Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Beda Pendapat Namun Tetap Bersahabat
5 Juli 2023 20:23 WIB
Tulisan dari Tiza Titania Puspitasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Soekarno merupakan sosok presiden pertama Republik Indonesia serta dikenal sebagai pahlawan proklamator yang berkharisma. Karena merupakan sosok yang berkharisma maka tidak heran apabila Soekarno memiliki banyak sahabat dan relasi yang berasal dari berbagai negara lain. Diantara salah satu persahabatan yang terjalin adalah antara Soekarno dan John. F Kennedy yang merupakan presiden Amerika Serikat pada masa itu. Kedua sahabat ini merupakan insan manusia yang memiliki kedekatan namun juga memiliki pandangan serta ideologi yang berbeda atau terdapat pro dan kontra di dalamnya terutama menyangkut permasalahan pembebasan Irian Barat. Meskipun berbeda pandangan dan ideologi namun Soekarno dan Kennedy memiliki kesamaan tentang penolakan keras terhadap praktek kolonialisme yang dapat menghancurkan berbagai sendi-sendi kehidupan. Awal pertemuan Soekarno dan Kennedy terjadi pada tahun 1961. Kennedy dalam kacamata Soekarno merupakan sosok presiden Amerika Serikat yang terbaik dan memiliki kharisma. Selain itu menurut pandangan Soekarno, Kennedy merupakan sosok yang bijaksana apabila dibandingkan dengan pemimpin Amerika Serikat yang dahulu. Namun, siapa sangka dibalik kedekatan antara Soekarno dan Kennedy terdapat konflik atau perbedaan pendapat tentang permasalahan menyangkut Irian Barat.
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan antara kedua sahabat tersebut, terdapat suatu pertanyaan kecil yang dilontarkan oleh Kennedy kepada Soekarno yaitu, mengapa Irian Barat begitu penting bagi Indonesia dan Soekarno sendiri, sedangkan dalam pandangan Kennedy bahwa orang-orang Irian Barat merupakan memiliki ras yang berbeda dengan ras yang dimiliki oleh kebanyakan orang Indonesia. Selain itu, Kennedy juga mengatakan dalam mengelola wilayah Irian Barat, Belanda lebih memiliki banyak dana yang digunakan untuk mengurus berbagai kepentingan terkait apabila dibandingkan dengan dana yang dimiliki oleh Indonesia untuk mempertahankan wilayah Irian Barat. Pertanyaan Kennedy tersebut lantas membuat Soekarno menimpali kembali bahwa meskipun berbeda ras, Irian Barat termasuk bagian dari wilayah Indonesia, karena sejatinya negara Indonesia terbentuk melalui berbagai keragaman termasuk ras, etnis, dan budaya. Kennedy juga menuturkan suatu hal selain Irian Barat. Kennedy mengungkapkan bahwa ia kurang menyukai dan tidak setuju terkait hubungan Indonesia dengan Uni Soviet selaku negara blok Timur yang berideologi Komunis. Menanggapi hal tersebut, Subandrio selaku Menteri Luar Negeri Indonesia yang turut hadir dalam pertemuan tersebut menjawab bahwa Indonesia merupakan negara yang mandiri, maka Indonesia merupakan negara yang tidak mau diatur oleh negara manapun.
ADVERTISEMENT
Meskipun dalam pertemuan tersebut sempat terjadi konflik atau perbedaan pendapat, namun Kennedy bersikap terbuka dan menyatakan kesiapannya untuk membantu Indonesia dalam penyelesaian wilayah Irian Barat dengan aman dan damai. Upaya yang dilakukan Amerika Serikat tersebut bertujuan untuk menghindari terjadinya perang yang nantinya juga akan menyeret nama Amerika Serikat dan tentunya Uni Soviet. Namun upaya yang dilakukan Amerika Serikat dibawah Kennedy tersebut berujung sia-sia. Hal ini karena menurut kesaksian pejabat staff Gedung Putih sekaligus asisten khusus presiden yaitu Schlesinger bahwa pertemuan dalam pertemuan tersebut Soekarno merupakan sosok yang memiliki watak angkuh dimana hal ini terlihat pada saat bertukar pendapat secara rasional namun hal tersebut bersifat terbatas. Menurutnya, Soekarno lebih mementingkan citra yang dimilikinya yaitu sebagai sosok yang berpengaruh dalam dunia sehingga terkesan mengagung-agungkan dirinya sendiri. Selain itu Kennedy juga menuturkan bahwa Soekarno merupakan pemimpin berkharisma dan berpengaruh besar, namun Soekarno merupakan sosok yang anti Barat. Kennedy telah mengupayakan berbagai cara agar tidak terjadinya hubungan yang erat antara Indonesia dan Uni Soviet, namun semua itu gagal karena Soekarno telah menjalin persahabatan yang erat dengan Uni Soviet dimana hal tersebut bertujuan untuk berbagai hal terkait persenjataan yang diperlukan dalam penyelesaikan konflik pembebasan Irian Barat dibawah Belanda.
ADVERTISEMENT
Kemudian, pada saat terjadinya diplomasi dibawah PBB, muncul suatu kesepakatan Wal Middleburg pada 15 Agustus 1962 dimana Indonesia dan Belanda mencapai suatu kesepakatan yang berisi sebagaimana berikut :
1. Apabila resolusi majelis umum PBB nantinya telah keluar maka Belanda harus mengalihkan pemerintahan yang berada di Irian Barat ke UNTEA (United Nations Temporary Excecutive Authority).
2. Setelah Mei 1963, untuk sementara waktu otoritas eksekutif dapat menentukan rangkaian proses peralihan ke Indonesia.
3. Pasukan Indonesia yang berada di Irian Barat, seluruhnya dibawah komando UNTEA.
4. UNTEA memiliki hak untuk mengatur para pejabat yang berasal dari Indonesia dan Belanda.
5. Sekjen PBB terlebih dahulu menunjuk wakil dan staff untuk membantu dalam melaksanakan tugas, dimana hal ini dilakukan sebelum penentuan pendapatan rakyat tahun 1969.
ADVERTISEMENT
6. Mulai Januari 1963, bendera Merah Putih dapat berkibar berdampingan dengan bendera PBB.
Setelah mengalami berbagai konflik, akhirnya Irian Barat resmi menjadi bagian NKRI yaitu pada masa Orde Baru, tepatnya pasca kemunculan Pepera tahun 1969. Meskipun sempat terjadi konflik dalam menyikapi suatu hal, namun persahabatan yang terjalin antara Soekarno dan Kennedy terus berjalan hingga meninggalnya Kennedy yaitu pada 22 November 1963.