfokuskan perhatiannya dan susah untuk menyelesaikan masalah karena penurunan fungsi kognitif.
Pengertian Speech Delay
Speech delay merupakan kondisi gangguan kognitif dimana anak usia dini mengalami gangguan keterampilan berbicara secara jelas. Gangguan speech delay biasanya dialami anak dengan rentang usia golden age dimana anak mengalami perkembangan dalam aspek fisik, aspek kognitif, dan aspek sosial. Anak dikatakan speech delay saat usia 2 tahun belum bisa bicara sepatah atau dua patah kata. Anak dengan speech delay memiliki hambatan yang berkaitan dengan produksi bahasa seperti membaca, menulis, serta dalam bersosialisasi sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Faktor Penyebab Speech Delay
Salah satu penyebab speech delay adalah karena frekuensi menonton anak berlebihan sehingga anak hanya fokus mendengar dan tidak menstimulus anak untuk berbicara. Intensitas umpan balik antara orang tau/pengasuh dengan anak memiliki pengaruh yang signifikan. Faktor lain yang dapat mempengaruhi anak mengalami speech delay adalah malfungsi neurologis. Keterampilan komunikatif seperti bahasa merupakan kemampuan anak untuk menggabungkan informasi multisensori menjadi persepsi yang kohensif. Pemrosesan bahasa ini sering melibatkan atribut visual dan pendengaran. Untuk berbahasa daerah broca pada otak yang bertugas membuat bahasa yang runtut, koheren, dan terstruktur; daerah wernicke yang bertugas memahami perkataan orang lain; dan daerah geschwind yang memahami makna bahasa seperti sarkasme, candaan, dan emosi harus berfungsi dengan baik.
ADVERTISEMENT
Pengaruh Mainan Berwarna dan Bersuara terhadap Kognitif
Mainan dapat menyebabkan overstimulasi yang mengganggu pemrosesan belajar anak. Pemilihan mainan yang benar dapat mengurangi kemungkinan speech delay pada anak. Mainan yang tepat dapat merangsang imajinasi, kreativitas, dan pemecahan masalah pada anak. Pengenalan warna sejak dini pada anak juga dapat merangsang kognitif anak. Warna dapat membantu meningkatkan stimulus rangsangan untuk dikode (encode), disimpan (stored), dan diambil kembali (retrieved). Namun, pemberian mainan dengan intensitas warna yang mencolok dapat memiliki pengaruh dengan persepsi anak. Sehingga, para ahli menyarankan untuk memberikan mainan dengan saturasi rendah serta sesuai dengan kebutuhan motorik halus dan kasar dengan intensitas waktu yang dijaga.
Mainan yang mengeluarkan suara secara tidak langsung berpengaruh terhadap perkembangan bahasa anak. Mainan yang mengeluarkan suara dapat menyebabkan anak nyaman untuk mendengar saja, sehingga kemauan untuk berbicara menurun dan kemungkinan mengalami speech delaynya meningkat. Namun, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Subspesialis Anak dan Remaja (Psikiatri) RS Pondok Indah mengatakan bahwa anak yang mengalami speech delay sudah memiliki kendala sensori sebelum dia terpapar dari suara. Anak yang tidak memiliki masalah dalam pemrosesan tidak memiliki pengaruh dengan mainan yang berisik asalkan tetap diberikan stimulasi yang tepat sesuai perkembangan usianya.
ADVERTISEMENT
Ungkapan “banyak mainan, anak semakin happy” seharusnya dapat dikoreksi. Banyaknya mainan akan membuat anak bingung dan sulit fokus. Sebuah penelitian di University of Toledo, Ohio, Amerika Serikat, merekrut 36 balita dan memberikan balita tersebut 4 atau 16 mainan. Hasilnya, selama satu setengah jam, balita yang memiliki 4 mainan lebih kreatif dari yang memiliki 16 mainan. Anak belum dapat mengontrol perhatian atau konsentrasi mereka. Dengan mainan yang sedikit, anak dapat lebih lama mengeksplor mainan tersebut dan berpikir lebih kreatif dengannya.
Solusi Meningkatkan Keterampilan Berbicara
Saat usia 5 tahun, keterampilan sosial anak akan meningkat karena sudah masuk usia sekolah. Anak sudah dapat bermain bersama teman-teman sebaya mereka. Anak dengan speech delay berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat ataupun bahasa bayi. Terkadang anak dengan speech delay tidak bersuara dan tidak berekspresi saat namanya dipanggil. Akibat kesulitan mengungkapkan keinginannya secara verbal, penderita speech delay tidak percaya diri ikut serta dalam percakapan teman temannya dan sulit berelasi. Interaksi sosial sangat diperlukan dalam memberi dukungan serta kesempatan berinteraksi secara aktif sehingga dapat meningkatkan keterampilan berbicara.
ADVERTISEMENT
- Menggunakan media audio visual
Untuk meningkatkan kognitif anak yang mengalami speech delay dapat dilakukan dengan menggunakan media audio visual. Pilihlah media audio visual yang membuat interaksi timbal balik dengan anak. Media audio visual akan meningkatkan kognitif anak karena menuntut anak berinteraksi.
- Melibatkan anak dalam aktivitas sehari-hari
Melibatkan anak dalam segala komunikasi baik di rumah maupun di luar rumah akan memaksa anak untuk berbicara dan saat pengucapan anak yang keliru dapat langsung dikoreksi agar anak mengetahui mana pengucapan yang benar. Hal tersebut dapat meningkatkan persepsi kognitif anak terhadap bahasa.
- Baca kepada anak
Bacakan buku yang sesuai dengan umur anak, seperti nama-nama buah, hewan, dan lain lain. Anak akan dapat merespon hal yang didengarnya dan membuat otaknya bekerja memproses informasi baru. Anak akan jauh lebih bisa fokus.
ADVERTISEMENT
- Terapi wicara
Terapi wicara juga dapat dilakukan untuk membantu anak yang terlambat bicara. Terapi akan menstimulasi otot-otot dan mulut anak untuk mengeluarkan suara atau kata yang benar. Pemberian gadget terhadap anak yang mengalami speech delay wajib diawasi, karena jika dibiarkan anak akan semakin terbiasa hanya mendengar dan merasa tidak merespon kata-kata dan berinteraksi.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia Fitri, N., Satriana, M., & Kartika, W. I. (2024). Dampak Media Audiovisual Interaktif terhadap Anak Speech Delay Usia 5-6 Tahun. Murhum : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 847–860.
Angraeni, R., Irawan, B., & Maulana, A. (2024). Faktor dan Cara Mengatasi Speech Delay terhadap Pemerolehan Bahasa Anak. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra, 10(1), 773-779.
ADVERTISEMENT
Fauziah Nasution, Raya Idul Fitri, Inayatu Safitri, & Ade Nurcahyani Ritonga. (2023). PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA. ARIMA : Jurnal Sosial Dan Humaniora, 1(3), 131-142. https://doi.org/10.62017/arima.v1i3.703
Mason, Gina M., Michael H. Goldstein, and Jennifer A. Schwade. 2019. “The Role of Multisensory Development in Early Language Learning.” Journal of Experimental Child Psychology 183 (July): 48–64. https://doi.org/10.1016/j.jecp.2018.12.011.