Gus Dur, Sepak Bola, dan Gado-gado

Tommy Bernadus
blogger and story teller
Konten dari Pengguna
15 Desember 2018 15:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tommy Bernadus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gus Dur, Sepak Bola, dan Gado-gado
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Foto: NU.OR.ID
"Tom, Gus Dur senang sepak bola lho.”
Saya teringat cerita teman saya yang wartawan. Saya lupa teman wartawan ini yang mana, tapi di kepala saya masih teringat jelas soal cerita ini.
ADVERTISEMENT
Sosok yang saya kagumi ini memang benar-benar seorang yang suka sepak bola. Teman saya yang bercerita soal ini kepada saya, mengatakan bahwa, kalau ada wartawan yang datang ke rumahnya untuk melakukan wawancara atau liputan dan sedang ada pertandingan sepak bola, pasti akan menunggu Gus Dur untuk selesai menonton pertandingan sepakbola baru mereka akan ditemui.
Saya tidak tahu kisah ini benar atau tidak, tapi saya kemudian mencoba untuk googling. Dan memang benar, menurut penelusuran saya tersebut, Gus Dur bahkan sering membuat kliping berita atau menggunting berita sepak bola dari media cetak dan mengumpulkannya.
Bukan hanya menggunting berita saja. Saking senangnya dengan sepak bola, Gus Dur juga sering menulis analisis pertandingan di dua media: Kompas dan Tempo.
ADVERTISEMENT
Itu cerita yang pertama.
Teman wartawan lainnya juga (kali ini saya ingat orang yang menceritakannya, tapi saya sengaja merahasiakan namanya), bercerita soal Gus Dur yang “doyan” dengan gado-gado.
Teman saya yang sempat menjabat pemimpin redaksi di media yang melahirkan saya sebagai seorang wartawan ini bercerita kepada saya, Gus Dur suka sekali dengan gado-gado yang berada di dekat dengan kantor PBNU.
Bahkan, menurut teman saya yang ini, Gus Dur meskipun sudah menjadi Presiden RI, tetaplah makan gado-gado ini kalau mampir ke Kantor PBNU.
Sekali lagi saya panasaran. Saya kemudian melakukan penelusuran. Dan memang benar. Gus Dur memang suka menyantap gado-gado dan makanan khas Indonesia lainnya. Yang tidak kalah digemari lainnya oleh Gus Dur adalah gorengan yang selalu berada di mejanya.
ADVERTISEMENT
Makanan yang digemari Gus Dur ini dijual di depan kantor PBNU yang kala itu masih hanya dua lantai saja.
Haul Gus Dur akan digelar bulan Desember ini. Ketika Haul Gus Dur ini akan digelar, saya teringat akan cerita teman saya tersebut. Hanya itu saja yang saya ingat?
Hal lain yang saya ingat dari Gus Dur adalah, di era kepemimpinan beliau, Imlek bisa dirayakan dan menjadi hari libur. Teman saya yang Tionghoa di Sunter, Jakarta Utara kalau membicarakan soal Gus Dur dengan saya, akan dengan bersemangat bercerita kepada saya soal perayaan Imlek ini.
Ketika saya masih menjadi mahasiswa, saya ingat sekali tahun 1999, saya waktu itu menjagokan ibu Megawati untuk menjadi presiden. Tapi yang terpilih adalah Gus Dur. Saya tidak menyangka Gus Dur akan menjadi Presiden waktu itu.
ADVERTISEMENT
Meskipun Gus Dur yang menjadi Presiden, saya tetap senang karena Gus Dur yang menjadi Presiden Pertama di Era Reformasi. Tahun ini, sudah 9 tahun Gus Dur berpulang. Ingatan saya soal Gus Dur ini pasti akan ada terus di kepala saya.
Semoga suatu saat saya akan bisa berziarah ke makam Gus Dur.