Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Aku Baru Sadar yang Aku Lihat itu Hantu
20 Oktober 2022 14:48 WIB
Tulisan dari Tri Nur Febriyanni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Waktu itu aku masih duduk dibangku kelas 2 SD ketika jam istirahat salah satu teman memintaku untuk menemaninya kerumah yang jaraknya tidak jauh dari sekolah. Tanpa basa basi aku pun mengiyakan tawaran temanku karena dengan begitu aku bisa makan siang secara gratis dirumahnya. Lingkungan rumah temanku memang cukup sepi disiang hari karena kebanyakan warganya pergi untuk bekerja. Kami masuk menelusuri gang kecil yang entah sudah beberapa kali kami berbelok - belok. Karena gangnya sempit kami tidak bisa jalan bergandengan sehingga aku berjalan dibelakang temanku dan mengikutinya. Saat perjalanan aku memperhatikan lingkungan sekitar lalu melihat tembok tinggi dan pohon besar. Setelah aku mencoba untuk melompat beberapa kali tapi tidak kelihatan juga apa yang ada didalam sana. Temanku yang melihat pun segera memberitahuku kalau yang didalam sana itu kuburan. Reaksiku pun kaget saat mengetahui rumah temanku berada didekat kuburan.
ADVERTISEMENT
Sesampainya dirumah kami disambut oleh ibu temanku dan segera menyantap makan siang yang sudah disiapkan. Aku sangat menikmati makanannya terlebih lagi kami juga disuguhi air dingin. Tidak lama kemudian ibu temanku mengingatkan bahwa kami harus bergegas kesekolah. Aku dan temanku pun langsung bergegas untuk kembali ke sekolah. Kami kesekolah melewati jalan yang sama dan aku pun berjalan dibelakang temanku. Dari kejauhan aku melihat seperti seorang nenek yang sedang duduk dibalai kayu tetapi tidak terlihat wajahnya. Hingga aku hampir melewati nenek itu dan melihat tangannya seperti ingin menyisir rambut tapi anehnya nenek itu masih menundukkan kepalanya sehingga wajahnya tertutupi rambut. Sampai akhirnya aku melewati nenek itu dan benar saja dia mau menyisir rambutnya dengan tangan yang agak keriput. Jarak kami pun hanya dua jengkal aku yang masih penasaran dengan wajah nenek itu menoleh sambil mengikuti langkah temanku tetapi tidak juga aku melihat wajahnya.
Sesampainya di sekolah aku masih memikirkan nenek itu, nenek yang memiliki rambut tebal seperti raggae dan agak kusut. Aku pun baru sadar kalau si nenek itu mengenakan pakaian seperti longdress yang berwarna putih. Sampai akhirnya aku bercerita tentang si nenek itu kepada teman - temanku dan mereka menganggap bahwa yang aku lihat adalah kuntilanak. Seketika sekujur tubuhku merinding saat mendengar kata kuntilanak dan aku pun membantah tidak mungkin yang tadi aku lihat adalah hantu. Tidak mungkin ada hantu disiang hari. Temanku yang tinggal disekitar kuburan itu bercerita bahwa tidak jarang seseorang melihat yang aneh - aneh disana. Setelah aku pikir - pikir tidak mungkin juga kalau yang aku lihat itu manusia. Mana ada manusia yang berpenampilan seperti mengenakan longdress warna putih dan rambut gimbal yang kusut. Akhirnya aku percaya bahwa yang kulihat adalah kuntilanak dan hingga keesokkannya pun aku tidak mau menemani temanku untuk kerumahnya. Lebih baik aku jajan saja di kantin dengan uang jajan yang telah diberikan oleh ibuku.
ADVERTISEMENT