Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Essai: Meneropong Kejahatan Dukun Palsu
19 Juli 2023 11:24 WIB
Tulisan dari Tiyas Febriyanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Zaman yang serba canggih ini, nyatanya masih banyak orang yang percaya dengan hal-hal berbau supranatural dan tak masuk di akal. Salah satunya sosok dukun yang disinyalir memiliki kesaktian menggandakan uang. Tentu saja hal itu menggiurkan untuk para orang-orang malas yang ingin sukses dan kaya dengan cara instan.
ADVERTISEMENT
Berita itu sempat ramai diperbincangkan masyarakat luas, saya juga mengikuti alur kasus tersebut yang membuat saya sampai geleng-geleng kepala. Dari mulut ke mulut, nama dukun Slamet yang dianggap memiliki kesaktian itu nampaknya berhasil menarik banyak orang untuk datang. Tentu saja dengan tujuan yang sama, mereka ingin memperkaya diri tanpa harus susah payah bekerja siang malam setengah mati. Cukup berikan sejumlah uang yang ada di kantong, maka layaknya seperti pesulap uang tersebut konon dapat dilipatgandakan berkali-kali lipat.
Namun apapun yang bernama instan, tentu ada proses yang harus dilakukan. Bahkan mie instan pun perlu proses untuk dimasak sebelum akhirnya dihidangkan dengan nikmat. Tidak seperti menjentikkan jari lalu dapat apa yang dibutuhkan, dukun Slamet meminta korban untuk melakukan beberapa ritual sebagai penyempurna dari proses lipat ganda uang. Orang-orang yang bersedia melakukan ritual tersebut, sudah pasti memikirkan hal tersebut sebelumnya. Tidak mungkin jika mereka asal datang hanya dengan iming-iming bisa melipatgandakan uang.
ADVERTISEMENT
"Ada harga, ada barang" begitu kalimat yang sering saya dengar. Mereka butuh uang banyak, maka sudah pasti ada pengorbanan yang harus mereka lakukan, salah satunya ritual. Anehnya tidak seperti di film-film horor atau berbau ilmu hitam yang biasa saya tonton. Dimana biasanya ritual yang dilakukan berupa sesuatu yang tidak masuk akal seperti memotong ayam hitam atau mengambil tali kain kafan milik seseorang yang baru saja meninggal.
Kali ini kasusnya berbeda, ritual dari dukun Slamet ini hanya berupa meminum minuman yang rupanya sebelumnya sudah diberi obat racun. Dari situlah dukun Slamet melancarkan aksinya dengan menggasak uang korban lalu membunuh dan menguburnya di ladang miliknya sendiri.
Sepertinya julukan dukun yang dianggap sebagai orang pintar hanya sebatas julukan saja. Karena Dilihat dari kacamata lain, bukan karena dukun orang pintar melainkan para korban yang datang terlalu mudah dipengaruhi pikirannya dengan hal-hal kesenangan duniawi yang bersifat tak lazim didapatkan.
ADVERTISEMENT
Dari berita yang saya ikuti, rupanya dukun Slamet sudah menjalankan aksinya sejak 2020. Di mana, selama itu sosok istrinya perlu dicurigai karena dikatakan istrinya mengaku tidak tahu apapun perihal pekerjaan sang suami. Tinggal selama belasan tahun, rasanya tidak masuk akal jika istri bungkam melihat suaminya tidak memiliki pekerjaan yang jelas.
Istrinya hanya mengaku sering kedatangan tamu ke rumahnya untuk menemui Slamet. Sebagai seorang istri yang bijak, seharusnya ia menaruh curiga pada sang suami atau setidaknya bertanya dari mana asal-usul datangnya tamu-tamu itu. Karena secara logika, orang yang bertamu biasanya tidak jauh dari kerabat di antara keduanya, teman jauh atau bisa juga rekan kerja.
Dunia sudah tidak waras, semakin hari semakin banyak manusia tidak punya nurani. Banyak orang yang rela melakukan apapun untuk mendapatkan uang sampai-sampai nyawa menjadi taruhannya dan faktor ekonomi jelas menjadi alasan orang-orang melakukan penyimpangan kepercayaan seperti itu.
ADVERTISEMENT