Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Darurat Sampah Tekstil dari Pembuatan Fast Fashion
14 Januari 2025 17:41 WIB
ยท
waktu baca 3 menitTulisan dari Tiara Oktaviana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Fast fashion sangat berpengaruh terhadap lingkungan dan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 12 yang berfokus pada konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Produksi fast fashion membutuhkan banyak sumber daya dan energi. Dalam industri fast fashion, poliester menjadi bahan utama pembuatannya yang biasanya dicampur dengan air dan pestisida. Hal ini dapat meningkatkan risiko kekeringan, penurunan kualitas tanah, dan tekanan pada sumber air bahkan dapat berbahaya bagi karyawan.
ADVERTISEMENT
Poliester berasal dari bahan baku fosil yang ketika dicuci menghasilkan serat mikro yang dapat meningkatkan jumlah limbah plastik. Selain itu, poliester juga tidak dapat diuraikan yang menambah masalah limbah plastik di seluruh dunia. Paparan bahan - bahan kimia dapat mengalami bahaya yang signifikan terhadap karyawan yang bersentuhan langsung. Apabila pestisida terhirup, ditelan, atau tersentuh secara langsung, karyawan dapat mengalami ruam, bengkak, gatal bahkan keracunan. Selain itu, menurut laporan dari Program Lingkungan PBB (UNEP), industri pakaian merupakan salah satu penyebab utama pencemaran air dan menyumbang 10% dari emisi karbon di seluruh dunia. Fast fashion dalam pembuatannya kerap menggunakan kulit hewan, seperti ular dan macan sebagai material utamanya yang dapat menurunkan jumlah populasi hewan.
ADVERTISEMENT
Fast fashion sudah menjadi permasalahan yang serius karena itu, pemerintah membuat kebijakan untuk mengurangi dampak negatifnya, seperti mengenakan pajak pada merek-merek fast fashion untuk mengurangi limbah tekstil, mendorong praktik produksi yang lebih berkelanjutan dan mengembangkan program yang mendukung daur ulang pengurangan limbah, seperti menyediakan tempat penyimpanan pakaian bekas. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mengubah industri pakaian menjadi lebih berkelanjutan dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkannya terhadap lingkungan.
Praktisi Humas yang memiliki pemahaman mendalam tentang kebijakan publik dan isu-isu terkait fast fashion dapat berperan sebagai Public Affairs. Mereka harus dapat menganalisis bagaimana peraturan mempengaruhi industri dan membuat strategi komunikasi yang efektif untuk mempengaruhi kebijakan tersebut. Pekerjaan Public Affairs juga berfungsi sebagai penghubung antara perusahaan pakaian dan pemerintah, menjamin bahwa suara industri didengar selama proses pembuatan kebijakan. Praktisi public affairs bekerja untuk mempengaruhi kebijakan bisnis dan pemerintah dengan menyuarakan kepentingan industri pakaian di forum publik. Dalam industri fast fashion, public affairs berfokus pada bagaimana perusahaan pakaian berinteraksi dengan pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, untuk mempengaruhi kebijakan yang berkaitan dengan industri. Ini penting untuk mendukung regulasi yang lebih baik terkait pengurangan limbah pakaian dan keberlanjutan.
ADVERTISEMENT
Menurut pendapat penulis fast fashion mempunyai dampak yang besar terhadap lingkungan dan masyarakat, model bisnis ini memproduksi pakaian secara massal yang menyebabkan limbah tekstil mencapai sekitar 92 juta ton setiap tahun. Selain itu, masalah limbah semakin memburuk karena masyarakat menjadi terlalu konsumtif, membeli pakaian baru untuk mengikuti tren. Fast fashion memiliki dampak sosial yang signifikan dimana konsumen tidak merasa sayang untuk membuang pakaian lama mereka dan membeli pakaian baru untuk mengikuti tren yang mengakibatkan peningkatan jumlah pakaian di tempat pembuangan akhir.
Cara untuk mengurangi limbah atau efek negatif dari fast fashion adalah dengan meningkatkan kesadaran konsumen tentang dampak lingkungan dan sosial dari pakaian yang mereka beli dan pakai, membeli pakaian yang lebih berkelanjutan dan dapat didaur ulang, mendukung bisnis yang memberdayakan karyawannya dengan baik dan memiliki standar etika yang baik, dan memberikan instruksi tentang cara mendaur ulang pakaian yang sudah tidak terpakai dengan menyumbangkannya kepada orang yang membutuhkan.
ADVERTISEMENT