Konten dari Pengguna

Biografi Singkat Abraham Lincoln

Titus Anugrah Dewanto Saputra
Titus Anugrah Dewanto Saputra adalah seorang pelajar yang bersekolah di SMA Trinitas Bandung. Lahir pada 26 Januari 2005.
13 September 2021 20:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Titus Anugrah Dewanto Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/vectors/abraham-lincoln-abe-amerika-148527/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/vectors/abraham-lincoln-abe-amerika-148527/
ADVERTISEMENT
"Aku tidak punya aturan. Aku hanya berusaha melakukan yang terbaik setiap saat dan setiap hari."
ADVERTISEMENT
Kata-kata mutiara di atas keluar dari mulut salah seorang paling berpengaruh dalam sejarah dunia. Ya, Abraham Lincoln. Ia adalah presiden Amerika Serikat ke-16. Buah pemikirannya sudah mengubah negara itu menjadi negara yang berkembang dan berpengaruh hingga saat ini. Tapi sebenarnya bagaimana kehidupan pribadinya? Mengapa wajahnya terpampang di Mount Rushmore bersama dengan tiga presiden Amerika lainnya?
Abraham Lincoln lahir di Kentucky, 12 Februari 1809 dari pasangan Thomas Lincoln dan Nancy Hanks Lincoln. Sejak kecil, ia sering dipanggil Abe. Ayahnya adalah seorang tukang kayu dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Saat kecil, ia dan adik-adiknya sempat dikirim oleh kedua orang tuanya ke sekolah. Namun karena desakan pekerjaan ayahnya, ia terpaksa putus sekolah dan membantu ayahnya. Ia pun menjadi seorang anak yang buta huruf dan tidak memiliki pendidikan.
ADVERTISEMENT
Pada musim gugur tahun 1818, suatu penyakit aneh menjangkit orang-orang di daerah tempat Abe tinggal. Salah satu orang yang terjangkit penyakit itu adalah ibu Abe. Dalam kurun waktu seminggu kondisi ibunya terus menurun dan kemudian meninggal. Peristiwa ini memberikan luka dalam bagi Abe dan adik-adiknya. Keluarga yang biasanya penuh kehangatan dan kegembiraan seketika menjadi dingin dan sunyi. Abe yang merupakan anak laki-laki tertua berusaha menjadi pelindung dan penghibur bagi adik-adiknya yang saat itu masih diliputi kesedihan.
Berselang beberapa waktu, ayah Abe membawa ibu baru bagi anak-anaknya. Namanya adalah Sarah Bush. Ia adalah seorang janda dengan dua anak. Ia adalah seorang wanita yang kuat, cakap, dan hangat. Tidak lama setelah kedatangannya, rumah yang awalnya sempat dingin dan sunyi kembali hangat dan bersahaja.
ADVERTISEMENT
Ketika Abe berumur 11 tahun, sebuah sekolah baru dibuka tidak jauh dari tempat tinggalnya. Ibunya yang mengetahui hal itu berinisiatif untuk membawa anaknya ke sekolah. Namun ayahnya berpendapat bahwa anak laki-laki akan lebih baik jika bekerja di ladang. Karena ibunya tetap bersikeras untuk menyekolahkannya, maka ayahnya membiarkan Abe untuk pergi ke sekolah.
Belum genap setahun bersekolah, Abe sudah gemar membaca. Ia bahkan sering menempuh perjalanan bermil-mil untuk meminjam sebuah buku. Selain gemar membaca, ia juga gemar menulis. Ia sering menulis karangan-karangan. Ia menggunakan penyodok arang sebagai media tulis dan menggunakan arang sebagai alat tulis.
Pada umur 19 tahun, Abe dan keluarganya mengadakan perjalanan menggunakan perahu ke New Orleans. Di sana, untuk pertama kalinya ia berhadapan langsung dengan perbudakan. Saat melihat itu timbul rasa jijik di dalam dirinya. Tak lama setelah peristiwa itu, keluarga Abe sekali lagi pindah. Mereka pindah ke Illinois dan kemudian mendirikan sebuah rumah baru.
ADVERTISEMENT
Seiring dengan berjalannya waktu, Abe menjadi seorang pemuda yang pintar. Perawakannya yang tinggi dan sifatnya yang ramah dan humoris membuat kenalannya gemar mengobrol dengannya. Ia juga gemar bercerita dan berdebat mengenai politik. Teman-temannya yang melihat hal ini memberik dorongan kepadanya untuk ikut serta dalam pemilihan dewan perwakilan.
Pada 1834, Abe mengikuti pemilihan Dewan Perwakilan Illinois. Ia yang saat itu masih berumur 25 tahun terpilih menjadi dewan perwakilan. Kemudian pada tahun 1836, ia mendapat izin untuk membuka praktek pengacara. Ia menjadi seorang pengacara yang sering menolong orang-orang miskin. Terkadang ia hanya dibayar dengan hasil pertanian oleh klien-kliennya yang tidak mampu.
Saat Abe bertugas menjadi pengacara, ia berkenalan dengan seorang wanita yang bernama Ann Rutledge. Seiring berjalannya waktu, mereka saling mencintai satu sama lain. Tapi sayang, wanita itu meninggal dunia beberapa saat sebelum mereka menikah. Untuk menutupi rasa patah hatinya, ia menjadi semakin banyak bekerja dan menghabiskan waktunya untuk melayani masyarakat. Beberapa tahun kemudian, ia bertemu dengan seorang wanita yang bernama Mary Todd. Mereka saling jatuh cinta lalu memutuskan untuk menikah pada tahun 1843.
ADVERTISEMENT
Ketika Abe berusia 37 tahun, ia mulai masuk ke gelanggang politik nasional. Ia dipilih menjadi dewan perwakilan rakyat dari kongres. Selama menjadi dewan perwakilan, ia aktif dalam menyuarakan gerakan anti perbudakan. Ia beranggapan bahwa ada kecemburuan sosial dan perselisihan yang sangat tajam di masyarakat. Ia yakin bahwa kebebasan adalah suatu hak yang suci dan abadi bagi setiap manusia.
Di tahun 1858, praktik perbudakan di Amerika Serikat semakin meluas. Abe yang melihat hal itu memutuskan untuk meninggalkan praktek pengacaranya dan kemudian mencalonkan diri sebagai dewan senat. Hal ini bertujuan agar ia dapat menyampaikan ideologinya kepada perwakilan senat lainnya. Namun sangat disayangkan, ia kalah dalam pemilu itu. Meskipun ia kalah, ia mendapat reputasi yang besar berkat perjuangannya itu.
ADVERTISEMENT
Dengan memanfaatkan reputasinya Abe mencalonkan diri dalam pemilihan presiden Amerika pada tahun 1860. Ia memenangkan pemilihan itu. Namun ia langsung dihadapkan dengan tugas yang sangat berat. Setelah ia terpilih menjadi presiden, terjadilah perpecahan yang sebelumnya sudah diprediksi berkaitan dengan perbudakan. Sebelas negara bagian Selatan melepaskan diri dari Amerika Serikat dan mendirikan negara sendiri yang dinamakan Negara Konfederasi. Mereka menunjuk seorang tokoh bernama Jefferson Davis sebagai presiden negara itu.
Awalnya Abe mengusahakan upaya rekonsiliasi dengan kepada pihak Konfederasi. Namun, pihak Konfederasi malah menembaki benteng-benteng pertahanan milik pihak Amerika Serikat. Abe yang melihat hal itu kemudian dengan berat hati menyatakan perang saudara. Sekarang, ada dua permasalahan besar dalam hidup Abe yaitu perpecahan suatu negara dan perbudakan yang semakin merajarela. Tugas itu semakin terasa berat baginya karena banyak tokoh yang melancarkan berbagai kritikan kepadanya. Hal ini menyebabkan ia menderita depresi yang begitu parah hingga menyebabkan beberapa penyakit fisik.
ADVERTISEMENT
Peperangan terus berlanjut dan tampaknya kemenangan semakin berpihak kepada pihak Amerika Serikat. Di akhir tahun 1863, setelah kemenangan pihak Amerika Serikat pada suatu pertempuran terbesar di perang itu yang dinamakan Pertempuran Gettysburg, Abe menyampaikan suatu pidato yang menjadi salah satu pidato yang paling terkenal dalam sejarah.
Salah satu kutipan pidatonya itu berbunyi “pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat tidak akan terhapus dari muka bumi.” Pidato itu membuat reputasinya kembali naik setelah sebelumnya sempat turun dikarenakan ia dianggap tidak bisa mencegah perang saudara. Di akhir masa jabatan pertamanya ia mengusulkan amandemen ke 13. Amandemen itu berisikan penghapusan praktek perbudakan di Amerika Serikat. Pada akhirnya amandemen itu disahkan setelah melalui berbagai proses yang sangat sulit.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1865 perang saudara berakhir dengan kemenangan pada pihak Amerika Serikat. Negara Konfederasi yang awalnya mendukung perbudakan dan memisahkan diri dari Amerika Serikat terpaksa menolak perbudakan dan menggabungkan diri kembali ke Amerika Serikat. Penyerahan kedaulatan Konfederasi dilakukan di sebuah rumah kayu sederhana pada 9 April 1865 dengan Ulysses S. Grant sebagai perwakilan Amerika Serikat (Union) dan Robert E. Lee sebagai perwakilan Konfederasi.
Sangat disayangkan, Abe hanya merasakan kegembiraan itu selama 5 hari. Pada malam hari di tanggal 14 April 1865, ia ditembak di Teater Ford ketika ia sedang menikmati pertunjukan. Pelakunya adalah seorang aktor yang merupakan pendukung fanatik Konfederasi yang bernama John Wilkes Booth. Ia meninggal dalam damai keesokan paginya.
ADVERTISEMENT
Rencana-rencanya untuk mewujudkan perdamaian dan perikemanusiaan ia usahakan dengan sepenuh hati. Ia rela mengorbankan dirinya untuk memperjuangkan perikemanusiaan dan hak untuk bebas bagi setiap orang. Kepercayaannya dan keyakinannya kepada kebebasan dan kebaikan adalah inti yang sebenarnya dari jiwa perjuangannya. Kini berkat keteguhan hatinya akan kebenaran, ia sudah bersama Tuhan di KerajaanNya. Meskipun ia telah tiada, semangatnya masih ada hingga sekarang. Selanjutnya, adalah tugas kita untuk berusaha mempertahankan dan meneladani apa yang telah dilakukan dan diperjuangkannya. Titus Anugrah Dewanto Saputra kelahiran Bandung, 26 Januari 2005. Seorang siswa dari SMA Trinitas Bandung.