news-card-video
9 Ramadhan 1446 HMinggu, 09 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Kaltim Gratiskan Kuliah hingga S3, Daerah Lain Kapan?

Tony Rosyid
Pengamat politik
7 Maret 2025 11:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tony Rosyid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi jurusan kuliah. Foto: wutzkohphoto/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jurusan kuliah. Foto: wutzkohphoto/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Rabu, 5 Maret 2025, ada beberapa media mainstream menuliskan hotline berita adanya provinsi yang menggratiskan sekolah dan kuliah hingga S3. Saya coba dengan cermat telusuri berita itu, ternyata memang benar adanya.
ADVERTISEMENT
Bagi saya, berita ini cukup mengejutkan, sekaligus menggembirakan. Baru kali ini ada provinsi yang berani mengambil inisiatif untuk menggratiskan sekolah dan kuliah, yaitu provinsi Kalimantan Timur. Ini sebuah sejarah baru dan terobosan yang layak diapresiasi di Indonesia.
Gubernur baru Kaltim membuat gebrakan. Kuliah Gratis. Ini sesuai yang dijanjikan ketika kampanye. Janji yang nampaknya serius untuk direalisasikan.
Di Indonesia, setidaknya ada dua gubernur yang punya komitmen terhadap janji-janji politiknya. Pertama, Anies Baswedan. Gubernur DKI Jakarta (2017-2022). Kedua, Rudy Mas'ud, gubernur Kaltim (2025-2030). Satu kata satu perbuatan.
Saat kampanye, Rudy Mas'ud menjanjikan sekolah SMA dan Kuliah Gratis. Bukan hanya S1 yang gratis. Di Kaltim, kuliah S1, S2, hingga S3 gratis. Semua biaya ditanggung oleh pemerintah provinsi. Baik negeri maupun swasta.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya sekolah dan kuliah yang gratis. Siswa-siswi SMA, SMK, dan MA juga mendapatkan seragam secara gratis. Semua mendapatkan seragam plus biaya sekolah gratis. Negeri maupun swasta. Semua gratis. Untuk tahun ini, Pemprov Kaltim telah menganggarkan Rp750 M untuk biaya sekolah plus seragam, dan kuliah S1, S2, hingga S3.
Sesuai dengan amanat undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 49 dinyatakan bahwa anggaran untuk pendidikan itu 20 persen dari APBN maupun APBD. Hal ini juga dicantumkan dalam UUD 1945 Amandemen IV Pasal 31 ayat (4).
Kaltim punya APBD Rp 21 triliun lebih. Ini belum termasuk penambahan di kuartal ke-3. Maka, dari Rp 21 triliun, 20 persen untuk anggaran pendidikannya adalah Rp 4,2 triliun. Lumayan besar dan cukup untuk membiayai pendidikan. Mulai dari biaya sekolah SMA, kuliah, renovasi gedung hingga insentif guru dan dosen.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi siswa SMA. Foto: Agewib/Shutterstock
Tidak hanya Kaltim, mestinya banyak daerah dan wilayah yang mampu menggratiskan sekolah dan kuliah S1 sampai S3. Minimal sampai S1. Soal ini, hanya dibutuhkan "kemauan dan keseriusan" para kepala daerah. Mumpung banyak kepala daerah yang baru terpilih. Semangatnya sedang menyala.
Jakarta punya APBD hampir Rp 100 triliun. Jateng, Jabar dan Jatim punya APBD puluhan triliun. Perlu dipikirkan kemungkinannya untuk mengalokasikan dana yang signifikan buat pendidikan gratis.
Pendidikan amat sangat penting bagi upaya meningkatkan SDM (Sumber Daya Manusia). SDM Indonesia masih cukup rendah dibandingkan dengan Thailand dan Malaysia; apalagi dibandingkan dengan Singapura, Jepang dan Korea. Lebih jauh lagi kalau dibandingkan dengan negara-negara di Eropa Barat dan Amerika. Indonesia masih sangat jauh tertinggal. Ketertinggalan ini hanya bisa dikejar melalui jalur pendidikan.
ADVERTISEMENT
Rendahnya SDM mengakibatkan etos kerja rendah. Etos kerja rendah menyebabkan pendapatan yang rendah. Pendapatan yang rendah melahirkan kemiskinan. Kemiskinan memaksa adanya pendidikan yang rendah. Terus menerus berputar seperti itu. Inilah yang disebut dengan "Satanic Circle", lingkaran setan.
Dengan SDM yang rendah, income per kapita juga secara otomatis akan rendah. Income per kapita Indonesia di kisaran angka US $ 4.500. Bandingkan dengan Malaysia yang memiliki income per kapita US $12.000. Singapura US $20.000. Indonesia sungguh sangat jauh tertinggal dengan negara-negara tetangga.
Indonesia adalah sebuah bangsa yang lebih banyak mengandalkan SDA (Sumber Daya Alam) dan abai terhadap peningkatan SDM. Tepatnya kurang serius mengurus SDM.
"Satanic circle" mesti dipotong. Siapa yang bisa memotong? Negara. Melalui apa? Pendidikan. Tidak ada strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan SDM selain pendidikan. Tanpa peran negara, sulit kita berharap SDM Indonesia bisa mengalami loncatan signifikan. Karena negaralah yang punya resources yang cukup.
ADVERTISEMENT
Kaltim sudah memulainya. Kaltim sudah mengawali sekolah dan kuliah gratis. Ini harusnya menyadarkan kepada semua kepala daerah untuk ikut ambil bagian dalam meningkatkan SDM Indonesia. Caranya sederhana: Gratiskan SMA dan kuliah. Titik!