Konten dari Pengguna

Disodorkan Kaesang, Adakah Pintu Keluar Buat Anies?

Tony Rosyid
Pengamat politik
12 Juli 2024 13:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tony Rosyid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep tiba di ruang pertemuan saat silahturahmi antarpartai politik di Kantor DPP PKS, Jakarta, Senin (8/7/2024). Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep tiba di ruang pertemuan saat silahturahmi antarpartai politik di Kantor DPP PKS, Jakarta, Senin (8/7/2024). Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Politik tidak selalu bisa hitam putih. Tidak like and dislike. Pilihan ideal tidak selalu tersedia untuk diambil. Justru, politik lebih sering menyediakan pintu-pintu darurat karena tiadanya ketersediaan yang sesuai dengan harapan. Inilah dunia politik. Punya dinamika dan hukumnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Sebagai partai pemenang di DKJ, idealnya PKS punya calon dari kader partai sendiri. Nama Sohibul Iman, mantan presiden PKS kemudian dengan sangat mantap dideklarasikan sebagai bakal calgub DKJ (23/2). Namun, deklarasi ini hanya berumur dua hari.
Desakan, bahkan ancaman datang dari berbagai pihak terhadap PKS agar mengusung Anies Baswedan sebagai bakal cagub. Bukan Sohibul Iman. Jika tidak, para pendukung Anies akan hengkang dari PKS. Dua hari kemudian, PKS anulir deklarasi itu. Sebagai gantinya, PKS deklarasikan Anies-Sohibul Iman. Disingkat "AMAN".
Apakah deklarasi ini mulus? Tidak juga. Setelah deklarasi "AMAN", reaksi muncul dari PKB dan Nasdem. Bahkan juga dari PDIP. Kedua partai ini menganggap PKS blunder. Bisa-bisa akan ditinggalin partai-partai lain yang akan mengusung Anies, kata elite Nasdem dan PKB.
ADVERTISEMENT
PKB nampaknya keberatan jika PKS ambil wagub. Sebab, sebagai partai pemenang, PKS hampir pasti dapat posisi sebagai ketua DPRD DKJ. Wagub dan ketua DPRD, dua-duanya akan diambil PKS. Ini yang jadi keberatan buat PKB. Mungkin juga buat Nasdem. Meskipun, keputusan Nasdem tetap ada di tangan Surya Paloh. Paloh masih diam. Walaupun santer kabar, Paloh setuju cawagub diserahkan ke PKS sebagai partai pemenang.
Sebelumnya, PKB usulkan Anies berpasangan dengan Kaesang. Reaksi pendukung Anies sangat keras menentang Anies diduetkan dengan Kaesang. Wacana ini sempat meredup. Dianggap ngawur. Tapi, isunya muncul kembali ketika Kaesang berkunjung ke PKS dan bertemu dengan Ahmad Saekhu, presiden PKS.
Bola sekarang ada di PKS. PKB dan juga Nasdem pasti setuju Anies-Kaesang. Kenapa? Pasangan ini akan memuluskan PKB dan Nasdem untuk masuk koalisi istana (Prabowo-Gibran) dengan tetap mengusung Anies sebagai bakal calon yang potensial menang. Pasangkan Anies-Kaesang membuat PKB dan Nasdem akan dapat dua-duanya. Dapat masuk koalisi istana, dan dapat kemenangan di DKJ. Everybody happy.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan PKS? Jika PKS tarik Sohibul Iman dan rela memberikan cawagub kepada Kaesang, maka jalan PKS menuju koalisi istana juga akan ikut mulus. PKS juga akan mendapatkan dua-duanya. Anies yes, koalisi juga yes. Lagi-lagi, everybody happy.
Lalu, bagaimana dengan Anies sendiri? Jika PKS, PKB dan Nasdem, ketiganya sepakat untuk pasangkan Anies-Kaesang, Anies bisa apa? Anies gak punya partai. Sementara tiga partai yang akan mengusungnya yaitu PKS, PKB dan Nasdem jika sepakat dan kekeuh untuk pasangakan Anies dengan Kaesang, apa yang bisa dilakukan Anies. Jika Anies menolak, maka Anies akan terlempar. Boleh jadi Kaesang yang maju, cawagubnya dari PKS. Kelar Anies!
Sebaliknya, jika PKS tetap kekeuh pasangkan Anies-Sohibul Iman, atau "AMAN", maka kemungkinan PKS sulit untuk masuk di koalisi istana. Setidanya untuk tahun pertama (2024). Tahun-tahun berikutnya, bergantung suhu politik. Namanya juga suhu politik, setiap saat bisa berubah.
ADVERTISEMENT
Selain PKS, partai apa yang akan ikut usung AMAN? Nasdem, PKB dan PDIP kemungkinan akan tetap bergabung dengan PKS. Sulit bagi Nasdem, PKB dan PDIP tinggalkan Anies. Sebab, kemenangan ada di depan mata. Tiga partai ini tidak punya calon yang potensial. Bukankah partai punya prinsip "play to win"?
Anies tidak punya partai. Ini satu catatan penting. Maka nasib siapa yang akan dampingi Anies di pilgub DKJ akan sangat bergantung kepada partai. Dalam pilgub DKJ 2024, PKS sebagai pemenang dan punya irisan pendukung dengan Anies, adalah partai yang paling menentukan terhadap nasib Anies.
Dengan siapa Anies akan dipasangkan, PKS punya keputusan paling dominan. Dan Anies sendiri? Tidak ada pilihan kecuali mengikuti apa yang akan menjadi keputusan PKS.
ADVERTISEMENT