Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Upaya Melestarikan Budaya Betawi yang Mulai Terkikis oleh Adanya Urbanisasi
26 November 2023 10:30 WIB
Diperbarui 16 Desember 2023 19:12 WIB
Tulisan dari Tiara NovJes tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jakarta saat ini menjadi kota yang paling modern diantara kota-kota lain yang ada di Indonesia. Menjadi tempat mengadu nasib bagi para pendatang untuk mencari peruntungan. Menjadi tujuan akhir bagi para tulang punggung dari berbagai daerah. Sehingga banyak suku yang berkumpul di Jakarta seperti Jawa, Sunda, Batak, dan lain-lain. Karena hal ini, jarang yang tahu akan adanya suku asli dari Jakarta. Suku asli tersebut adalah Suku Betawi.
ADVERTISEMENT
Suku Betawi adalah suku dari penduduk asli Jakarta yang tinggal di sekitar pelabuhan Sunda Kelapa pada saat zaman kolonial Belanda yang ada sejak abad ke-15 (Kirk, 2012). Suku Betawi sendiri sudah mulai hilang akan adanya perpindahan penduduk. Banyak warga Jakarta asli yang mulai pindah keluar daerah Jakarta karena minimnya lowongan pekerjaan. Penurunan perkampungan Betawi di Jakarta juga disebabkan adanya revitalisasi dan alih fungsi lahan menjadi apartemen dan pusat perbelanjaan.
Adanya revitalisasi dan alih fungsi lahan yang diberlaksanakan oleh Pemprov DKI Jakarta membuat banyak masyarakat asli berpindah ke lahan yang lebih dekat dan terjangkau. Pemerintah sebenernya sudah memberikan solusi dengan adanya rumah susun. Namun, beberapa masyarakat menganggap solusi tersebut kurang efektif. Alhasil banyak warga Jakarta yang pindah ke daerah Bogor, Depok, dan Bekasi. Buktinya sering kali terlihat adanya pengamen yang menggunakan ondel-ondel di daerah tersebut. Banyak juga penduduk di daerah tersebut yang menggunakan kata-kata serapan dari Bahasa Betawi.
ADVERTISEMENT
Bahasa Betawi adalah bahasa yang merupakan serapan dari Bahasa Melayu dan dipergunakan secara luas di daerah Jakarta, Tangerang , Bogor, Depok, dan Bekasi (Ningsih, 2023). Bahasa Betawi sering kali digunakan sebagai Bahasa sehari-hari. Seperti “gue” untuk penggunakan kata “saya” dan kata “lu” untuk penggunaan kata “Anda”. Dari dua kata tersebut, masih banyak penggunaan Bahasa Betawi lainnya yang sering dipakai.
Adanya penggunaan Bahasa Betawi sebagai bahasa sehari-hari merupakan salah satu cara untuk menjaga ekstensi Budaya Betawi. Usaha dalam menjaga eksistensi budaya Betawi dapat dilakukan dengan mudah. Salah satunya dengan mencoba memakan makanan khas Betawi seperti kerak telor dan Soto Betawi. Biasanya makanan tersebut dapat dijumpai di dekat pasar maupun tempat wisata.
ADVERTISEMENT
Upaya pelestarian budaya Betawi ini juga telah dilakukan oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta seperti adanya mata pelajaran PLBJ atau Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta. Mata pelajaran PLBJ sendiri sudah diberlakukan sejak kurikulum KTSP 2006 untuk siswa Sekolah Dasar (SD). Adanya mata pelajaran PLBJ atau Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta memiliki tujuan agar siswa memiliki kemampuan mengenai konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya terutama budaya Betawi (Mahardika, 2022). Hal ini diharapkan, supaya siswa-siswi mengenal lebih jauh tentang lingkungan, budaya, dan adat Betawi.
Usaha yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta tidak berhenti disitu saja, Pemprov DKI Jakarta membangun perkampungan budaya Betawi, salah satunya adalah Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Perkampungan ini berada di Jl. RM Kahfi II Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Tidak hanya Perkampungan Setu Babakan saja, tapi masih ada Rawa Belong, Cagar Budaya Condet, dan Kampung Tugu yang tersebar di Jakarta.
Perkampungan Budaya Betawi tersebut dijadikan tempat wisata oleh pemerintah. Menyuguhkan kuliner, pertunjukan budaya hingga tradisi yang bisa dinikmati oleh para pengunjung. Banyak pelancong yang berkunjung untuk mengenal budaya Betawi dengan mengunjungi adanya perkampungan ini. Banyak pameran maupun pagelaran yang sering diadakan. Mulai dari adanya pertunjukan ondel-ondel, pertunjukan musik gambang kromong, hingga lenong.
ADVERTISEMENT
Adanya pergusuran orang Betawi secara gografis dan adanya proses asimilasi atau percampuran dua budaya menjadi kebudayaan baru tetap membuat mereka eksis. Proses asimilasi membuat adanya budaya Betawi Baru yang tidak terlalu berdampak terhadap seni dan budaya Betawi. Selama masih ada daerah yang bernama Jakarta, maka akan tetap ada orang Betawi karena Jakarta merupakan kampung halaman mereka. Walaupun masyarakat Jakarta sudah tidak lagi hanya orang Betawi, namun hal tersebut tak membuat orang Betawi meninggalkan tanah asli mereka.
Usaha Pemprov DKI Jakarta dalam melestarikan budaya Betawi salah satunya dengan cara menetapkan cagar budaya di Jakarta dan juga menetapkan warisan tak benda yang sudah ditetapkan menjadi warisan milik Jakarta. Pemprov DKI Jakarta sendiri menyelenggarakan Dekranasda Week Festival (DWF) 2022 yang dilangsungkan oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DKI Jakarta. Acara ini bertujuan untuk mengembangkan perajin karya kreatif yang dibina secara langsung Dekranasda DKI Jakarta. Acara ini berisi pameran karya kreatif, fashion show, demo produk, dan talkshow. Banyak yang dikenalkan dari acara ini seperti budaya khas Betawi, flora dan fauna Jakarta, dan juga ikon arsitektur khas Jakarta.
ADVERTISEMENT
Perkumpulan atau komunitas orang-orang Betawi bisa menjadi sarana untuk menjaga eksistensi dari budaya Betawi itu sendiri. Dengan mengadakan hajatan atau silahturahmi antar sesama orang Betawi bisa meningkatkan rasa kebanggaan kepada budaya Betawi. Perkumpulan ini bisa mengadakan pameran atau acara seni yang dapat mengenalkan budaya Betawi yang belum terkenal secara luas. Dengan berkolaborasi antar suku masyarakat setempat, seperti suku Jawa dan Sunda. Kolaborasi ini bisa mempromosikan budaya Betawi itu sendiri dan juga menjaga kelestarian budaya yang ada di Indonesia.
Tergerusnya kebudayaan Betawi di tanah aslinya yaitu Jakarta, tak membuat orang asli Jakarta menutup semangat untuk menjaga eksitensi budaya Betawi. Dengan bantuan masyarakat dan juga Pemprov DKI Jakarta terus berusaha menjaga kelestarian budaya Betawi seperti membangun perkampungan Betawi, cagar budaya, diberlakukannya mata pelajaran PLBJ, dan masih banyak lagi. Dengan adanya semangat untuk menjaga kelestariannya, diharapkan budaya Betawi tidak lagi tergerus dengan adanya urbanisasi.
ADVERTISEMENT
Daftar Bacaan:
Kirk, J. A. (2012). Apa Itu Misi? BPK Gunung Mulia.
Mahardika, R. (2022). Pengembangan Ilustrasi Pada Buku Pelajaran Lingkungan dan Budaya Jakarta Tingkat Sekolah Dasar. Vol 6 No 2.
Ningsih, I. M. (2023). Analisis Kontrastif Bahasa Indonesia (B1) Dengan Bahasa Betawi (B2) Berdasarkan Interfensi Tataran Leksikal. Vol. 4 No. 09