Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Isran Noor Pemimpin yang Kompeten Memajukan Pertanian Kaltim
23 Mei 2018 0:28 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Tulisan dari Tira Yanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bila petani Kalimantan Timur mempertimbangkan sosok Isran Noor sebagai pemimpin yang dibutuhkan oleh mereka, hal itu bisa dijelaskan dari keberadaan dan kiprah dari Isran Noor di dalam pertanian.
ADVERTISEMENT
Diakui oleh Ketua Koalisi Peduli Petani Kaltim, Zuhdi – juga kelompok tani lainnya – bahwa Isran Noor dinilai memiliki kompetensi untuk mengatasi persoalan pertanian. Ada beberapa program yang dipandang Zuhdi dan kelompok tani lainnya dari program Isran Noor.
Pertama, Isran Noor memiliki program untuk membuka lahan 1.000.000 hektar. Program ini oleh koalisi tani Kaltim dipandang sebagai solusi penting yang dapat memberikan perubahan besar di Kaltim terutama di bidang pertanian. Perubahan yang dimaksud adalah adanya gerak dinamis ke arah terbangunnya kesejahteraan petani Kaltim.
Dengan 1.000.000 hektar lahan tanah memungkinkan petani tidak jatuh pada pengangguran. Mereka dapat bekerja dan mengembangkan pertanian.
Dengan memperhatikan program (satu juta hektar) dari Isran Noor ini, koalisi ini memandang sosok Isran Noor adalah pemimpin yang tepat yang masuk di dalam pertimbangan mereka dan oleh karena itu patut didukung oleh mereka.
ADVERTISEMENT
Kedua, koalisi ini memandang bahwa Isran Noor adalah sosok yang tak asing bagi petani Kaltim. Dia bergelut dalam perhimpunan yang bergerak di bidang penyuluhan pertanian yakni Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (disingkat Perhiptani). Kiprahnya di dalam perhimpunan ini sangat penting. Isran Noor pernah menjabat sebagai Ketua Umum Perhiptani wilayah Kaltim.
Kiprah dan kontribusinya terus tak berhenti di situ. Panggilan pengabdian di bidang pertaniannya membawa Isran Noor lebih jauh: dia menerima amanah (terpilih) sebagai Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Perhiptani periode 2017-2018. Koalisi petani melihat adanya keberhasilan yang ditorehkan oleh Isran Noor selama menjabat sebagai Ketua Umum Perhiptani Kaltim. Dengan memenuhi panggilan menjadi Ketua Umum DPP Perhiptani, Isran Noor melanjutkan keberhasilan program penyuluhan di Kaltim ke tingkat nasional.
ADVERTISEMENT
Dengan kehadiran Isran Noor sebagai pemimpin, maka perpaduan ketersediaan 1.000.000 hektar lahan untuk pertanian dan kehadiran penyuluhan untuk para petani dari Isran Noor dan para penyuluh lainnya, memungkinkan pertanian di Kaltim akan terus maju. Dengan adanya dampak positif dari kemajuan di sektor pertanian, maka yang pertama-tama yang memperoleh manfaatnya tentu saja petani.
Isran Noor menghadirkan program ini tentu saja adalah untuk kesejahteraan masyarakat tani di Kaltim. Oleh sebab itu, dukungan dari koalisi petani kepada Isran Noor dan calon wakilnya, Hadi Mulyadi, adalah dukungan pada pasangan yang tepat. Pasangan yang bakal mendatangkan kemajuan besar di bidang pertanian di Kaltim.
Di Kaltim, persoalan pertanian memang membutuhkan solusi, yakni hadirnya sosok yang memiliki kompetensi untuk melahirkan kebijakan-kebijakan yang penting dan pro terhadap rakyat petani.
ADVERTISEMENT
Pertama, persoalan utama pertanian di Kaltim adalah kurangnya penyuluh pertanian. Padahal adanya penyuluhan di bidang pertanian sendiri memiliki ‘manfaat’ yang signifikan bagi masyarakat tani Kaltim dan seluruh petani di Indonesia secara umum.
Manfaat itu tak lain adalah guna membantu pola perilaku mereka (para petani) dan keluarganya agar mereka mengetahui dan mempunyai serta memiliki kecakapan memecahkan masalahnya sendiri di sektor pertanian. Penyuluhan itu juga bermanfaat guna membekali mereka kecakapan demi meningkatkan hasil usaha dan tingkat kehidupannya.
Kedua, persoalan sektor pertanian di Kaltim adalah ketersediaan lahan pertanian yang kian lama kian sedikit. Banyak lahan yang mulai kehilangan fungsinya sebagai penghasil pangan dan beralih fungsi menjadi pemukiman. Persoalan ini tentu saja sangat memprihatinkan. Para petani jadi kehilangan mata pencaharian mereka.
ADVERTISEMENT