Memahami Pengaruh AUKUS dengan Pandangan Realisme terhadap Indo-Pasifik dan Cina

Tian Nugraha
Politik dan Pemerintahan - Universitas Gadjah Mada
Konten dari Pengguna
14 Oktober 2021 16:30 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tian Nugraha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber foto: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber foto: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Istilah Indo-Pasifik digunakan untuk menjelaskan satu zona maritim di wilayah Samudera Hindia dan Samudera Pasifik yang memiliki kerja sama dalam kebijakan luar negeri, pertahanan, dan ekonomi. Indo-Pasifik tidak seperti integrasi kawasan regional seperti regionalisme Asia Tenggara ataupun Eropa. Indo-Pasifik dapat dipahami sebagai isu politik internasional yang melintasi dua samudera.
ADVERTISEMENT
Indo-Pasifik telah menjadi kawasan yang penuh dengan kepentingan dari beberapa negara. Menurut Davidson dalam jurnalnya yang berjudul Introduction to the Indo-Pacific Security Challenges bahwa Indo-Pasifik merupakan kawasan yang sangat potensial, diproyeksikan pada 2050 kawasan tersebut akan menyumbang lebih dari 55 persen dari PDB global. Maka, Indo-Pasifik menjadi kawasan yang berpeluang untuk terjadinya kerja sama antara negara maju dan berkembang.

Pandangan Realisme

Pandangan Realisme merupakan salah satu pendekatan dalam ilmu hubungan internasional, Realisme meyakini bahwa negara merupakan aktor yang penting dalam dunia yang anarki. Anarki memiliki makna bahwa tidak ada kekuatan yang dapat mengatur sebuah negara. Negara menjadi kunci dalam unit analisis. Realisme juga meyakini bahwa negara merupakan aktor rasional (rational actor) yang mana sebuah negara akan berpikir secara rasional, maksudnya setiap negara akan selalu mengambil keuntungan sebesar-besarnya dengan mengharapkan kerugian sekecil-kecilnya. Realis akan berfokus pada keamanan nasional ataupun internasional, terutama fokusnya terhadap konflik yang terjadi maupun potensi konflik yang akan ditimbulkan. Penggunaan kekuatan akan selalu dipakai sebagai pendekatan untuk menyelesaikan sengketa maupun pencegahan terhadap perebutan teritorial ataupun kedaulatannya.
ADVERTISEMENT
Melihat dari Pandangan Realisme yang berfokus pada negara sebagai aktornya dan penggunaan kekuatan sebagai pencegahan dalam perebutan teritorial, dengan meminjam pandangan Realisme tentu akan membantu dalam memahami dan menjawab situasi yang terjadi, dalam hal ini, Realisme akan menjawab implikasi pada kerja sama AUKUS yang dilakukan tiga negara besar yaitu Australia, Inggris, dan Amerika Serikat.

Kebangkitan Cina

Merujuk kepada pendapat Haris dalam jurnalnya yang berjudul United States Strategic Culture and Asia-Pacific Security bahwa bangkitnya Cina di kawasan Indo-Pasifik menjadi tekanan tertentu bagi politik kawasan, terutama bagi Amerika Serikat yang memiliki kepentingan strategis di kawasan tersebut. Kepentingan yang dimiliki oleh Amerika di antaranya upaya untuk menjamin stabilitas kekuatan yang seimbang, kebebasan navigasi terhadap kepentingan energi dan perdagangan komersial, serta mencegah ancaman dari terorisme.
ADVERTISEMENT
Mengutip kalimat dari seorang Pejabat Tinggi di Pentagon bahwa Cina sedang meningkatkan militer globalnya dengan tujuan untuk menjadi kekuatan utama (preeminent power) di kawasan Indo-Pasifik dengan meningkatkan militernya di sepanjang kawasan tersebut. Kebangkitan Cina dalam pandangan Realisme akan mengakibatkan konflik kepentingan (conflict of interest) antara Cina dan Amerika Serikat. Tentu untuk menyeimbangkan keseimbangan kekuasaan di kawasan Indo-Pasifik, Amerika Serikat perlu memiliki sekutu yang lebih dekat dengan posisi geografis Indo-Pasifik dan Cina, atau dalam hal kerja sama AUKUS, Amerika Serikat dan sekutunya berupaya untuk memperkuat persenjataan militer di bidang maritim melalui Australia. Tentu Cina yang telah menjadi negara yang besar dan berpengaruh terutama pada bidang militer maupun ekonomi akan menjadi salah satu dasar untuk membuat kerja sama AUKUS.
ADVERTISEMENT

Stabilitas Kawasan

Munculnya Australia, the United Kingdom, and the United States (AUKUS) melihat dari pandangan realisme menjadikan Cina memiliki lawan yang sepadan di kawasan Indo-Pasifik. Menurut Patrick Wintour dalam tulisannya di The Guardian, AUKUS pada dasarnya merupakan kerja sama antara ketiga negara yaitu Australia, Inggris, dan Amerika Serikat dalam bidang keamanan untuk membuat kapal selam bertenaga nuklir, namun Realisme melihat adanya pesan politik dalam kerja sama tersebut untuk stabilitas kawasan Indo-Pasifik. Amerika Serikat dapat dikatakan berhasil dalam membuat stabilitas keamanan kawasan Indo-Pasifik terhadap Cina sebagai negara yang memiliki power, dengan Amerika Serikat yang menggandeng Australia dan Inggris menjadikan kekuatan baru untuk menahan kebangkitan Cina.
Kerja sama ketiga negara tersebut menjadikan Cina berhadapan dengan lawan baru di Indo-Pasifik sekaligus akan menahan perkembangan militer Cina yang semakin kuat dari waktu ke waktu. AUKUS dapat menjadi respons langsung dari Amerika dan sekutunya untuk menahan pengaruh Cina yang semakin meluas, diketahui bahwa negara barat memiliki kekhawatiran terhadap keterlibatan Cina dalam memperebutkan Laut Cina Selatan. AUKUS dengan dasar kerjasamanya berupa memperkuat pertahanan militer maritim dipercaya akan menjadikan kekuatan tambahan bagi negara barat untuk melawan Cina yang kemudian akan terciptanya keseimbangan kekuatan (balance of power), karena ketika kedua kekuatan seimbang diyakini tidak akan saling berperang. Disisi lain, AUKUS perlu bersiap akan respons Cina, karena ketika Cina meyakini upaya AUKUS merupakan sebuah perlombaan senjata atau pertahanan untuk melawan Cina, maka Cina akan bersiap untuk memperkuat militernya.
ADVERTISEMENT
Merujuk kepada artikel dari Mick Tsikas di The Conversation bahwa Selain Amerika, Inggris dan Australia memiliki implikasinya masing-masing terhadap pembentukan kerja sama AUKUS. Dalam sumber tertentu disebutkan bahwa Inggris melihat AUKUS sebagai peluang pasca keluarnya Inggris dari Uni Eropa untuk menunjukkan pengaruhnya terhadap dunia. Australia akan menjadi kekuatan yang baru untuk melawan Cina. Dengan tambahan kekuatan di bidang militer dari hasil kerja sama AUKUS, Australia dapat menjadi negara yang menstabilkan kondisi regional.

Balance of Power

Melihat dari pandangan Realisme, terbentuknya AUKUS dapat menjadikan seimbangnya kekuatan (balance of power) di kawasan Indo-Pasifik melihat militer Cina yang semakin berkembang dari waktu ke waktu. Realisme selalu melihat bahwa peperangan mungkin saja terjadi (the possibility of war), seperti di musim hujan, walaupun tidak akan selalu hujan di setiap harinya, kemungkinan terjadinya hujan akan selalu terjadi. AUKUS dapat menjadi penghambat dan musuh baru bagi Cina. Setidaknya dalam kawasan Indo-Pasifik terdapat dua kekuatan yang seimbang, dengan harapan tidak saling menyerang, karena bila kemudian terjadi adu kekuatan, kedua kekuatan tersebut tentu akan menghadapi kerugian yang besar.
ADVERTISEMENT