Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Kilang Minyak Tertua di Indonesia
30 Maret 2021 9:17 WIB
Tulisan dari Topan Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Industri Minyak dan Gas Indonesia sudah ada sejak masa kolonial. Kilang tersebut merupakan Kilang Plaju, Sumatera Selatan. Saat ini termasuk kedalam Pertamina Refinery Unit (RU) III Plaju memiliki peran sebagai salah satu tiang ketahanan energi nasional yang terus eksis di era moderen saat ini.
ADVERTISEMENT
Menjadi kilang yang tertua di Tanah Air tak menjadikan kilang Pertamina Plaju tergerus oleh zaman. Bahkan, telah beroperasi selama lebih dari 100 tahun, kilang ini terus menunjukkan eksistensinya melalui bermacam inovasi dan pengembangan teknologi demi mencapai optimalisasi dan keunggulan operasional dengan mengikuti perkembangan terkini.
Dilansir dari Laman Resmi Pertamina.com, terdapat beberapa fakta menarik tentang Kilang Pertamina RU III Plaju yang telah dirangkum, berikut daftarnya:
1. Didirikan Oleh Shell dari Belanda Pada 1904
Kilang yang berada di tepi Sungai Musi ini didirikan oleh Shell dari Belanda pada tahun 1904 berkapasitas 110 MBSD.
2. Produk unggulan kilang Plaju yaitu Biosolar B30
Produk unggulan kilang Plaju diantaranya, bahan bakar ramah lingkungan untuk mesin diesel yang dikenal dengan nama Biosolar B30
ADVERTISEMENT
3. Mewujudkan Energi Hijau dengan Kembangkan Green Refinery
Pertamina RU III Plaju dipercaya pemerintah untuk mengembangkan bahan bakar nabati berbasis Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit yang merupakan bahan bakar lebih ramah lingkungan melalui Project Green Refinery.
4. Kontribusi Pajak Total Mencapai Rp 240 Miliar Untuk Negara dan Daerah
Dampak ekonomi yang juga penting untuk dicatat atas kehadiran kilang tertua di Indonesia ini adalah kontribusi pajak kilang Plaju yang hampir mencapai Rp 180 miliar. Selain untuk negara, kilang Plaju juga menyumbangkan pajak sebesar Rp 57 miliar kepada daerah.
5. Berhasil Mengolah Minyak Kelapa Sawit Menjadi Premium
Pertamina RU III Plaju berhasil mengolah bahan bakar minyak (BBM) berjenis Premium dengan campuran minyak kelapa sawit berjenis refined, bleached, and deodorized palm oil (RBDPO) yaitu CPO yang telah diproses lebih lanjut sehingga dapat menghilangkan getah, impurities, dan baunya. Komposisinya terdiri dari 15 persen dari minyak kelapa sawit RBDPO yang turunan dari CPO dan 85 persen minyak mentah.
ADVERTISEMENT
6. Terus Melakukan Inovasi Hasilkan Produk Unggulan Berupa Breezon MC-32 dan Avtur Reborn
Breezon MC-32 produk lebih aman, ramah lingkungan, hemat energi dan tidak merusak ozon. Kemudian, Pertamina RU III Plaju berhasil memproduksi Avtur kembali sejak bulan April 2020 dengan capaian kapasitas produksi 10.000 kilo liter per bulan untuk memenuhi kebutuhan energi transportasi udara di Sumatera Bagian Selatan.
7. Bijih Plastik Polytam Sumbang Margin Tertinggi
Selain memproduksi BBM, Faktaya bahwaPertamina RU III Plaju juga memproduksi Polytam yang merupakan bijih plastik berjenis polypropylene sebagai bahan baku pembuatan plastik di industri kemasan makanan dan minuman yang mempunyai kualitas tinggi, lebih tahan panas hingga oksidasi, serta memiliki warna yang lebih putih.
Menurut Asteria Tri Wahjuni, Manager Refinery Planning & Optimization RU III Plaju “Sebagai produk non-BBM, Polytam merupakan penyumbang keuntungan tertinggi bagi Pertamina RU III Plaju”. Hal tersebut membuktikan bahwa Kilang tertua di Indonesia ini telah membuktikan melakukan inovasi dan pengembangan.
ADVERTISEMENT
8. Kilang Tua Berumur Satu Abad, Namun Tambah Perkasa
Meski berumur lebih dari 100 tahun, kilang tertua ini masih mampu memproduksi produk-produk bahan bakar minyak yang berkualitas, dengan beberapa pengembangan teknologi. Kilang Plaju telah menghasilkan sebanyak 22 produk dengan volume total lebih dari 35 juta barel.