Pengaruh Kolonialisme terhadap Trend Fashion Kontemporer

Tika Fitri Lestari
Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
27 Mei 2022 18:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tika Fitri Lestari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto : Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Foto : Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Poskolonialisme merupakan wujud penggambaran kilas balik pada masa penjajahan. Hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya bukti peninggalan sejarah kolonial bangsa Eropa baik dari bangunan, karya sastra maupun sosiokultural yang berkembang di masyarakat. Salah satu bukti sosiokultural peninggalan kolonial yang berkembang sampai saat ini adalah cara berpakaian masyarakat. Perbedaan status dan kelas sosial di masyarakat menjadi pengaruh yang signifikan dalam hal berpakaian. Bentuk perbedaan dari cara berpakaian dapat kita lihat pada salah satu novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer (Pram).
ADVERTISEMENT
Dalam novel Bumi Manusia, Pram menceritakan bahwa pakaian merupakan wujud sekat antara bangsa Barat dan Timur, kaum terpelajar dan tidak terpelajar, serta kaum pribumi dan bangsawan. Bentuk penggambaran tersebut dapat dilihat dari tokoh Minke yang terlahir dari golongan priyayi dan memiliki keuntungan sebagai satu-satunya golongan pribumi yang mampu bersekolah di sekolah Eropa. Sehingga dalam kehidupanya sehari-hari Minke mengenakan pakaian berjas ala bangsawan Eropa dan dianggap masuk golongan bangsa Eropa. Dalam hal ini, berpakaian seperti bangsa Eropa berarti menunjukkan identitas kepribadian serta simbol kemajuan.
Bertolak belakang dengan kehidupan Minke, Nyai Ontosoroh yang merupakan golongan pribumi asli lebih memilih memegang teguh budayanya dengan tetap mengenakan kebaya Jawa meskipun ia dianggap rendah oleh bangsa-bangsa Eropa.
ADVERTISEMENT
Dari penggambaran salah satu karya Pram tersebut, terlihat jelas bahwa orientalisme bangsa Eropa selalu merasa unggul dibandingkan bangsa pribumi. Hingga saat ini, meski sudah merdeka masih banyak rakyat Indonesia yang terbawa dampak negatif kolonialisme.
Banyak masyarakat modern memilih trend gaya hidup yang condong kearah fashion Barat ataupun Korea. Hal tersebut terlihat dimana masyarakat modern saat ini memilih mengenakan setelan jas dan gaun-gaun yang bertemakan internasional dalam acara formal. Banyak golongan muda yang bangga mengenakan gaya baju ala Korea karena dianggap lebih fashionable. Walaupun banyak desainer mengemas baju adat daerah menjadi lebih modern, namun dapat dilihat konsep yang diusung masih tetap mengarah ke fashion Barat.
Pemikiran masyarakat tersebut didukung dengan anggapan bahwa mengenakan baju kebaratan atau Korea lebih maju dan modern dibanding mengenakan baju adat yang terlihat merepotkan.
ADVERTISEMENT
Dari uraian tersebut terlihat jelas jika pemikiran kolonialisme dengan mengenakan pakaian Barat lebih baik dibandingkan pakaian sendiri masih jelas terlihat. Seharusnya sebagai generasi muda kita harus mampu mengubah pandangan tersebut dan mau mengenakan pakaian-pakaian lokal sebagai bentuk identitas bangsa.
Bahwa sejatinya bangsa ini memiliki identitasnya sendiri, sebagai generasi muda perlu saling melestarikan budaya cara berpakaian lokal agar bisa menjadi kiblat fashion bangsa sendiri dan dapat bersaing dengan trend fashion negara-negara Barat.