Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Gertakan Krisis Moneter di Korea Selatan Tahun 1997-1998
29 Mei 2022 8:55 WIB
Tulisan dari Tiara Rohadatul Mahabbah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ekonomi menjadi salah satu faktor penting dalam kemajuan pembangunan sebuah negara. Pertumbuhan ekonomi yang baik merupakan salah satu modal awal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam membangun pertumbuhan ekonomi, tentunya mempunyai kendala seperti terjadinya krisis moneter. Hal ini, ditandai dengan terjadinya inflasi, penurunan nilai mata uang, dan bangkrutnya perusahaan-perusahaan.
ADVERTISEMENT
Korea Selatan merupakan salah satu negara yang berhasil keluar dari kendala krisis ekonomi dan saat ini menjadi negara yang maju dalam berbagai bidang. Salah satunya adalah kemajuan dalam teknologi canggih dan pasar yang luas hingga dikenal sebagai Macan Asia karena tingkat pertumbuhan ekonominya yang tinggi. Namun, siapa sangka Korea Selatan pernah dilanda krisis ekonomi yang besar pada akhir tahun 1997 sampai tahun 1998.
Krisis ini bermula dari ekonomi negara Thailand. Pemerintah Thailand melakukan kebijakan intervensi. Namun, hal ini membuat Baht mengalami depresiasi. Dengan begitu, krisis ekonomi ini menyebar di kawasan Asia seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, termasuk Korea Selatan. IMF (International Monetary Fund) menyebut krisis ekonomi sebagai krisis Kapitalisme.
Krisis di Korea Selatan ditandai dengan turunnya nilai mata uang won terhadap dolar Amerika, pengangguran yang terus meningkat karena PHK besar-besaran, serta bangkrutnya perusahaan-perusahaan besar yang mengakibatkan kurang lebih 10 ribu orang bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Hutang negara yang cukup besar membuat pemerintah Kim Dae Jung meminta bantuan kepada IMF. Oleh karena itu, masyarakat menyebut krisis ini sebagai krisis IMF. Akibat krisis ini, Korea Selatan disebut sebagai negara miskin.
IMF bersedia membantu krisis moneter di Korea Selatan bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi politik internasional. Bantuan ini dilakukan dengan syarat adanya kebijakan fiskal yang ketat, reformasi pasar tenaga kerja, serta neraca modal. Setelah melakukan restrukturisasi ekonomi yang dibantu oleh IMF selama tiga tahun, Korea Selatan terbuka oleh modal asing sehingga kepemilikan sahan pada bank-bank komersial meningkat.
Strategi Korea Selatan dalam Menghadapi Krisis Ekonomi
Korupsi yang dilakukan seperti penggelapan dan penyalahgunaan dana, penyuapan, dan pemalsuan dokumen negara yang dilakukan oleh pengusaha, politisi, dan lain sebagainya. Hal ini membuat tingkat korupsi di Korea Selatan menurun dari 91% menjadi 75%.
ADVERTISEMENT
Perusahaan-perusahaan chaebol menjadi penggerak majunya roda perindustrian di Korea Selatan. Chaebol merupakan perusahaan raksasa di Korea Selatan seperti Samsung, LG, dan Hyundai. Bahkan beberapa bank di Korea Selatan dikelola oleh chaebol. Namun, pada masa ini bank tersebut memiliki pengawasan uang yang rendah sehingga terjadi regulasi. Akan tetapi, pada akhirnya Korea Selatan dapat pulih dengan cepat dengan melakukan kebijakan-kebijakan industri berupa restrukturisasi perusahaan, menciptakan lapangan pekerjaan, dan restrukturisasi keuangan.
Tersedianya manusia yang terbatas, Korea Selatan membangun SDM yang berkualitas dengan meningkatkan mutu pendidikan dan penelitian dengan teknologi canggih sebagai modal utama dalam pembangunan nasionalnya.
Saat krisis melanda, pemerintah Korea Selatan juga meminta bantuan kepada masyarakatnya untuk melakukan kampanye dan mengumpulkan dana. Saat itu, masyarakat korea mulai menggelar kampanye dengan mengumpulkan emas untuk mencicil utang ke luar negeri. Kebijakan yang dilakukan ini berhasil dan menarik Korea Selatan untuk keluar dari krisis yang melanda.
ADVERTISEMENT
Kebijakan ini dilakukan dengan mengirim atau mengekspor produksi-produksi ke luar negeri agar dapat bersaing dengan pasar internasional serta menanamkan investasi ke berbagai negara.
Keberhasilan Korea Selatan ini merupakan usaha keras yang dilakukan pemerintah dan masyarakatnya yang terus berjuang untuk keluar dari belenggu krisis moneter. Masyarakat Korea Selatan selalu mendukung kebijakan yang dilakukan pemerintah dan meninggalkan semua kepentingan pribadinya agar bisa fokus dalam mengatasi krisis tersebut. Berbagai cara yang dilakukan mulai dari transparansi, demokratisasi, pemberantasan korupsi, serta berbagai kebijakan industri membuat Korea Selan berhasil bangkit dalam waktu kurang lebih tiga tahun.
Pasca terjadinya krisis, Korea Selatan mengalami percepatan pertumbuhan ekonomi karena berkembangnya Korean Pop (K-Pop). Terjadinya Korean Wave membuat budaya Korea Selatan ini semakin dikenal di berbagai belahan dunia dan menarik penggemar yang cukup banyak. Hal ini terus meningkatkan PDB Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Saat ini Korea Selatan dikenal sebagai negara dengan pasar yang luas serta industri dan teknologi yang canggih. Etos kerja masyarakat yang sangat tinggi mengantarkan Korea Selatan sebagai negara yang maju. Selain itu, Korea Selatan menjadi negara yang maju juga berkat ajaran Konfusianisme yang masih diterapkan hingga saat ini yang membuat masyarakat Korea Selatan terus mengingat dan melestarikan sejarahnya.