Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Ke Bandung dengan Argo Parahyangan Ekonomi
3 Juni 2018 5:11 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Tulisan dari Tommy Bernadus tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Waktu ngumpul-ngumpul sama ponakan, sekitar dua minggu lalu, kami sempat janjian pas long weekend, jalan-jalan ke Bandung.
ADVERTISEMENT
Janjian tetaplah janjian. Hahaha. Saya udah pasrah aslinya. Nggak jadi ke Bandung deh.
Tapi pada kenyataan, ternyata ada ponakan yang berangkat ke Bandung. Si Mides, panggilan saya ke Desi. Kami memang berencana mau melihat pameran hasil karya disain anaknya Desi yang kuliah di ITB.
Desi sempat kirim WA ke saya, anaknya request saya ke Bandung. Saya mengiyakan karena bisa nyusul hari Minggu pagi.
Aplikasi traveloka langsung dibuka dan beli tiket Argo Parahyangan Ekonomi AC. Tiket masih tersedia dan saya langsung nggak pake mikir lama. Beli!
Saya pilih yang paling pagi. Berangkat Jam 05.05 dari Gambir. Harga tiket, 80 ribu saja. Murah anjeer.
Jam 03.30 saya sudah sampai di gambir. Naek gojek dari kosan. Motor ditinggal di kosan aja lah.
ADVERTISEMENT
Setengah jam sebelum berangkat, kereta sudah sampai di jalur 1. Saya pun masuk ke gerbong ekonomi 2.

Masuk ke dalam gerbong, langsung cari nomor kursi. Di dalam gerbong kursi terlihat bagus. Berjejer rapi. Terlihat lebih padat dibandingkan dengan yang eksekutif. Ya eyalah.
Duduk di kursi, jarak antara kursi terasa sangat dekat. Serasa naik pesawat seperti Singa dan Si Siti.

Aku rapopo. Aku rapopo. Lutut terasa mentok di kursi depan. Udah gitu, kursi tidak bisa diputar balik dan harus terima kenyataan harus menikmati perjalanan dengan seat layout posisi mundur.

Aku rapopo lageeee!! Tapi yang enak adalah, setiap kursi dilengkapi dengan colokan buat charging ponsel. Mayan dah ah.
ADVERTISEMENT

Sampai saya posting blog ini, kereta belum berangkat.
Eh jadi ingat, terakhir naik kereta ke Bandung, tahun 2004. Waktu itu mau interview Dirut PT Pos di Bandung. Brangkat naek kereta, sorenya pulang.
Akankah sejarah berulang?
Tunggu cerita saya berikutnya ya.