Konten dari Pengguna

Pancasila: Landasan Moral dan Karakter Bangsa

Makhtika Syafa Maheswari
Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Negeri Yogyakarta yang baru saja menjalani masa perkuliahan semester 1 dan memiliki hobi membaca.
13 Oktober 2024 16:54 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Makhtika Syafa Maheswari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kata “Pancasila” telah ada sejak Indonesia berbentuk kerajaan. Istilah ini dikenal sejak zaman Majapahit, tertera dalam Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular. Pada masa itu, nilai-nilai Pancasila sudah dijadikan pedoman hidup oleh masyarakat, meskipun butir-butirnya belum dirumuskan. Setelah menempuh banyak proses perdebatan dan perubahan, akhirnya pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila resmi ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia.
Butir-butir Pancasila. Ilustrasi dibuat oleh penulis.
zoom-in-whitePerbesar
Butir-butir Pancasila. Ilustrasi dibuat oleh penulis.
Pancasila dapat mengatur kehidupan bermasyarakat sebagai landasan moral dan etika. Nilai-nilai seperti gotong royong, musyawarah, sopan santun, persatuan, dan keadilan sosial menciptakan hubungan antarwarga yang damai dan harmonis, serta mengatur kewajiban setiap warga negara. Sebagai panduan moral, Pancasila berfungsi sebagai landasan etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kelima sila Pancasila (Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial) mengatur interaksi antar masyarakat dan kebijakan negara. Nilai-nilai tersebut berfungsi sebagai penyaring bagi pengaruh global yang dapat merusak identias bangsa, terutama merebaknya penggunaan teknologi dan media sosial.
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi yang pesat saat ini menjadi tantangan besar. Menurut data Statistik Telekomunikasi Indonesia, kepemilikan telepon seluler mencapai 65,87% pada tahun 2021, meningkat menjadi 67,88% pada tahun 2022. Namun, pada tahun 2023, terjadi penurunan menjadi 67,29%. Seorang sastrawan Indonesia, Ahmad Tohari, pernah menyampaikan bahwa teknologi dapat merusak budaya lokal dan nilai-nilai moral masyarakat Indonesia jika tidak dikendalikan. Internet yang maju dapat membawa pengaruh negatif, terutama terhadap nilai-nilai Pancasila.
Konten negatif, seperti pornografi dan penganiayaan, menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila mulai pudar. Informasi yang tidak benar menyebar di media social dengan cepat, dan kata-kata kasar serta hujatan ada dimana-mana, menandakan bahwa moralitas bangsa yang semakin tergerus. Selain itu, penggunaan ponsel pintar membuat masyarakat menjadi lebih individualis karena fokus yang terlalu besar pada media sosial. Nilai-nilai luhur yang telah terbangun sejak lama juga mulai terkikis karena adanya degradasi moral.
ADVERTISEMENT
Saat ini, banyak sekali kejahatan seksual yang terjadi di Indonesia yang artinya moralitas masyarakat Indonesia sudah mulai hilang. Pembunuhan ada dimana-mana, bahkan yang membunuh mayoritas anak muda. Di Sekolah Dasar pun banyak ditemukan murid-murid yang melakukan hal yang tidak senonoh. Moralitas masyarakat Indonesia sekarang sedang mengalami krisis, semakin sedikit orang yang mulai mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Anak-anak muda sekarang pun banyak yang tidak tahu apa itu Pancasila, ketika diminta untuk menyebutkan butir-butir Pancasila mereka menjawab tidak tahu.
Selain itu, peristiwa ‘tikus berdasi’—pejabat yang melakukan penyalahgunaan kekuasaan —semakin menjamur, tidak sedikit pejabat yang melakukan korupsi, menunjukkan bahwa tatanan yang ada dinegara Indonesia sudah rusak. Hanya demi kepentingan pribadi, mereka tega mempersulit masyarakat dan memperburuk situasi. Mau jadi apa Indonesia nanti bila moralitas masyarakatnya terus seperti ini?
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi degradasi moral di Indonesia diperlukan pembentukan karakter masyarakat yang didasari oleh Pancasila. Dengan menganut nilai-nilai Pancasila, masyarakat Indonesia dapat mempertahankan identitas bangsa dan membangun kehidupan yang harmonis dan berkelanjutan. Pancasila dapat dijadikan landasan dalam membentuk karakter masyarakat melalui pendidikan formal dan kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan, Pancasila diterapkan pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, yang mengajarkan pentingnya gotong royong, kerjasama, dan toleransi. Dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila dapat diterapkan dengan perilaku positif sesuai norma sosial.
Perlu adanya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat untuk mengimplementasikan kembali nilai-nilai Pancasila. Pemerintah dapat menyelenggarakan kegiatan Festival Sosial dan Budaya yang mewujudkan nilai-nilai Pancasila, sementara masyarakat berpartisipasi aktif untuk memeriahkannya. Kampanye digital akan pentingnya Pancasila di kehidupan modern juga dapat dilakukan untuk menjelaskan akan pentingnya Pancasila, terutama bagi generasi muda. Selain itu, menegakkan keadilan bagi orang-orang yang melakukan korupsi dan membuat kegiatan anti-korupsi yang dimulai sejak dini.
ADVERTISEMENT
Ditengah gempuran teknologi yang semakin canggih, Pancasila harus tetap dijaga dan dipertahankan. Jangan sampai nilai-nilai Pancasila terlupakan sehingga menciptakan dampak negatif bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Di era modern ini persatuan dan kesatuan warga Indonesia mudah rapuh. Dengan memperkuatan persatuan, kebersamaan, dan toleransi, masyarakat Indonesia dapat bersatu untuk memberantas kejahatan-kejahatan yang ada. Dengan demikian, Pancasila tetap terjaga keagungannya sebagai fondasi moral dan ideologi bangsa.