Pemberian Imunisasi Sejak Dini Dapat Menurunkan Angka Kematian Pada Anak

TIARA PUTRI WARDANI
Tiara Putri Wardani Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
18 Desember 2022 19:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari TIARA PUTRI WARDANI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber gambar 1: https://www.istockphoto.com/id/vektor/dokter-spesialis-anak-vaksinasi-bayi-di-klinik-vektor-kartun-gm1299539871-392128722
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar 1: https://www.istockphoto.com/id/vektor/dokter-spesialis-anak-vaksinasi-bayi-di-klinik-vektor-kartun-gm1299539871-392128722
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setiap orang tua sangat dianjurkan anaknya untuk imunisasi, imunisasi tidak hanya penting bagi anak saja, tetapi sangat penting juga bagi orang dewasa. Terlebih banyaknya kasus kematian pada bayi pada zaman dahulu yaitu Penyakit Polio dikarenakan tidak diberikannya imunisasi secara lengkap. Imunisasi dimulai sejak anak lahir, agar anak mendapatkan antibodi yang cukup dan membentuk sistem kekebalan pada tubuh. Imunisasi adalah investasi kesehatan di masa depan, karena melalui imunisasi cara inilah yang paling efektif dalam perlindungan terhadap penyakit.
ADVERTISEMENT
Imunisasi adalah suatu upaya pencegahan penyakit secara aktif terhadap suatu penyakit, guna membentuk antibodi pada tubuh. Penyakit infeksi atau menular dapat dicegah dengan imunisasi (Achmadi, 2006).
Menurut Kementrian Kesehatan tujuan umum imunisasi adalah untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Anak yang tidak diberikan imunisasi akan mudah diserang atau dijangkit oleh penyakit. Ada beberapa macam penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi antara lain; difteri, tetanus, campak, dan lainnya. Masalah kesehatan yang sering dijumpai pada balita saat ini antara lain diare, demam, kejang, cacar air, TBC, ISPA dan DBD. Karena disebabkan oleh penyakit ataupun virus.
Apa Yang Akan Terjadi Jika Anak Tidak Imunisasi?
ADVERTISEMENT
Imunisasi sangat penting terhadap kesehatan tubuh anak, agar tubuh mendapatkan kekebalan dan perlindungan secara baik, tidak hanya baik untuk diri sendiri, tetapi juga baik untuk lingkungan sekitar. Imunisasi dilakukan sejak bayi berusia 0-9 bulan, sebab tubuh pada anak usia dini memiliki tingkat imunitas yang rendah sehingga harus segera mendapatkan perlindungan melalui vaksin dan imunisasi. Laporan dari Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2015 menunjukkan angka kematian bayi dan balita berturut-turut adalah 22,23 per 1000 kelahiran hidup dan 26,2 per 1000 kelahiran hidup.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 42 tahun 2013. Peraturan tentang imunisasi bahwa imunisasi dapat meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat dan mempertahankan status kesehatan rakyat diperlukannya tindakan imunisasi sebagai tindakan preventif (Kemenkes/Depkes 2013).
ADVERTISEMENT
Banyaknya faktor yang berhubungan dengan cakupan imunisasi adalah faktor usia, faktor Pendidikan, faktor penghasilan dan faktor ketersediaan waktu ibu (Reza, 2006). Sedangkan menurut Ningrum (2008) rendahnya cakupan imunisasi disebabkan oleh faktor pengambilan keputusan. Ibu yang berusia lebih dari 30 tahun cenderung tidak terlalu mementingkan imunisasi lengkap dibanding dengan ibu yang berusia kurang dari 30 tahun. Penghasilan orang tua juga dapat memengaruhi kesejahteraan anak dan memungkinkan anak untuk hidup sehat, semakin sejahtera ekonomi orang tua maka semakin baik pula status kesehatan anak.
Apakah manfaat dari imunisasi?
Imunisasi sangat dianjurkan untuk anak yang baru lahir, dikarenakan anak yang belum divaksinasi atau di imunisasi belum terbentuk sistem kekebalan didalam tubuhnya, jika anak belum memiliki sistem kekebalan tersebut anak akan mudah terjangkit penyakit berbahaya, tidak hanya sakit bahkan dapat menyebabkan kematian.
ADVERTISEMENT
Biasanya setelah melakukan imunisasi ataupun vaksin, bayi akan mengalami gejala seperti demam, nyeri di sekitar bekas suntikan, kemerahan dan bahkan lainnya. Tetapi hal itu normal terjadi, karena ini merupakan bentuk respon tubuh terhadap zat baru yang masuk kedalam tubuh bayi. Pencegahan reaksi KIPI akibat reaksi suntikan bisa dilakukan dengan menerapkan teknik penyuntikan yang benar, membuat suasana tempat penyuntikan yang tenang dan mengatasi rasa takut pada anak.
Menurut Proverawati dan Andhini (2010) Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
Menurut Rizema, P. (2012 ) ada 3 manfaat imunisasi bagi anak, keluarga dan negara adalah 1) Manfaat untuk anak adalah untuk mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian.; 2) Manfaat untuk keluarga adalah untuk menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan apabila anak sakit. Mendorong keluarga kecil apabila orang tua yakin menjalani masa kanak-kanak dengan aman.; 3) Manfaat untuk negara adalah untuk memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara dan memperbaiki citra bangsa Indonesia diantara segenap bangsa di dunia.
ADVERTISEMENT
Imunisasi sangat wajib dilakukan, imunisasi wajib terdiri dari imunisasi rutin, imunisasi tambahan, dan imunisasi khusus. Imunisasi rutin adalah imunisasi yang dilaksanakan secara terus menerus dan terjadwal. Imunisasi tambahan adalah imunisasi yang diberikan kepada kelompok umur tertentu yang berisiko terhadap penyakit. Dan yang terakhir imunisasi khusus adalah imunisasi yang dilaksanakan untuk melindungi masyarakat terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu.
Dimana Tempat Untuk Melakukan Imunisasi?
Untuk para orang tua jangan khawatir, banyak sekali tempat untuk melakukan imunisasi atau vaksin, seperti posyandu, rumah sakit, puskesmas terdekat.
Jadi, para orang tua disarankan harus melakukan imunisasi pada anak agar si kecil tumbuh dengan baik dan dapat mengurangi angka kematian pada bayi.
Daftar Pustaka
Kemenkes RI. 2014. Buku Ajar Imunisasi. Pusat Pelatihan dan Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta.
ADVERTISEMENT
Proverawati, A. dan C. S. D. Andhini. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta: Nuha Offset.
Achmadi UF. (2006). Imunisasi: mengapa perlu?. Jakarta: Penerbit buku Kompas.
Ningrum, E.P. (2008). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Puskesmas Banyudono Kabupaten.
Dwi Gus Mahya Sifa, 2018 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI PADA ANAK BALITA DI UPT PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE KOTA BANDUNG.
Kemenkes RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan JICA (Japan International Cooperation Agency)1997. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI. Nomor 12 tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Boyolali. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol . 1 No.1, 8 Maret 2008.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 482/Menkes/Sk/IV (2010). Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional, Universal Child Immunization 2010-2014 (GAIN UCI 2010-2014), Jakarta.
ADVERTISEMENT
Reza. 2006. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Imunisasi Dasar pada Anak di Puskesmas Pauh Kota Padang Tahun 2006. Depok.
Rizema P S. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita untuk Keperawatan dan Kebidanan Jogjakarta: D-MEDIKA; (2012).