Konten dari Pengguna

Bagaimana Pengaruh Tingkat Kesibukan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Anak?

Tiara Ardelia Setiany
Saya adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
18 Desember 2024 18:51 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tiara Ardelia Setiany tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: gambar AI
zoom-in-whitePerbesar
sumber: gambar AI
ADVERTISEMENT
Kesibukan orang tua dalam pekerjaan seringkali membawa dampak signifikan terhadap prestasi belajar anak. Orang tua yang terlalu sibuk cenderung memiliki keterbatasan waktu untuk mendampingi anak dalam proses belajarnya. Padahal, dukungan emosional dan keterlibatan orang tua memiliki peran penting dalam meningkatkan motivasi, disiplin, serta rasa percaya diri anak di sekolah.
ADVERTISEMENT
Menurut data dari International Labor Organization (ILO), mayoritas pekerja di Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki jam kerja yang melebihi batas normal. Sebanyak 24,9 persen pekerja perempuan diketahui bekerja lebih dari 49 jam per minggu, sementara 23,8 persen lainnya bekerja antara 40 sampai 48 jam per minggu. Sementara itu, 34,2 persen pekerja laki-laki juga melaporkan bekerja lebih dari 49 jam per minggu, dengan 32,8 persen lainnya berada di kisaran 40 sampai 48 jam per minggu.
Jam kerja yang tinggi ini dikhawatirkan dapat mengurangi waktu interaksi antara orang tua dan anak. Padahal, interaksi yang berkualitas antara orang tua dan anak merupakan salah satu faktor kunci dalam mendukung perkembangan anak, baik dari segi akademik maupun emosional. Kesibukan yang tidak diimbangi dengan perhatian dan keterlibatan orang tua dapat berdampak negatif terhadap prestasi belajar anak. Anak yang kurang mendapatkan dukungan emosional dan pendampingan dalam proses belajar cenderung kehilangan motovasi, meresa kurang percaya diri, dan mengalami kesulitan untuk mengembangkan kedisiplinan dalam belajar. Interaksi yang minim dengan orang tua juga dapat membuat anak meresa diabaikan, yang pada akhirnya berdampak pada penurunan prestasi akademik.
ADVERTISEMENT
Keterlibatan orang tua dalam proses belajar anak merupakan investasi jangka panjang untuk masa depan mereka. Anak yang merasa didukung secara emosional dan akademi cenderung memiliki motivasi yang lebih tinggi, percaya diri yang kuat, serta kemampuan untuk menghadapi berbagai tantangan di sekolah.
Meski kesibukan pekerjaan tidak bisa sepenuhnya dihindari, menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga adalah langkah penting agar anak tetap mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang mereka butuhkan untuk berkembang dengan baik.