Celotehan Makna Kopi yang Overdosis

Thogu Ahmad Siregar
Mahasiswa Hukum
Konten dari Pengguna
23 November 2020 17:20 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Thogu Ahmad Siregar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Galeri Sebuah Kopi
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Galeri Sebuah Kopi
ADVERTISEMENT
Salah besar jika memaknai kopi hanya dengan minum kopi saja, sekarang ini. Minum kopi di era sekarang sangat menarik jika mengikuti perkembangannya. Banyak yang positif bukan berarti tidak ada yang negatif, misalnya dengan minum kopi lalu mendadak puitis atau kesurupan menjadi seniman ulung.
ADVERTISEMENT
Jika dahulu tradisi meminum kopi identik dengan, ya minum kopi aja disambung dengan obrolan jika ada teman ngobrol. Nah, sekarang tradisi meminum kopi secara perlahan paradigmanya sudah berubah di kalangan anak muda. Arah meminum kopi atau ngopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup, atau alibinya ngopi itu gue banget. Padahal sampe rumah mual-mual, mungkin.
Perubahan-perubahan tersebut terjadi bukan karena tanpa sebab. Salah satu penyebab terbesarnya ialah bisnis kopi di Indonesia beberapa tahun belakangan berkembang pesat. Inovasi dan pembaharuan-pembaharuan terus bergulir. Tak heran jika tren ngopi dapat bertahan lama dan masih berjalan sampai sekarang.
Banyak indikasi yang dapat dilihat dari berkembangnya industri kopi. Mulai dari menjamurnya kedai kopi yang buka disetiap sudut gang, munculnya kopi-kopi dari daerah yang selama ini dipendam oleh perusahaan-perusahaan besar atau eksportir kapital*s. Hal ini pastinya sangat bagus dan bertambahnya peluang bisnis atau pekerjaan bagi anak muda yang rada males dikerjain korporat. Banyak yang tertolong dengan berkembangnya industri kopi, salah satunya yang nulis ini.
ADVERTISEMENT
Dengan berkembangnya industri kopi maka kebiasan masyarakat untuk minum kopi juga meningkat dan mempunyai gayanya masing-masing. Ada yang memang dari dulu senang dan semakin ingin untuk mengulik, ada yang gak suka jadi suka, ada yang gak tau malah jadi sok tau. Pokoknya ada perkembangan.
Jika dahulu metode menyeduh kopi yang dikenal hanya metode tubruk, iya yang tinggal disiram panas itu. Nah sekarang metode penyeduhan sudah bervariasi dan masing-masing metode punya penggemarnya tersendiri. Kenapa begitu, berbeda metode berarti berbeda output yang dihasilkan. Meskipun pada dasarnya sama-sama kopi, tapi beda dong rasa kopi menggunakan mesin dengan kopi yang diseduh menggunakan metode manual brew. Menarik bukan.
Nah, hal ini yang sebenarnya menimbulkan sekte-sekte yang overdosis itu. Semakin bervariasinya penyeduhan kopi maka semakin banyak peminum kopi menemukan metode penyeduhan yang menurut dia cocok dengan seleranya. Ada juga yang sudah sangat terbiasa dengan metode lama dan lumayan resah dengan metode-metode baru yang menurut seleranya itu tidak cocok.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya yasudahlah, itukan selera orang masing-masing. Hanya saja lumayan resah ketika ngobrol dengan para peminum kopi yang berbeda genre metode penyeduhan yang di dalamnya ada celetukan “ah gak enak kopi dibuat dengan metode itu, ah bukan kopi itu yang kamu minum, ah inilah, ah itulah”, di depan orang yang sedang minum kopi dengan metode yang baru aja ia rendahkan. Rada sebel, tapi di iya in aja sih gampangnya.
Yasudahlah, setiap orang punya seleranya masing-masing dan yang diminum juga masih kopi. Itu sama aja seperti bubur ayam, ada yang seneng diaduk dan ada juga yang doyannya gak diaduk. Ya begitu juga sama kopi, ada yang suka diseduh dengan metode manual brew dan ada juga yang sukanya dibuat menggunakan mesin espresso.
ADVERTISEMENT
Yang jadi masalah itu, nge-update status media sosial sedang ngopi. Eh, taunya yang dipesan Matcha latte. Ngajakin temen-temen ngopi, nyampe di coffee shop pesannya lemon tea. Nah itu baru ga bener.
Dibalik keluh kesah itu semua, kata “ngopi” mengalami perluasan makna yang tidak lagi sekadar melakukan kegiatan meminum kopi saja. Bisa saja basa-basi, bisa aja strategi agar temennya mau diajak nongkrong ke kedai kopi. Tapi dibalik hura-hara itu semua, hal ini menandakan jika industri kopi nusantara sedang hangat-hangatnya dan cukup konsisten jika dibandingkan dengan zaman batu akik. Canda pak!
Tinggal bagaimana yang minum kopi terus dapat menikmatinya dan yang belum biasa untuk minum kopi untuk mencoba dan mudahan bisa ketagihan minum kopi. Minum kopi bukan hal yang harus di lebih-lebihkan, apa pun itu metode dan caranya.
ADVERTISEMENT
---
Thogu Ahmad Siregar, Owner Sebuah Kopi.