Konten dari Pengguna

Polarisasi E-commerce Berdasarkan Gender di Indonesia

HANIF ZAID
Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Amikom Purwokerto
5 April 2021 13:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari HANIF ZAID tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

"Kenapa harus ada polarisasi gender bahwa wanita harus Shopee, sedangkan laki-laki harus Tokopedia?

ilustraasi pria dan wanita yang sedang belanja online. sumber: freepik
zoom-in-whitePerbesar
ilustraasi pria dan wanita yang sedang belanja online. sumber: freepik
ADVERTISEMENT
Semua ini berangkat dari ‘anabel’ atau ‘analisis gembel’ saya yang mencoba mengkritisi Instagram stories dan WhatsApp status teman-teman di media sosial yang menunjukkan checkout list belanja online mereka yang memiliki perbedaan yang cukup kontras dari e-commerce platform yang digunakan. “Kenapa ya, kalau cewek pasti pakainya Shopee, sedangkan cowok rata-rata belanjanya di Tokopedia?”
ADVERTISEMENT
Kegiatan jual beli online di e-commerce di zaman sekarang sudah menjadi hal yang lumrah dilakukan, ditambah lagi adanya pandemi Covid-19 yang menghendaki orang-orang agar mengurangi mobilisasi fisik di luar rumah. Hal ini semakin mendorong masyarakat supaya lebih betah berniaga melalui platform e-commerce favorit mereka masing-masing.
2 raja e-commerce di Indonesia, Shopee dan Tokopedia menjadi platform belanja online favorit warga +62 yang masing-masing memiliki karakteristik dan pangsa pasar yang dapat dilihat perbedaannya, termasuk dari target market berdasarkan jenis kelamin.
Shopee memang menyediakan barang-barang yang harganya cenderung lebih miring dari platform lain yang akhirnya berujung pada kekhilafan isi dompet kita. Dan tak jarang juga kita menemui barang-barang yang sebenarnya tidak kita butuhkan, tetapi hanya karena visual yang lucu dan eye-catching membuat kita ingin membelinya tanpa rasa sangsi.
ADVERTISEMENT
Promo menarik setiap waktu serta program flash sale di setiap bulan dari apliaksi Si Oren ini seakan memiliki zat yang sangat kuat untuk calon pembeli. Dan yang kita tahu untuk masalah belanja, wanita adalah makhluk paling trengginas dan impulsif.
Tapi kalian, wahai perempuan jangan tersinggung kalau saya bilang kalian trengginas dan impulsif. Di sini saya cuma mau bertanya kenapa kalian memilih Shopee dan bukan marketplace lain.
Dan ketika saya mencoba bertanya kepada teman-teman perempuan saya yang ada di kampus dan WhatsApp dengan pertanyaan demikian, jawaban mereka sederhana: fitur.
Berbicara soal perolehan data, dalam riset yang dilakukan Snapcart, pada saat itu hasilnya menunjukkan 66% konsumen dari 1.000 responden survey seluruh Indonesia selama Ramadan dan Hari Raya Lebaran 2020 lalu, memilih Shopee sebagai situs belanja online yang paling diingat (top of mind). Dan 28% lainnya disusul oleh Tokopedia, Lazada, BukaLapak, BliBlli, JD.ID, Akulaku, OLX, dan Sociolla
ADVERTISEMENT
Yang menarik, 77% perempuan mengaku memilih berbelanja di Shopee, dibanding laki-laki 52%. Ini berbeda dengan Tokopedia yang lebih disukai konsumen laki-laki 22%, dibanding perempuan 9%. Juga Lazada yang lebih disukai konsumen laki-laki 14%, dibanding perempuan 10%. Dan Bukalapak yang juga lebih disukai laki-laki 9% dan 2% perempuan.
Shopee menjadi lebih unggul karena ragam produk yang lebih menarik dan tawaran harga yang lebih kompetitif. Selain itu, Shopee juga terus mengoptimalisasi platform-nya dengan fitur yang memperpanjang time spent dan engagement di dalam aplikasinya sehingga memilikidaya tarik tersendiri untuk penggunanya.
Seseorang sedang menampilkan halaman e-commerce melalui smartphone. Sumber: Shutterstock/Stanisic Vladimir
Kepiawaian Shopee dalam menghadirkan berbagai fitur terbaik yang membuat para wanita terpana dibuatnya, seperti fitur gratis ongkir, cash on demand (COD) sebagai opsi pembayaran, cashback dan voucher yang berlimpah, Shopee Coin, Shopee Pay, Shopee PayLater sebagai alat pembayaran alternatif yang resmi dari Shopee, dan Shopee Game, sebuah fitur di mana kita bisa bermain berbagai game unik dan seru untuk menambah koin dan mendapatkan rewards seperti smartphone, voucher belanja dan sebagainnya.
ADVERTISEMENT
Walaupun berbagai promo tersebut kadangkala memiliki syarat yang ribet, namun ini efektif bagi perempuan yang kebanyakan beranggapan bahwa “belanja tanpa gratis ongkir dan cashback rasanya kurang afdol”. Ditambah lagi dengan user interface (UI) Shopee yang cenderung bernuansa cerah, ceria, dan girly.
Jika dilihat dari alur belanja sebagian besar kaum hawa di marketplace memang cukup kompleks. Menurut mereka, banyak faktor yang harus dipertimbangkan, seperti menelusuri barang mana yang paling murah walaupun mungkin hanya selisih satu perak, melihat berbagai review produk dari pembeli yang lain, lanjut menonton Shopee live guna memperoleh infromasi lebih mengenai calon barang beliannya.
Tidak lupa juga ‘bertanam pohon’ dan ‘goyang’ Shopee untuk menuai rerecehan koin cashback. Perjuangan mereka ternyata tak berhenti sampai di situ, mereka biasanya kerap membandingkan review dan rating produk dan baru dapat lolos masuk keranjang. Ya, betul. Semua kiat-kiat di atas ini masih belum diputuskan apakah akan langsung dibeli atau tidak, namun mereka biasanya menupuk daftar pembelian mereka di keranjang, walaupun pada akhirnya tidak semua barang tidak dilanjutkan ke tahap checkout.
ADVERTISEMENT
Berbanding terbalik dengan kebanyakan laki-laki yang kerap dinobatkan sebagai a simple guy. Alasan mereka memilih Tokopedia sebagai marketplace andalan adalah karena user interface (UI) yang sederhana, bersih, mudah dipahami, tidak banyak visual berlebih, dan tidak banyak iming-iming promo seperti Shopee. Dan hal itu yang justru membuat transaksi pembelian berjalan lebih cepat. Dan itu memang perangai seorang laki-laki yang cenderung satset, cepat, dan simpel.
Foto seseorang sedang membuka apliaksi Tokopedia. Sumber: Tokopedia
Melihat alur belanja laki-laki sesederhana: buka e-commerce - cari barang yang ingin dibeli - cek harga - cek spesifikasi dan review – cocok – langsung bayar. hal ini dilakukan karena fitur lucu dan promo menarik bukan parameter utama pria yang dikenal sebagai makhluk primitif one dimensional dalam membeli sebuah produk. Toh terkadang banyak promo yang tidak bisa di-apply dengan barang yang sesuai kehendak kita.
ADVERTISEMENT
Untuk masalah kemudahan memperoleh gratis ongkir, Tokopedia juga memastikan kita mendapatkan gratis ongkir setiap pembelian minimal 50.000 rupiah tanpa syarat dan tanpa iming-iming lain.
Dari segi komoditas penjualan, Shopee dan Tokopedia memiliki karakter pangsa pasar yang berbeda. Untuk Shopee lebih unggul untuk urusan fashion, produk kecantikan, aksesori lucu, dan dekorasi unik. Sedangkan Tokopedia lebih unggul dalam penjualan alat elektronik, perkakas rumah, alat berat, dan alat kesehatan. Nah, perbedaan ini jelas memperkuat diferensiasi market berdasarkan gender memainkan peran penting dalam menentukan mayoritas pembeli pada dua marketplace tersebut.
Namun teori di zaman sekarang ini, semutlak apapun pengkotak-kotakan perihal gender selalu rapuh. Pada kenyataannya polarisasi e-commerce berdasarkan gender tidaklah sepenuhnya tepat. sebab banyak pula perempuan yang enjoy melakukan transaksi melalui Tokopedia. Pun sebaliknya laki-laki yang menggunakan Shopee, tidak lah mereka merasa menjadi feminis dan terlihat banci.
ADVERTISEMENT
Tidak ada yang salah dengan ini semua. Tidak ada sanksi atau ancaman hukum pula jika kita melanggar polarisasi ini. Platform hanyalah alat untuk kita memudahkan kebutuhan dan keinginan penggunanya.
Bahkan tidak sedikit yang meng-install semua aplikasi e-commerce hanya karena ingin memperoleh benefit yang berbeda di setiap aplikasi. Ya, semuanya kembali lagi pada prioritas dan kebutuhan masing-masing orang.
Jadi, apa marketplace platform favorit mu?
Penulis: Hanifzaid, mahasiswa ilmu komunikasi, Universitas Amikom Purwokerto.