Konten dari Pengguna

Gen Z Akan Banyak Menganggur dan Tantangan Ekonomi di Indonesia

Tommy Taqiyyuddin Nufa Andriyan
Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Yokyakarta
2 Juni 2024 0:48 WIB
Ā·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tommy Taqiyyuddin Nufa Andriyan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dibuat dengan image generator oleh Tommy Taqiyyuddin Nufa Andriyan.
zoom-in-whitePerbesar
Dibuat dengan image generator oleh Tommy Taqiyyuddin Nufa Andriyan.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat ini, terdapat sekitar 9,9 juta Gen Z yang menganggur atau tidak mengejar pendidikan atau pelatihan. Kondisi ini diperparah oleh banyaknya perusahaan yang enggan merekrut karyawan baru karena takut harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) di masa depan. Situasi ini menciptakan lingkaran setan yang sulit dipecahkan, di mana ketidakpastian ekonomi membuat perusahaan berhati-hati, sementara para pencari kerja muda kesulitan mendapatkan pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Indonesia tertinggal dalam hal produktivitas karena terlalu cepat beralih dari sektor manufaktur ke sektor jasa. Akibatnya, banyak perusahaan lebih memilih untuk menginvestasikan modal mereka di negara lain seperti Vietnam yang memiliki basis manufaktur yang lebih kuat. Hal ini menjadi tantangan besar bagi Indonesia untuk meningkatkan produktivitas nasional dan menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan.
Pendidikan tinggi di Indonesia seringkali dianggap sebagai sesuatu yang opsional, padahal sebenarnya sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Saat ini, hanya sekitar 10% penduduk Indonesia yang memiliki akses ke pendidikan tinggi. Lebih buruk lagi, return on education di Indonesia sangat rendah, hanya sekitar 5%. Ini berarti banyak lulusan pendidikan tinggi yang tidak mendapatkan pengembalian yang layak atas investasi waktu dan uang mereka dalam pendidikan.
Sumber: https://databoks.katadata.co.id/
Indonesia juga lambat dalam membuka lapangan pekerjaan baru. Sektor formal membutuhkan tenaga kerja dengan keterampilan tinggi, tetapi banyak tenaga kerja Indonesia yang masih berada pada level keterampilan rendah. Ketimpangan ini menyebabkan banyak lulusan pendidikan tinggi yang tidak terserap di pasar kerja formal dan akhirnya mencari pekerjaan di sektor informal.
ADVERTISEMENT
Banyak Gen Z memilih pekerjaan informal seperti content creator karena fleksibilitas yang ditawarkan. Namun, mereka sering kali sulit menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang lebih konvensional dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Survei menunjukkan bahwa 40% pemberi kerja enggan mempekerjakan Gen Z karena berbagai alasan, termasuk persepsi bahwa mereka kurang berkomitmen dan sulit diatur.
Referensi:
Tommy Taqiyyuddin Nufa Andriyan, Mahasiswa Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.