Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Prabowo dan Anies dalam Harmoni Kebangsaan
23 Oktober 2024 10:26 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Tony Rosyid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tepat hari Minggu, tanggal 20 Oktober 2024, akhirnya Prabowo dilantik menjadi presiden. Berbagai spekulasi telah terjawab. Jokowi selesai, dan Prabowo akan memimpin Indonesia dengan 48 kabinet—plus wamen yang jumlahnya cukup besar. Inilah kabinet gemoy alias gemuk.
ADVERTISEMENT
Efektifkah? Prediksi apa pun boleh saja diungkapkan. Tapi, akan bijak kalau kita beri kesempatan buat Prabowo untuk merealisasikan visi "kedaulatan" untuk bangsa ini, terutama kedaulatan energi dan kedaulatan pangan.
Yang "sedikit" menarik pada prosesi pelantikan Prabowo adalah kehadiran Anies Baswedan. Rival Prabowo di pilpres Februari 2024 kemarin. Seorang capres yang kalah hadir pada pelantikan capres yang menang. Tentu, ini sesuatu.
Dalam pertemuan itu ada pesan moral yang ingin disampaikan Anies, bahwa dalam kontestasi berbasis demokrasi harus tetap mampu menjaga jiwa kenegarawanan. Ini akan menjadi pelajaran bahwa kepentingan bangsa dan rakyat harus diletakkan di atas segalanya, termasuk di batas ego personal dan kelompok.
Kita diingatkan bagaimana kuatnya debat antara Prabowo vs Anies. Saat akhirnya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) diumumkan, Anies tetap hadir dan mengucapkan selamat kepada Prabowo sebagai pemenang pemilu. Begitu pun saat Prabowo dilantik. Anies hadir dan menyalami Prabowo.
ADVERTISEMENT
Set back sedikit. Beberapa bulan lalu Prabowo dalam pidatonya di Rakernas Gerindra sempat menyindir Anies soal angka 11. Angka yang saat debat capres-cawapres pernah diberikan oleh Anies, nilai kinerja Prabowo sebagai Menhan. Ini salah satu yang tampaknya selalu diingatkan dan tidak hilang dari memori Prabowo. Dalam hal ini, sepertinya ada kekecewaan Prabowo yang begitu mendalam terhadap Anies, sesuatu yang sangat manusiawi.
Apakah kehadiran Anies di pelantikan Prabowo bisa menghapus kekecewaan itu? Pertanyaan ini penting karena punya makna politis.
Ketika Prabowo bisa memaafkan dan melupakan angka 11 itu, maka peluang Anies untuk bisa masuk ke lingkaran Prabowo akan sangat mungkin terbuka. Anies bisa menjadi bagian penting dalam kekuasaan Prabowo untuk kemudian disiapkan menjadi cawapres di 2029.
ADVERTISEMENT
Analisis ini punya dasar historis. Prabowo pernah dua kali meminta Anies untuk menjadi cawapresnya, yaitu di Pilpres 2019 dan di Pilpres 2024. Saat itu Anies menolak dan memilih maju sebagai capres, menjadi rival politik Prabowo.
Namun sekarang situasi politik telah berubah. Prabowo menggandeng semua kelompok kekuatan. Langkah Prabowo ini akan semakin memperkokoh stabilitas kekuasaannya. Jika Prabowo berhasil menjaga lima backbone-nya, yaitu militer, parpol, kelompok civil society, dukungan internasional, dan stabilitas ekonomi, maka di Pilpres 2029 posisi Prabowo sulit untuk mendapatkan lawan seimbang.
Menghadapi situasi ini, langkah yang paling strategis bagi Anies Baswedan ke depan adalah menjaga keharmonisan dengan Prabowo. Anies bisa menjadi bagian dari kekuasaan Prabowo atau tetap berada di luar dengan merawat konstituennya. Anies bahkan bisa mendirikan ormas sebagai basis konsolidasi.
ADVERTISEMENT
Anies punya peluang untuk menjadi cawapres Prabowo, jika ia mampu merawat panggungnya selama lima tahun ke depan. Kenapa turun posisi? Jadi cawapres, lalu cawapres?
Prabowo dua kali melawan Jokowi dan kalah. Ia lalu mengambil keputusan menjadi menteri Jokowi. Publik awalnya menghina dan mencaci makinya. Prabowo diam.
Hari ini Prabowo ingin menyampaikan kepada publik bahwa langkah politik yang diambilnya telah membuatnya berhasil menjadi presiden. "Mengalah untuk menang," begitu kalau kata ahli perang.
Apakah langkah ini akan dilakukan Anies juga? Siapkah Anies dicaci maki oleh pendukungnya? Setiap zaman punya situasi berbeda. Di sinilah kecerdasan mengambil strategi akan menentukan nasib masa depan.
Memang terlalu dini kita menganalisis situasi di 2029. Tapi lima tahun itu waktu yang sebentar. Suka tidak suka, dinamika kedua tokoh ini akan naik ke panggung kembali.
ADVERTISEMENT