Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten dari Pengguna
6 Cara Mengatasi Bullying di Sekolah agar Tidak Trauma
17 Mei 2023 15:38 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Tips dan Trik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Cara Mengatasi Bullying di Sekolah agar Tidak Trauma. Foto: Pexels/RDNE Stock project](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01h0m39t0tk7fj1q3qwcy3spfn.jpg)
ADVERTISEMENT
Cara mengatasi bullying di sekolah agar tidak trauma harus dilakukan bersama antara pihak sekolah, orang tua bahkan lingkungan sekolah termasuk siswa. Dengan menciptakan lingkungan sekolah yang baik, akan meminimalisasi tindak bullying .
ADVERTISEMENT
Dalam buku Bullying: Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak, Yayasan Semai Jiwa Amini (2008:1), bullying adalah sebuah situasi di mana terjadinya penyalahgunaan kekuatan/kekuasaan yang dilakukan oleh seseorang/sekelompok.
Cara Mengatasi Bullying di Sekolah agar Tidak Trauma
Berikut adalah cara mengatasi bullying di sekolah yang dikutip dari stompoutbullying.org:
1. Menjauhi Bully
Apabila terdapat sekelompok atau seseorang yang mencoba mem-bully siswa, sangat penting untuk pergi begitu saja dan terus berjalan ketika tindakan bully atau perundungan pada tahap awal.
2. Jangan Pernah Merespons
Selanjutnya, jangan pernah merespons apabila pelaku bullying menghubungi siswa yang bersangkutan. Capture pesan yang bernada perundungan untuk dijadikan bukti apabila siswa akan melapor.
3. Bicara Langsung pada Pembully 1:1
Cara ketiga bisa dilakukan apabila siswa memiliki keberanian untuk melawan bullying. Bertemu langsung secara pribadi dan bicarakan apa yang sebenarnya terjadi.
ADVERTISEMENT
Mengapa pelaku bully melakukannya pada diri siswa, dan bicarakan juga bila siswa tidak menyukai perbuatan yang dilakukan pelaku bully. Pastikan orang lain tahu keberadaan diri siswa saat melakukan hal ini untuk mencegah hal buruk terjadi.
Baca juga: 7 Cara Mendapat Teman Baru di Sekolah
4. Gunakan Sistem Buddy Melawan Bully
Pelaku bullying merasa kuat untuk menggertak satu orang, tetapi mereka jarang menggertak kelompok.
Pastikan bergaul dengan teman-teman sekitar. Bila perlu ceritakanlah apa yang sedang dihadapi. Jika pelaku bullying merasa ingin menaklukkan kelompok, menjauhlah.
Jika setelah menggunakan taktik ini dan bullying tidak berhenti, mungkin sudah waktunya untuk meminta bantuan. Jangan takut untuk memberi tahu seseorang bila menjadi korban bullying. Akan ada orang yang peduli dan akan membantu.
ADVERTISEMENT
5. Dapatkan Bantuan - Beri Tahu Orang Dewasa
Mungkin awalnya tampak menakutkan untuk memberi tahu seseorang, tetapi memberi tahu tidak hanya akan membantu, tetapi juga membuat siswa merasa tidak terlalu takut untuk menghadapinya.
Jika bullying terjadi secara fisik dan berada dalam bahaya, segera berbicara dengan orang dewasa terpercaya. Jika pernah memberi tahu orang dewasa sebelumnya dan tidak ada respons, beri tahu orang lain.
Beri tahu apa yang sebenarnya terjadi, siapa yang melakukan intimidasi, di mana dan kapan itu terjadi, sudah berapa lama hal itu terjadi, dan bagaimana perasaan yang dirasakan saat ini.
Saat memberi tahu guru, konselor bimbingan, atau psikolog sekolah , tanyakan apa yang akan dilakukan untuk membantu menghentikan intimidasi. Adalah tugas guru untuk membantu siswa tetap aman.
ADVERTISEMENT
Kebanyakan orang dewasa peduli dengan perundungan dan akan melakukan apa saja untuk membantu. Terus beri tahu sampai seseorang membantu.
6. Minta Pertolongan pada Lembaga Perlindungan
Bila perundungan atau bullying sudah semakin parah, siswa beserta orang tua dapat meminta pertolongan pada lembaga perlindungan.
Dalam hal ini siswa, orang tua dan guru dapat meminta bantuan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) atau lembaga sejenis untuk mendapatkan pertolongan.
Begitulah cara mengatasi bullying di sekolah. Kawal terus kasus bullying yang terjadi pada anak hingga kasus itu selesai. Semua anak dapat merasakan kebebasan dan kebahagiaan di mana pun berada. (Fitri A)