Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Budaya Patriarki yang Masih Melekat di Indonesia
27 Mei 2022 18:25 WIB
Tulisan dari Tiffany Mayputri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Istilah budaya patriarki pasti sudah tidak asing lagi saat ini apalagi kita adalah orang-orang yang tinggal di negara yang menjunjung tinggi budaya patriarki. Budaya patriarki adalah kondisi sosial dimana kepemimpinan serta otoritas dipegang dan didominasi oleh kaum perempuan. Saat ini budaya patriarki masih berkembang ditatanan masyarakat Indonesia. Di Indonesia hubungan antara laki-laki dan perempuan masih didominasi dan dipengaruhi dengan ideologi gender yang menumbuhkan budaya yang bernama patriarki. Patriarki yang mendominasi budaya berkontribusi pada pembentukan ketidaksetaraan gender yang mempengaruhi semua bidang dan aspek aktivitas manusia. Sehingga muncul lah posisi dan peranan laki-laki memiliki porsi yang lebih besar dan dominan dibandingkan posisi perempuan.
ADVERTISEMENT
Salah satu alasan utama mengapa budaya patriarki masih ada di Indonesia adalah karena budaya ini telah mendarah daging dalam masyarakat kita sejak lama, bahkan sebelum masyarakat mengenal tulisan. Karena sudah sejak dahulu, budaya masyarakat telah menganggap laki laki pada hierarki teratas, sedangkan perempuan menjadi nomor dua. Contoh yang ada di Indonesia saat ini misalnya, memasak dan membersihkan rumah hanya dilakukan oleh istri saja, suami hanya tinggal duduk manis. Padahal keahlian memasak dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya merupakan dasar setiap manusia, tidak memandang harus perempuan atau laki – laki yang bisa melakukan pekerjaan tersebut. Praktik budaya patriarki terus berlanjut di berbagai gerakan feminisme dan aktivitas perempuan yang aktif menyuarakan dan membela hak-hak perempuan. Praktik ini tercermin dalam kegiatan domestik, ekonomi, politik dan budaya. Sehingga hasil dari praktik-praktik tersebut telah menimbulkan berbagai permasalahan sosial di Indonesia. Sehingga secara tidak langsung system patriarki terbukti memiliki dampak buruk terhadap perempuan.
ADVERTISEMENT
Budaya patriarki yang ada di Indonesia saat ini cukup menuai pro dan kontra dalam sudut pandang masyarakat. Dari sisi yang mendukung, budaya ini memang sudah ada turun temurun dari zaman dahulu, dari nenek moyang masyarakat Indonesia. Masyarakat beranggapan bahwa yang namanya budaya harus dilestarikan turun temurun. Tetapi hal ini juga menuai banyak kontra, terlebih pada era digital saat ini banyak perempuan yang memiliki karir sehingga harus mengesampingkan peran perempuan yang dituntut harus bisa memasak dan melakukan pekerjaan rumah lainnya. Padahal perempuan kan juga berhak memilih pilihan terbiak dalam hidupnya, tanpa paksaan. Banyak juga yang beranggapan bahwa “buat apa perempuan sekolah tinggi-tinggi, ujungnya juga di dapur” padahal dengan memiliki pendidikan yang tinggi dan berkualitas akan membuat karir seorang perempuan semakin bagus, perempuan akan menjadi lebih mandiri, kuat, dan tangguh, walaupun tidak luput dari kodratnya.
ADVERTISEMENT
Ketidaksetaraan antara peran laki-laki dan perempuan ini menjadi salah satu hambatan yang menyebabkan individu dalam masyarakat tidak memiliki akses yang sama. Perempuan juga dikelilingi dengan aturan yang membelenggu dan membatasi ruang gerak seorang perempuan. Sehingga tidak jarang dengan adanya budaya patriarki yang mendorong terjadinya hal yang tidak diinginkan, termasuk kekerasan, pelecehan, dan juga diskriminasi terhadap perempuan. Kesenjangan atau ketidaksetaraan gender ini menjadi hambatan yang menyebabkan adanya ketidaksetaraan kesempatan dan akses yang sama. Pembatasan peran perempuan dalam budaya patriarki mengakibatkan penahanan dan diskriminasi terhadap perempuan.
Sayangnya, saat ini kebijakan pemerintah dianggap belum pro-perempuan dan tidak sensitif terhadap perempuan, sehingga seringkali perempuan justru menjadi korban dari kebijakan pemerintah tersebut. Lemahnya perlindungan hukum di Indonesia terhadap perempuan juga menjadikan posisi perempuan semakin tertindas. Meskipun Indonesia adalah negara hukum, namun kenyataanya negara sendiri masih belum mampu mengatasi permasalahan secara hukum.
ADVERTISEMENT