Tadarus Al Quran, Tradisi Agung Rosulullah bersama Jibril

Agus Sutisna
Dosen, Founder Yayasan Podiumm Pesantren Nurul Madany Cipanas Lebak
Konten dari Pengguna
6 April 2024 4:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Agus Sutisna tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
www.istock.com
zoom-in-whitePerbesar
www.istock.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu aktifitas mulia dan secara masif dilakukan kaum muslimin di bulan Ramadhan ini adalah Tadarus Al Quran. Ada yang melakukannya sendiri di berbagai kesempatan secara random, ada juga yang terjadwal misalnya ba’da sholat subuh atau menjelang maghrib sambil ngabuburit. Ada pula yang dilakukan bareng-bareng di mesjid dan mushola, biasanya usai sholat Tarawih dan sekedar membaca serta mendengarkan.
ADVERTISEMENT
Tadarus sendiri berasal dari kata “darosa” (Bahasa Arab), artinya mempelajari, menyimak, atau mengkaji. Pada umumnya para Ulama memaknai Tadarus sebagai aktifitas ritual sekaligus belajar bersama dalam bentuk membaca dan menyimak Al Quran. Karena itu Tadarus dilakuan oleh sekurang-kurangnya dua orang; dimana satu orang membaca, dan satunya lagi menyimak.
Namun jika mengikuti pandangan Ibnul Qayyim dalam kitab Miftah Daar As-Sa’adah, belajar dan mengajarkan Al Quran, mencakup dua aspek. Pertama, mempelajari dan mengajarkan huruf-hurufnya. Kedua mempelajari dan mengajarkan maknanya. Artinya Tadarus tidak hanya membaca dan menyimak bacaan, melainkan juga mempelajari, menyimak dan memahami maknanya.
Sejalan dengan pandangan Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin rahimahullah yang mengataka bahwa “Al-Qur’an itu diturunkan untuk tiga tujuan, yakni beribadah dengan membacanya, memahami maknanya dan mengamalkannya”
ADVERTISEMENT
Tradisi Nabi bersama Malaikat Jibril
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam bukhori dari Ibnu Abbas dikatakan:
Dalam konteks Tadarus Al Quran, hadits ini menjelaskan dua hal. Pertama, bahwa setiap malam di sepanjang Ramadhan malaikat Jibril mengunjungi Nabi SAW untuk mengajarkan Al Quran, baik cara membaca maupun isi kandungannya. Dalam hal ini para Ulama menjelaskan, Jibril mengajari sekaligus “memeriksa” secara rutin dan berulang hafalan Al Quran dan pemahaman beliau terhada isi kandungannya. Dalam bahasa metodoligis cara ini lazim disebut “Muroja’ah”.
ADVERTISEMENT
Kedua, Tadarus Al Quran dilakukan oleh sekurang-kurangnya dua pihak sebagaimana dilakukan oleh malaikat Jibril dan Nabi SAW. Jibril dalam posisi sebagai “mentor atau pengajar”, dan Nabi SAW sebagai “murid atau pembelajar”.
Demikianlah kemudian yang dilakukan oleh Rosulullah dengan para sahabat baik di luar bulan Ramadhan atau dalam aktifitas keseharian beliau sebagai Nabi dan Rosul.
Seperti dijelaskan oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah, Rasulullah membaca Al Qur’an lalu para sahabat mendengarkannya. Agar mereka mengambil manfaat dari apa yang dibacakan kepada mereka. Lalu Rasulullah menafsirkan ayat-ayat yang dibacanya. Terkadang Rasulullah memerintahkan salah seorang sahabatnya untuk membacakan Al Qur’an dan Rasulullah mendengarkannya.
Dengan cara demikian, maka Al Quran akan tersampaikan dan terwariskan secara benar kepada umat Islam di setiap generasi. Baik cara membacanya maupun isi kandungannya secara utuh.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, jika mengikuti Sunnah sebagaimana dipraktikan oleh Nabi, baik bersama malaikat Jibril maupun bersama para sahabatnya, Tadarus Al Quran sebaiknya dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut.
Pertama, dilakukan oleh sekurang-kurangnya dua orang, dimana satu diantara mereka adalah orang yang memiliki penguasaan dan pemahaman yang memadai. Menguasai ilmu cara membaca Al Quran dan memahami isi kandungannya.
Kedua, Tadarus Al Quran tidak hanya membaca dan menyimak bacaan, melainkan juga mempelajari dan memahami isi kandungannya. Itu sebabnya dalam Tadarus diperlukan seorang “mentor” yang memiliki penguasaan bacaan Al Quran dan memahami isi kandungannya.
Namun demikian, ketiadaan dua kondisi itu tentu tidak akan menghilangkan nilai ibadah dan pahala. Karena dengan membacanya, sebagaimana dijelaskan Ibnu Mas’ud dalam hadits yang diriwayatkan Imam At-tirmidzi, bahwa "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur'an), maka dia akan memperoleh satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan dengan sepuluh semisalnya."
ADVERTISEMENT
Keutamaan Tadarus Al Quran
Didalam hadits yang diriwayatkan Imam At-Tirmidzi dari Utsman bin Affan ‘alaihissalam, Rosulullah bersabda,
Berdasarkan beberapa ayat Al Quran dan Hadits Nabi, Tadarus (membaca dan mempelajari) Al Quran juga memiliki sejumlah keutamaan lain selain status sebagai “khoirun naas” (sebaik-baik manusia) sebagaiman diisyaratkan Rosulullah diatas.
Pertama, Tadarus Al Quran di bulan Ramadhan (maupun pada waktu-waktu selain Ramadhan) akan memberikan kesehatan dan tenangan jiwa serta keluasan pikiran. Hal ini didasarkan pada ayat 82 surat Al Isra, “Dan Kami turunkan dari Al Quran sesuatu yang menjadi obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman..”.
Kedua, orang-orang yang rajin membaca Al Quran akan disejajarakn derajatnya dengan para Malaikat sebagaimana hadits Nabi SAW, bahwa “Seorang yang lancar membaca Alquran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah, adapun yang membaca Alquran dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala” (HR. Muslim).
ADVERTISEMENT
Ketiga, pada hari Qiyamat kelak, Al Quran akan hadir memberi syafaat bagi yang membacanya sebagaimana sabda Nabi SAW yang diriwayatkan Imam Muslim, “
“Bacalah Al-Qur'an, sesungguhnya ia pada hari kiamat akan datang memberi syafaat kepada pembacanya.”
Terakhir, dengan rajin Tadarus Al Quran khususnya di bulan Ramadhan ini, dengan sendirinya akan meningkatkan derajat pemahaman dan kecintaan terhadap Al Quran sebagai pedoman hidup umat Islam.