Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Dukung perempuan untuk jadi versi terbaiknya
18 April 2019 19:07 WIB
Tulisan dari Timothy W Pawiro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ngomong-ngomong sudah pernah liat video di akun Shopee yang di sini :
ADVERTISEMENT
Video ini memang sengaja dibuat oleh Shopee sebagai bentuk dukungan untuk perempuan, serta dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional dan Hari Kartini yang jatuh di tanggal 21 April 2019. Videonya dibuat sampe 2 lho, dengan adegan yang berbeda tentunya.
Di video pertama itu tentang perempuan yang ingin menjadi dirinya sendiri, tentang merasa aman kalau jalan sendiri, dan bahkan tentang perempuan yang memiliki passion yang berbeda jika dibandingkan dengan perempuan lain. Dari ke tiga case ini, tokoh dari video ini mendapatkan tanggapan yang negatif dari mayoritas lingkungan di sekelilingnya. Yesss, hanya karena dia ingin menjadi dirinya sendiri dan memiliki hobi yang berbeda.
Sedangkan kalau di video ke dua, lebih dilihat dari sisi sang tokoh perempuan itu sendiri. Ada yang digambarkan terluka ketika sedang latihan tinju, ada yang terjatuh karena salah satu heel di sepatunya patah, dan ada juga yang hancur drum stick nya ketika sedang latihan bermain drum. Adegan di video ini sebenarnya penggambaran dari seorang perempuan yang sedang ‘terluka’, ‘terjatuh’, dan ‘hancur’.
Kedua video ini bisa dibilang mirip-mirip, karena di video yang satu, sang tokoh perempuan, mendapat judgement, cibiran, bahkan tatapan ga nyaman dari sekitar. Sedangkan di video ke-dua lebih menggambarkan ke keadaan si perempuan itu sendiri. Tapi ternyata kalau dilihat lebih lanjut lagi, ada kesamaan yang indah dari video keduanya, yaitu ketika perempuan-perempuan di video ini mendapatkan dukungan dari sekitarnya. Ada teman yang datang untuk merangkul sambil memberikan kata-kata positif, ada yang memberikan semangat, hingga ada yang membelikan sepatu heels baru, sebagai bentuk support ke kawannya.
ADVERTISEMENT
A women soiree with Artika Sari Devi and Baim
Beberapa waktu lalu, saya sempat ikutan acara ‘Women Soiree’ dengan bintang tamu Artika Sari Devi (Tika) dan suaminya Baim. Pasangan ini diundang sebagai bintang tamu, karena mereka dilihat bisa saling support satu sama lain, apalagi setelah punya dua orang anak perempuan.
Tika yang memang suka sibuk dengan banyaknya kegiatan, apalagi sejak menjadi founder dari Beauty Camp ‘Artika Whulandary,’ maka Baim pun yang ambil alih peranan untuk menjaga sang buah hati. Baim pun dengan senang hati mendukung kegiatan Tika, karena Baim melihat kalau Tika bahagia ketika melakukan kegiatannya ini.
Tika juga sempat cerita mengenai kegiatannya sebagai founder dari Beauty Camp ini. Tujuan awal dari dibentuknya Beauty Camp ini padahal sebagai persiapan untuk mengikuti kontes kecantikan. Namun, lama-lama Tika melihat kalau Beauty Camp ini bisa punya peranan yang lebih besar lagi. Tika pun kemudian membuat Beauty Camp sebagai sebuah ‘support system’ untuk perempuan, medukung agar para pesertanya bisa menjadi versi yang terbaik dari dirinya.
ADVERTISEMENT
Selain sebagai support system untuk perempuan, Tika pun ingin mengubah stereotype tentang perempuan melalui Beauty Camp ini. Perempuan yang cantik itu ga hanya dilihat dari badannya yang tinggi, langsing, kulit putih, atau yang memiliki rambut lurus. Setiap perempuan dilahirkan cantik kok, tapi memang tiap orang pasti punya pesona atau keahlian yang berbeda-beda.
Pernah dengar issue tentang perempuan seperti apa saja?
Tika sempat menyinggung mengenai sesama perempuan yang malah suka saling menjatuhkan, bukannya saling mendukung, misalnya memberikan komen atau negatif, padahal kenal pun tidak, yes?
Saya pernah beberapa waktu lalu membaca sebuah share cerita di media sosial, tentang pengalaman dia waktu naik salah satu taksi online. Sang driver sempat cerita kalau dia keluar kerja dan menjadi driver taksi online, karena harus menemani istrinya yang sedang sakit. Bukan sakit fisik, tapi sakit karena terguncang jiwanya, akibat omongan-omongan negatif dari keluarga dan kerabatnya. Tau karena apa bisa seperti ini? Karena sang istri melahirkan secara caesar bukan normal. Padahal dia lahir caesar karena keadaannya darurat. Lengkapnya bisa dibaca di sini .
ADVERTISEMENT
Saya juga sering membaca status teman saya yang single parent. Ada saja tetangganya yang komen misalnya tentang anak-anak yang sering ditinggal kerja. Teman saya sih sudah kebal dengan omongan-omongan seperti ini, lah wong dia harus kerja untuk menghidupi keluarganya. Kalau dia tidak kerja, lalu yang menghidupi keluarganya siapa? Maukah tetangganya itu yang membayar bulanannya? Saya rasa sih tidak.
Ada lagi kenalan saya yang single parent juga. Dia suka diomong-omongi oleh kerabatnya tentang status dia, dan juga tentang pekerjaan: ‘Kenapa sih kerja keras seperti sekarang, sudahlah menikah saja cepetan.’ Teman saya pun langsung memberi komen: ‘Apakah dengan menikah, semuanya akan beres? Apakah dengan menikah, lalu saya ga bisa bekerja.’
Sebenarnya omongan-omongan negative seperti ini tidak perlu diucapkan ke orang lain. Karena buat apa juga, kan? Lebih enak tentunya memberikan dukungan atau komentar-komentar yang positif ke orang lain toh?
ADVERTISEMENT
Saya dan perempuan
Kalau saya melihat pekerjaan saya akhir-akhir ini, saya berada di lingkungan yang mayoritas rekan kerjanya perempuan. Mulai dari founder tempat saya bekerja sekarang, sales director, dan rekan kerja saya, banyak yang perempuan. Dan saya memang salut benar dengan mereka, terutama sang founder. Dia memulai perusahaannya dari kecil hingga memiliki team yang besar seperti sekarang. Dulu yang kalau kerja tuh di rumah atau di cafe , sekarang sudah bisa memiliki sebuah kantor. Bagaimana saya ga wow dengan dia.
Di kerjaan-kerjaan saya pun sebelumnya, baik full-time maupun freelance, saya pun juga banyak dikeliling perempuan. Mereka hard worker, pintar, dan mandiri. Jadi so far yang saya lihat, kalau perempuan sudah punya banyak kesempatan di lingkungan kerja. Hopefully seterusnya pun demikian, ya.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan hubungan saya dengan ibu saya?
Kebetulan saat ini saya tinggalnya berjauhan dengan ibu saya, tapi sebisa mungkin pun saya selalu mendukung ibu saya. Mulai dari hal-hal simpel sih, misalnya mengantarkan ibu saya ketika harus pergi ke suatu tempat – tentunya saat saya pulang kampung ya, lalu membahagiakan ibu saya dengan menraktir makan siang. Dan hal-hal lainnya deh. Yang penting kan sekarang giliran saya yang membahagiakan dan memberikan dukungan ke orang tua saya 😊
Shopee dan perempuan
Di awal saya sempat cerita mengenai video yang dibuat oleh Shopee sebagai bentuk dukungan untuk perempuan. Nah, Tika pun sempat cerita, bagaimana dia bisa tertolong dengan keberadaan Shopee sebagai salah satu e-commerce di Indonesia. Misalnya ketika dia mesti membeli perlengkapan untuk kegiatan anak-anaknya di sekolah, dia pun mengandalkan toko online, ketika dia lagi sibuk. Dengan beli melalui toko online, berarti dia ga perlu untuk keluar rumah, dan menghabiskan waktu di jalan.
ADVERTISEMENT
Sama juga halnya dengan kakak ipar saya. Dia pun sering belanja online untuk membeli barang-barang kebutuhan pribadi dan untuk anaknya yang masih kecil. Mana sempat dia untuk ke luar-luar mulu. Lebih gampang beli melalui toko online, karena tinggal belanja pake hape hehehe. Belanja tinggal pake hape, ga perlu ke luar rumah, jadi waktunya bisa digunakan untuk bermain-main bersama anaknya dan keluarga.
Nah, aku dan Shopee sudah mulai memberikan dukungan untuk perempuan nih. Kalau kamu sendiri gimana?