Konten dari Pengguna

Cara Memainkan Sasando, Alat Musik Khas NTT

Tips dan Trik
Memproduksi artikel seputar tutorial dan tips.
1 September 2024 19:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tips dan Trik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Cara Memainkan Sasando, Foto: Unsplash/Zdenek Sasek.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Cara Memainkan Sasando, Foto: Unsplash/Zdenek Sasek.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, salah satunya alat musik tradisional seperti sasando. Sasando adalah salah satu alat musik yang berasal dari Nusa Tenggara Timur atau NTT. Cara memainkan sasando cukuplah mudah.
ADVERTISEMENT
Meski mudah, tetapi perlu banyak latihan agar menghasilkan suara atau nada yang bagus. Sasando ini cukup terkenal karena memiliki bentuk yang unik dan berbeda dari alat musik pada umumnya.

Cara Memainkan Sasando

Ilustrasi Cara Memainkan Sasando, Foto: Unsplash/yanjf.
Dikutip dari buku Inovasi Alat Musik Sasando Elektrik karya Muntasir (2022: 12), sasando merupakan alat musik tradisional dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.
Cara memainkan sasando yaitu dipetik, mirip dengan teknik bermain harpa atau kecapi. Memainkan alat musik ini bisa dibilang cukup menantang karena memerlukan pemahaman yang baik tentang nada yang dimainkan.
Sebagai contoh, ketika memetik senar sasando, tangan kanan biasanya digunakan untuk memainkan kunci atau kord, sementara tangan kiri mengatur bass atau melodi. Selain itu, sasando memungkinkan permainan nada dalam dua arah.
ADVERTISEMENT
Teknik memetik dawai pada sasando juga memengaruhi kualitas suara yang dihasilkan, sehingga keterampilan dalam petikan sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal.

Sejarah Alat Musik Sasando

Ilustrasi Cara Memainkan Sasando, Foto: Unsplash/Laboko.
Secara harfiah, nama Sasando berasal dari kata Rote "sasandu," yang berarti alat yang bergetar atau berbunyi. Konon, sasando telah digunakan oleh masyarakat Rote sejak abad ke-7. Ada dua versi cerita rakyat mengenai asal usul sasando.
Versi pertama menceritakan bahwa alat musik ini ditemukan oleh seorang pemuda bernama Sangguana, yang terdampar di Pulau Ndana. Sangguana kemudian dibawa ke hadapan Raja Takalaa di istana Nusaklain.
Di istana tersebut, sering diadakan permainan kebak pada malam hari, yaitu tarian massal yang dilakukan oleh kelompok pemuda dan pemudi.
Dalam tarian ini, mereka bergandengan tangan membentuk lingkaran dengan seorang pemimpin syair (manahelo) di tengah lingkaran. Syair-syair yang dinyanyikan menceritakan silsilah keturunan mereka.
ADVERTISEMENT
Sangguana menarik perhatian karena bakat seninya. Tanpa disadari, putri raja jatuh hati padanya. Ketika Sangguana bertemu dengan putri raja, ia diminta untuk menciptakan alat musik baru sebagai syarat untuk menikahi putri raja.
Dalam mimpinya, Sangguana melihat dirinya memainkan alat musik yang indah dan unik. Berdasarkan mimpi tersebut, Sangguana berhasil menciptakan alat musik ini dan menamainya "sandu," yang berarti "berani bergetar."
Putri raja menamakan alat ini dengan kata dalam bahasanya, "hitu," yang berarti tujuh, karena alat tersebut memiliki tujuh dawai. Lagu yang dimainkan diberi nama "depo hitu," yang berarti "sekali dimainkan, ketujuh dawai bergetar."
Dawai pada sasando awalnya terbuat dari akar pohon beringin, kemudian diganti dengan usus hewan yang dikeringkan, yang menjelaskan mengapa sasando dimainkan dengan cara dipetik.
ADVERTISEMENT
Jadi, cara memainkan sasando adalah dipetik. Artinya, alat musik sasando memiliki bagian berupa tali atau senar untuk memainkannya. (Umi)