Konten dari Pengguna

Jembatan "Hantu" Depan UIN Jakarta

Tony Rosyid
Pengamat politik
20 April 2025 10:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tony Rosyid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jembatan depan UIN Jakarta. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Jembatan depan UIN Jakarta. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pernah lewat kampus UIN Jakarta? Kalau anda dari Lebak Bulus arah pasar Ciputat, anda akan ketemu jembatan penyeberangan. Kira-kira 200 meter setelah kampus UIN Jakarta. Kenapa jembatan penyeberangan itu tidak dibangun di depan kampus UIN? Nah, itu juga menjadi pertanyaan semua orang. Anda mewakili pertanyaan mahasiswa, dosen, pegawai bank dan rumah sakit, para pedagang dan banyak lagi komunitas lainnya yang beraktifitas di lingkungan kampus UIN dan IIQ.
ADVERTISEMENT
UIN punya mahasiswa puluhan ribu. Persis di samping kampus UIN ada dua bank. Bank Mandiri dan Bank BNI. Ada mini market dan banyak warung makan serta pedagang kaki lima.
Di seberang kampus UIN ada kampus IIQ. Di samping kiri kampus IIQ ada rumah sakit dan masjid besar. Di samping kanannya ada banyak ruko dan rumah makan. Ini lokasi dagang yang cukup ramai. Di sinilah lokasi massa hilir mudik. Ratusan hingga ribuan motor parkir di kawasan itu. Tapi, kenapa jembatan penyeberangan puluhan tahun ada jauh dari pusat keramaian ini? Jembatan yang hanya dilalui sekitar satu sampai lima orang dalam 24 jam. Rusak besinya, atapnya dan penuh dengan coretan para preman. Diperbaiki lagi, rusak lagi. Bagaiman gak rusak kalau gak dipakai.
ADVERTISEMENT
Jauh dari lokasi jembatan itu, lalu lalang ribuan mahasiswa, dosen dan pegawai dua kampus UIN dan IIQ menyeberang setiap harinya. Belum lagi para pegawai bank, rumah sakit, jemaah masjid dan para pedagang yang menyeberang. Setiap harinya bisa ribuan sampai puluhan ribu. Entah sudah berapa banyak penyeberang yang tertabrak motor atau mobil. Seringkali terjadi kecelakaan di depan kampus UIN. Di antaranya adalah para dosen dan pegawai. Sudah kecil gajinya, kecelakaan lagi, kata para mahasiswa. Kasihan amat pahlawan tanpa tanda jasa ini
Tapi, banyaknya korban kecelakaan tidak membuat pemerintah menggeser jembatan penyeberangan itu. Cuek, dan gak mau tahu. Gak peduli. Sama sekali gak peduli. Entah pemerintah kota atau provinsi, sama saja. Ganti wali kota, tetap seperti itu. Ganti gubernur, tetap sama. Jembatan penyeberangan dibiarkan, dan entah sampai kapan. Sampai menelan korban ribuan mahasiswa dan dosen?
ADVERTISEMENT
Apakah memang Allah takdirkan para politisi itu buta, tuli dan budeg ya? Kok gak ada yang peka ya?
Lucunya lagi, solusi atas berbagai kecelakaan di depan kampus UIN Jakarta ini adalah dibuatnya lampu "merah-kuning-hijau". Macam pelangi saja. Lebih berfungsi sebagai hiasan dari pada tempat penyeberangan. Risiko kecelakaan bagi penyeberang tetap tinggi. Apalagi kita tahu, para pengendara mobil dan motor mana mau taat pada lampu lalu lintas
Kenapa seringkali terjadi kecelakaan di depan kampus UIN Jakarta? Karena di situ, jalan lumayan menikung. Pengendara motor dan mobil dari Lebak Bulus arah Pasar Ciputat jarak 50 meter tidak melihat orang menyeberang. Jederrrr.... ketabrak. Siapa yang salah? Yang salah adalah "orang yang gak mau mindahin jembatan penyeberangan itu".
ADVERTISEMENT
Jangan salahin pengendara dan orang yang menyeberang. Mereka sama-sama korban. Mereka korban para pemilik kebijakan yang membiarkan kecelakaan itu terus terjadi. Mereka digaji oleh rakyat, tapi gak memperhatikan nasib rakyat yang setiap saat terancam kecelakaan.
Di mana otak mereka ya? Tanya mahasiswa lagi.
Jembatan penyeberangan 200 meter dari kampus UIN itu nyaris tidak ada fungsinya. Kecuali sebagai papan iklan. Tempat nyari duit. Lumayan, ada cuan. Berapa sih uang yang dihasilkan oleh iklan untuk menambah PAD (Pendapatan Asli Daerah)? Pasti jauh dari ongkos rumah sakit untuk mengobati kecelakaan di kawasan itu. Tangan dan kaki patah, emang bisa diganti dengan uang?
Kalau yang ditabrak itu anak wali kota atau gubernur, gimana rasanya? Atau yang kecelakaan itu anak kepala dinas perhubungan dan kepala dinas PU, gimana rasanya?
ADVERTISEMENT
Semua orang protes, berapa tahun lagi jembatan penyeberangan itu dianggurin di situ? Berapa banyak lagi akan memakan korban?