4 Masalah yang Berpotensi Jadi Petaka bagi Traveler di Luar Negeri

T Baskoro
Pemerhati Masalah Sosial
Konten dari Pengguna
25 Agustus 2019 9:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari T Baskoro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tas traveler Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tas traveler Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Saat ini traveling ke luar negeri bukan lagi sekadar impian bagi milenial dan generasi z. Bisa disebut traveling ke luar negeri menjadi salah satu gaya hidup banyak orang. Hal ini tentunya dipermudah dengan tersajinya segala informasi hanya dari telepon genggam. Mulai dari informasi tentang objek wisata yang akan dituju, tiket pesawat promo, tarif hotel, hingga sewa kendaraan bisa diakses dengan gampang. Kebijakan bebas visa sejumlah negara juga mempermudah perjalanan wisata ke negara tertentu.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan sebuah studi berjudul 'Future of Outbound Travel in Asia Pasific 2016 to 2021', jumlah wisatawan milenial dari berbagai negara berkembang di wilayah Asia seperti Indonesia, India, dan Thailand akan terus tumbuh melampaui jumlah wisatawan dari sejumlah negara maju di wilayah Asia Pasifik pada 2021.
Untuk Indonesia, menurut laman Statista.com jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke luar negeri pada tahun 2021 diproyeksi mencapai 10,6 juta. Karakter milenial yang lebih menyukai pengalaman (experiences) dibandingkan barang (goods) turut memicu frekuensi wisata ke luar negeri.
Menurut data Safe Travel milik Kementerian Luar Negeri hingga Agustus 2019 tercatat 10 negara yang paling banyak dikunjungi warga Indonesia. Urutan 10 negara berdasarkan jumlah kunjungan WNI tersebut, yaitu Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, Vietnam, Amerika Serikat, Italia, dan Filipina. Loh kok tidak ada Arab Saudi? Kemungkinan besar mayoritas WNI yang mengunjungi Arab Saudi belum mengunduh dan menggunakan aplikasi Safe Travel.
ADVERTISEMENT
Dibalik antusiasme tinggi para milenial dan generasi z mempersiapkan perjalanannya ke luar negeri, seringkali ada hal-hal penting yang justru terlupakan. Akibatnya traveler milenial dan generasi z tidak jarang menghadapi permasalahan pelik di luar negeri.
Mau tahu 4 masalah yang seringkali dihadapi traveler?
1. Lupa memeriksa masa berlaku paspor
Paspor Indonesia Foto: Shutter Stock
Di halaman paspor saya tertulis masa berlaku hingga 19 Oktober 2019 dan saat ini Agustus 2019, tetapi saya ditolak masuk oleh imigrasi negara tujuan. Tahukah Anda menurut aturan International Civil Aviation Organization yang lazim disingkat ICAO, masa berlaku paspor disarankan 6 bulan dari tanggal kedaluwarsa guna menghindari masalah di negara yang dituju.
Untuk negara-negara di kawasan Asia Tenggara, Filipina sangat ketat dalam hal masa berlaku paspor, bahkan jika dibandingkan dengan Singapura. Jadi, traveler sebaiknya periksa dulu masa berlaku paspor Anda jika tidak ingin perjalanan bermasalah atau bahkan batal.
ADVERTISEMENT
2. Tidak memiliki tiket pulang pergi atau ke negara tujuan lainnya
Ilustrasi mencari tiket pesawat. Foto: Abil Achmad Akbar/kumparan
Di negara-negara tertentu seperti Amerika Serikat, Brazil, Filipina, Inggris, Peru, dan Selandia Baru, aturan keimigrasian negara tersebut mempersyaratkan setiap orang yang berkunjung memiliki bukti tiket atau sekurang-kurangnya telah melakukan reservasi untuk kepulangan atau ke negara tujuan lainnya.
Di negara tersebut, petugas imigrasi akan selalu meminta bukti tiket kembali atau reservasi tiket saat Anda diperiksa di konter imigrasi kedatangan. Gagal memberikan bukti kepada petugas imigrasi dapat berakibat Anda ditolak masuk dan diminta kembali ke negara asal keberangkatan.
3. Tidak punya visa
Stempel di visa Jepang Foto: Shutter Stock
Tidak semua negara memiliki imigrasi yang menanyakan pemenuhan persyaratan untuk berkunjung ke negara tujuan lainnya, terutama bagi warga negara asing yang akan keluar dari negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Bukan tidak mungkin seseorang yang semestinya wajib memiliki visa untuk berkunjung di negara tujuan selanjutnya, akan dibiarkan melanjutkan perjalanannya padahal yang bersangkutan belum memiliki visa. Selain itu, tidak semua maskapai penerbangan memiliki prosedur standar yang ketat untuk ikut memeriksa apakah penumpangnya memiliki visa yang dipersyaratkan negara tujuan selanjutnya.
Untuk mengantisipasi masalah imigrasi, traveler yang sering bepergian dari satu negara ke negara lain hendaknya mengetahui persis syarat keimigrasian negara-negara yang ditujunya. Pastikan informasi yang Anda dapat berasal dari sumber yang kompeten.
Carilah informasi di kantor perwakilan negara asing yang akan dituju di Jakarta. Apabila negara yang hendak dituju tidak memiliki kantor perwakilan di Jakarta, misalnya Palau dan Kepulauan Marshall, maka carilah laman resmi pemerintah negara tersebut yang memberikan informasi mengenai persyaratan keimigrasian.
ADVERTISEMENT
4. Asuransi Perjalanan
Ilustrasi Asuransi Traveling. Foto: Shutter Stock
Bepergian dengan memiliki proteksi asuransi perjalanan sama pentingnya dengan keharusan memiliki paspor saat ke luar negeri. Bersiap untuk segala risiko dan kemungkinan yang dapat terjadi adalah langkah bijak seorang traveler tulen. Pengeluaran finansial yang besar, waktu, dan tenaga adalah konsekuensi apabila terjadi peristiwa kecelakaan terhadap diri traveler atau hal-hal lain di luar kendali Anda.
Sebagian traveler masih menganggap bahwa aktivitas yang mereka lakukan jauh dari risiko kecelakaan atau kemungkinan terburuk lainnya. Padahal risiko terjadinya peristiwa yang mengancam keselamatan traveler adalah suatu keniscayaan. Situasi keamanan global saat ini tidak dapat memberikan jaminan keamanan dan keselamatan di mana pun dan kapan pun bahkan di negara adikuasa pun risiko tersebut tetap ada.
ADVERTISEMENT
Asuransikan seluruh aktivitas yang akan traveler lakukan di luar negeri. Apabila Anda berencana melakukan kegiatan hiking, ski, mengendarai jet ski atau sepeda motor, berkuda, dan mengendarai mobil pastikan kegiatan tersebut tercakup dalam klaim polis asuransi perjalanan yang dipilih.
Terlebih jika anda akan melakukan aktivitas berisiko tinggi seperti olahraga ekstrim, mendaki gunung, bepergian ke wilayah rawan atau berbahaya maka wajib memiliki polis asuransi perjalanan yang mencakup aktivitas yang akan dilakukan.
Asuransi perjalanan yang baik adalah yang menanggung segala konsekuensi biaya ketika Anda sakit dan dirawat, mengalami kecelakaan, terdampak bencana, pemulangan jenazah, termasuk menanggung kehilangan barang berharga atau mengalami perampokan di luar negeri.
#diplomat seru
#sesdilu64