Konten dari Pengguna

Catatan Fenomena Medsos, Efek Samping Ekonomi dan Kebijakan Publik di Kediri

6 Juni 2021 12:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rino Hayyu Setyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dr. Prilani, M.Si, akademisi IAIN Kediri. Foto: Rino Hayyu Setyo.
zoom-in-whitePerbesar
Dr. Prilani, M.Si, akademisi IAIN Kediri. Foto: Rino Hayyu Setyo.
ADVERTISEMENT
Kecepatan sebaran informasi kian membanjiri masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi logis dari perkembangan jaringan teknologi informasi yang mempermudah setiap individu untuk saling terhubung dan bertukar informasi dengan media sosial (medsos). Namun, apa saja efek dari semua itu?
ADVERTISEMENT
Fenomena medsos yang kian berkembang ini menjadi perhatian Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Kediri untuk menggelar dialog terbuka antara jurnalis, DPRD Kota Kediri, akademisi, dan pegiat medsos.
Pakar komunikasi IAIN Kediri, Prilani, menerangkan fenomena perkembangan medsos memang bermuara pada unsur ekonomi. Seperti, untuk jasa iklan dan penawaran produk tertentu.
“Biasa untuk endorsan dan memang mudah mencari uang lewat medsos,” ungkap Prilani.
Bahkan, medsos juga bisa mempengaruhi kebijakan publik karena informasi yang disebarkan kerap mengundang perhatian pemangku kebijakan. Ia mencontohkan pecel di Kota Kediri yang sempat viral karena informasi yang tersebar dari medsos dan direspon oleh Pemkot Kediri.
Namun, yang terlupa, kata Prilani, kualitas informasinya tidak seperti karya jurnalistik yang mengedepankan prinsip keakuratan.
ADVERTISEMENT
Prilani mengkhawatirkan apabila informasi yang kurang validitas semakin berkembang akan berdampak pada rendahnya kemelekan atau literasi masyarakat terhadap perkembangan medsos. Sehingga, beberapa waktu terakhir ada pembahasan terkait RUU Medsos di DPR RI. Ia justru mendorong adanya UU tersebut agar ada regulasi terhadap medsos.
“Pasarnya medsos memang milenial, karena lebih adaptif,” imbuh Prilani.
Ketua IJTI Korda Kediri, Roma Duwi Juliandi, menerangkan ada tanggung jawab yang dari IJTI sebagai salah satu organisasi profesi jurnalis untuk membahas fenomena ini. Sehingga, ada formula untuk mengedukasi masyarakat dalam mencari informasi atau bahkan berita.
Selain itu, Roma berharap diskusi yang dihadiri Anggota Komisi A DPRD Kota Kediri, Reza Darmawan, dan Apip Permana, Kepala Dinas Kominfo Kota Kediri dapat memberi masukan dalam mengambil kebijakan.
ADVERTISEMENT