Konten dari Pengguna

Alasan Ramai-Ramai Tinggalkan Whatsapp

Tito Prabowo
Praktisi teknologi informasi, pemerhati cyber security dan privasi. Penggiat AIPSE (www.aipse.org). Berusaha berbagi dan bermanfaat melalui tulisan.
9 Januari 2021 6:39 WIB
comment
29
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tito Prabowo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Tidak sedikit yang berpendapat bahwa keamanan dan privasi bukanlah hal prioritas. Mungkin Anda termasuk salah satunya. Hari ini data adalah aset atau kapital yang bisa mendatangkan profit. Fasilitas teknologi , baik itu email, apps, atau sekedar akun sosial media yang kita nikmati saat ini sebetulnya telah kita bayar dengan data pribadi kita sendiri.

ADVERTISEMENT
Satu saat nanti, jangan lah heran, kalau ada orang lain atau bahkan mesin dapat mengenali diri kita melebihi diri kita sendiri. Dengan teknologi hari ini, hal tersebut sangat lah mungkin. Sebuah konsekuensi dari pilihan masing-masing. Apapun, kita bebas memilih, sepaket dengan segala konsekuensinya, termasuk yang belum Anda ketahui.
Alasan Ramai-Ramai Tinggalkan Whatsapp
zoom-in-whitePerbesar
Baru-baru ini, Whatsapp yang sudah dimiliki oleh Facebook, mengirimkan ultimatum kepada seluruh penggunanya, yaitu untuk menyetujui ā€œterm and conditionsā€ (syarat dan ketentuan) yang baru hingga batas waktu 8 Februari 2021. Jika Anda masih menggunakan Whatsapp melebihi tanggal itu, artinya setuju.
ADVERTISEMENT
Nah, sebetulnya apa sih perubahan yang baru itu?
Mari kita lihat jawabannya pihak Whatsapp:
Alasan tidak lagi mau pakai Whatsapp:
ADVERTISEMENT
Data pibadi dan privasi itu penting
ADVERTISEMENT
Keamanan
Tahun 2019 saja ada 9 kasus security. 3 diantaranya cukup serius. Smartphone Anda dapat dengan mudah di-hack hanya dengan sebuah panggilan telpon via Whatsapp, baik diangkat atau tidak. Kemudian, dengan mengirim sebuah gambar atau video melalui pesan Whatsapp, hacker dapat menjalankan kodenya secara remote di smartphone Anda. Salah satu korbannya adalah Jeff Bezos, CEO Amazon.
Hari ini, nomor mobile Anda sudah seperti identitas Anda. Semua melekat di sana: Email account, banking account. Tidak mudah untuk mengubah nomor tersebut. Jika Anda kehilangan nomor itu atau dibajak untuk tujuan tertentu, Anda sendiri yang dapat mengukur sejauh dan sebanyak apa risiko yang akan Anda alami.
Mengapa Memilih Signal?
Di luar sana banyak pilihan alternatif lain. Tapi faktor yang cukup menentukan biasanya adalah seberapa banyak user mereka, apakah kontak dan teman-teman kita juga menggunakannya.
ADVERTISEMENT
Salah satu pilihan adalah Telegram, tapi sayang telegram hanya memiliki end-to-end encryption pada chat rahasia saja. Artinya, ada peluang Anda disadap. Ah, ngga penting, saya bukan orang penting, hanya rakyat biasa. Sekali lagi, Anda bebas memilih šŸ™‚
Yang menarik adalah Signal. Messenger ini paling direkomendasikan oleh Snowden dan pakar IT Security, karena keamanan dan data privasinya yang teruji. Signal menggunakan teknologi keamanan ā€œstate of the artā€ atau termutakhir.
Signal itu open source, artinya dapat oleh periksa siapa saja dan telah di-audit oleh berbagai akademisi, pakar di bidangnya. Tidak ada yang disembunyikan. Anda sendiri bisa meneliti apakah Signal memiliki backdoor (pintu rahasia) yang digunakan pihak tertentu untuk mengakses data Anda. Signal bisa di-host di server Anda sendiri. End-to-end encryption sudah wajib dan standard, termasuk untuk group chat.
ADVERTISEMENT
Dan yang terpenting, diantara semua Messenger, Signal adalah yang paling sedikit menggunakan data pribadi Anda. Itu pun dipastikan tidak dijual atau diberikan kepada pihak ketiga. Karena Signal ā€œhidupā€ bukan dari Iklan atau jualan data, ia open source, hanya dibiayai dari donasi.
Semoga tulisan ini (paling tidak) cukup membangunkan awareness (kesadaran) kita akan urgensi sebuah privasi beserta efek jangka panjangnya. Bukan hanya untuk diri kita sendiri, melainkan juga untuk orang terdekat dan mereka yang kita sayangi.