Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Peran Organisasi Taman Siswa terhadap Sistem Pendidikan di Indonesia
21 Maret 2022 15:52 WIB
Tulisan dari Tiara Fitrianingrum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam upaya menciptakan peradaban yang unggul. Dengan pendidikan, kita mampu mencetak insan – insan cendekia yang berintelektual, religius, dan berjiwa sosial tinggi sesuai dengan norma – norma pancasila yang menjadi pedoman bangsa Indonesia. Dalam upaya menyongsong kemajuan pembangunan nasional, negara memiliki kewajiban dalam mempersiapkan aspek – aspek pendukung dalam upaya mencapai tujuan pembangunan nasional. Salah satunya dapat ditempuh melalui sektor pendidikan.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kolonial Belanda menjadi pihak pertama yang memperkenalkan pendidikan di Indonesia. Namun, kebijakan tersebut hanyalah untuk menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dengan harga yang murah. Siasat tersebut mulai diketahui oleh kaum elite pribumi, hingga pada akhirnya muncul kaum pergerakan nasional yang sukses memperkenalkan sistem pendidikan yang sesuai dengan ciri kepribadian bangsa Indonesia. Selain itu, kaum - kaum elite pribumi juga memiliki misi, yaitu mencetak kader – kader bangsa yang berjiwa nasionalisme dan patriotisme sebagai awal mula pemutusan rantai belenggu penjajahan melalui perang kaum intelektual.
Bagaimana kiprah Organisasi Taman Siswa pada masa lampau?
Organisasi Taman Siswa sendiri didirikan pada tanggal 3 Juli 1922 dengan berlokasi di Yogyakarta. Organisasi tersebut didirikan atas dasar kekecewaan terhadap sistem pendidikan pada masa lampau. Pasalnya telah terjadi diskriminasi antara pendidikan bagi anak eropa dan bangsawan pribumi dengan pendidikan bagi anak kaum pribumi biasa. Sehingga tidak terjadi keselarasan sistem pendidikan pada masa itu. Padahal hak untuk mendapatkan pendidikan merupakan hak setiap anak tanpa memandang status sosial. Selain itu, kebijakan yang diusung oleh pemerintah kolonial juga semata – mata hanya untuk membatasi pergerakan dan perkembangan pola pemikiran kaum pribumi, sehingga dikhawatirkan akan mengambil alih sistem dominisasi kaum kolonial di Hindia Belanda.
ADVERTISEMENT
Upaya yang dilakukan Belanda dalam mengatasi keresahan yang dirasakan khususnya didunia pendidikan ialah dengan meninggikan biaya pendidikan sehingga hanya kaum elite saja yang mampu mengakses pendidikan. Selain itu, pemerintah kolonial juga menerapkan sistem ujian yang sangat ketat, dimana dipenuhi dengan berbagai tuntutan sehingga proses pembelajaran tidak hanya untuk perkembangan hidup, melainkan untuk berusaha mendapatkan nilai yang sangat tinggi. Oleh karena itu, Ki Hajar Dewantara berupaya menghilangkan sistem pendidikan yang bersifat intelektualisme dengan menekankan kepada sistem pendidikan yang berakar pada kebudayaan lokal.
Konsep pendidikan yang diusung oleh Organisasi Taman Siswa dilandaskan pada garis hidup bangsa Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mengangkat derajat hidup bangsa. Sistem pendidikannya sendiri dilaksanakan berdasarkan pada sistem among atau sistem pendidikan yang bermuatan pada jiwa kekeluargaan, bersendikan kodrat alam, dan kemerdekaan. Selain itu, Organisasi Taman Siswa juga digunakan sebagai wadah penyaluran paham ideologi, penumbuhan rasa cinta tanah air, serta melahirkan kader – kader calon pemimpi bangsa yang berwawasan kebangsaan yang luas. Organisasi Taman Siswa juga menyumbangkan aspirasinya dalam menggolongkan sifat - sifat kepemimpinan, seperti Ing ngarso sung tulodho, Ing madya mangun karsa, dan Tut wuri handayani. Ketiga semboyan tersebut memberikan sebuah gambaran tentang apa saja yang perlu diperhatikan bagi seorang tenaga pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Sampai saat ini ketiga semboyan tersebut masih tetap dipakai sebagai pedoman dan petunjuk dalam pelaksanaan kebijakan sistem pendidikan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bagaimana peran Organisasi Taman Siswa terhadap pendidikan di Indonesia ?
Walau sudah terpaut berpuluh – puluh tahun, sumbangasih Taman Siswa sangat besar, khususnya bagi keberlangsungan pendidikan di Indonesia. Dalam menjalankan organisasi yang dinaunginya, Ki Hajar Dewantara selalu mengedepankan tiga prinsip yang harus dimiliki bagi seorang pendidik, yakni Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, dan Tut wuri handayani. Ketiganya memiliki peran yang begitu besar dalam penentuan sikap seorang tenaga pendidik supaya mampu menciptakan suasana pembelajaran yang humanis berakar pada budaya bangsa sendiri.
Organisasi Taman Siswa juga menangkal sistem pendidikan yang tidak sesuai dengan kaidah pendidikan itu sendiri. Seperti halnya yang diterapkan oleh pemerintahan kolonial yang menekankan pendidikan pada akar intelektualisme, individualisme, dan materialistik. Padahal sejatinya pendidikan harus menjadi media pemupukan nilai – nilai kebudayaan. Selain itu, dalam mengimplementasikan nilai – nilai luhur dalam upaya mencapai cita – cita pendidikan nasional, Organisasi Taman Siswa juga mengakulturasikan lingkungan keluarga, lingkungan perguruan, dan lingkungan masyarakat dalam melangsungan proses pembelajaran. Diharapkan beberapa aspek lingkungan tersebut dapat saling berkolaborasi, berkoordinasi, serta saling mengisi satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Berbagai upaya yang dicetuskan Organisasi Taman Siswa masih diterapkan sampai sekarang, pasalnya dalam mensukseskan progam pendidikan sangat diperlukan peran dari berbagai pihak guna memberikan suatu dukungan agar suatu kebijakan pendidikan dapat direalisasikan dengan baik. Selain itu, dengan adanya dukungan dari berbagai pihak juga dapat membuka celah jalannya iklim pendidikan yang humanis dan mampu menampung aspirasi dari berbagai pihak guna menjadi evaluasi kebijakan yang akan datang.