Konten dari Pengguna

Fakta Batu Bara di Bumi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat

Topan Ramadhan
Traveller, Writter and Researcher in Geosciences IAGI-FGMI-MAGI Instagram @topanrmdhans
3 April 2020 16:27 WIB
clock
Diperbarui 14 April 2020 15:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Topan Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Keraton Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat di Yogyakarta (sumber foto:Gunawan Kartapranata/wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Ngayogyakarta_Hadiningrat)
zoom-in-whitePerbesar
Keraton Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat di Yogyakarta (sumber foto:Gunawan Kartapranata/wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Ngayogyakarta_Hadiningrat)
ADVERTISEMENT
Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat) adalah negara dependen yang berbentuk kerajaan. Kedaulatan dan kekuasaan pemerintahan negara diatur dan dilaksanakan menurut perjanjian/kontrak politik yang dibuat oleh negara induk Kerajaan Belanda bersama-sama negara dependen Kesultanan Ngayogyakarta.
Peta Wilayah Kesultanan Mataram (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Ngayogyakarta_Hadiningrat)
zoom-in-whitePerbesar
Peta Wilayah Kesultanan Mataram (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Ngayogyakarta_Hadiningrat)
Kontrak politik terakhir antara negara induk dengan kesultanan adalah Perjanjian Politik 1940 (Staatsblad 1941, No. 47). Sebagai konsekuensi dari bentuk negara kesatuan yang dipilih oleh Republik Indonesia sebagai negara induk, maka pada tahun 1950 status negara dependen Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (bersama-sama dengan Kadipaten Pakualaman) diturunkan menjadi daerah istimewa setingkat provinsi dengan nama Daerah Istimewa Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Aktivitas di area pertambangan batu bara PT Adaro Indonesia, di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10) - (sumber foto: JIBI/Nurul Hidayat)
Di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat endapan sedimen hasil dari sisa organik masa lampau yang kemudian terbatukan kemudian dikenal sebagai batu bara. Batuan sedimen batu bara ini terdapat pada Formasi Nanggulan, pada penyusun stratigrafi Kulon Progo.
Formasi Nanggulan yang terdiri atas batu pasir, shale dengan sisipan batu bara. Umurnya Eosen Tengah – Eosen Akhir, tebal ±400 meter. Bagian atasnya merupakan Anggota Seputih dengan litologi napal pelagis, mengandung fosil foram, yaitu Gt.opima, Gt.cerroazualensis, dan Gt.mexicana yang menunjukkan umur Eosen Akhir–Oligosen Akhir, diendapkan di lingkungan pengendapan sublitoral-laut terbuka, tebal ± 100 m (Pringgoprawiro dan Riyanto, 1987).
Batu bara (Sumber foto: https://www.kideco.co.id/id1/pengetahuan-batubara/)
Penyusun batuan dari Formasi Nanggulan menurut Wartono Raharjo dkk (1977) terdiri dari batu pasir dengan sisipan lignit, napal pasiran, Batulempung dengan konkresi limonit, sisipan napal dan batu gamping, batu pasir dan tuff serta kaya akan fosil foraminifera dan Moluska. Diperkirakan ketebalan formasi ini adalah 30 meter. Formasi ini mengandung potensi hidrokarbon berupa lignit (batu bara).
ADVERTISEMENT