Mari Kita Bahas Soal Mal di Indonesia

21 April 2017 7:50 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi mal. (Foto: Pixabay)
Laporan berbagai media Singapura menyebut bahwa Orchard Road, di antara pusat perbelanjaan lain, mengalami kemunduran dalam bisnisnya. Di sana-sini terlihat bagaimana deretan lapak yang penuh sesak terlihat kosong bahkan tutup.
ADVERTISEMENT
Pengunjung yang biasanya membludak tampak hanya sesekali melewati lapak tanpa membeli.
“Kami terbiasa dengan satu atau dua pelanggan per hari. Dan itu sudah sangat bagus buat kami,” ucap Michael Chen, pemilik lapak lain di Orchard Central. “Rasanya kami ingin tutup saja.”
The Shoppes, Marina Bay Sands (Foto: Wikimedia Commons)
Dan keadaan yang sama mulai ditemui di beberapa mal di Jakarta. Meski tak separah seperti di Singapura, penjualan di beberapa mal di Jakarta mulai menurun.
"Online shop pengaruh juga ke mal kami, tapi enggak sampai 1 persen, tapi kalau dibiarin lama-lama besar juga. Makanya diminta gabung ke online, sudah banyak kan sekarang contohnya. Jadi orang bisa belanja di mal 24 jam dengan online shop," papar Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan kepada kumparan (kumparan.com), Kamis (20/4).
ADVERTISEMENT
"Sekarang orang kalau libur sehari, larinya ke mal, cari makan di mal, untuk sekadar ngobrol, itu sudah jadi budaya, kayaknya susah ya kalau hilang," ungkap Assistant Manager Public Relation and Customer Relations Senayan City (Sency) Elsi Adianti.
Ilustrasi mal. (Foto: Pixabay)
Pengakuan dari dua orang pelaku bisnis pusat perbelanjaan tersebut memberikan gambaran kepada kita, ada pergeseran fungsi pusat perbelanjaan. Dari yang sebenarnya menjadi tempat jual dan beli, kemudian meluas menjadi destinasi nongkrong dan dan sebatas makan masyarakat saat liburan. Bahkan, buat sebagian orang, mal kini hanya menjadi tempat pusat kebugaran dengan hadirnya gym-gym di berbagai sudut mal.
Bagaimana dengan kamu sendiri? Apa kamu setuju bahwa lebih nyaman membeli barang secara online ketimbang di mal? Benarkah mal sudah tidak zaman lagi?
ADVERTISEMENT
Tuliskan pengalaman, cerita, dan analisismu soal mal di Indonesia di kumparan! Pastikan kamu menyisipkan topic “Mal” di storymu.
Sila download apps kumparan di PlayStore atau Appstore, lalu buat akun dan tulis story-mu. Jangan lupa tag story-mu dengan topik mal.
Info lengkap soal cara membuat story di kumparan bisa dilihat di sini dan di sini.