Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Peringatan Hari Bumi di Tengah Wabah Corona
22 April 2020 23:59 WIB
Tulisan dari Topan Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hari ini tanggal 22 April 2020 diperingati sebagai Hari Bumi. Hari Bumi pertama kali dicanangkan pada 22 April 1970 oleh Gaylord Nelson seorang senator dan Gubernur Wisconsin ke-35 pada 1970. Pada tahun ini Bumi serasa merayakan "Hari Bumi" dengan berbagai fenomena yang cukup berbeda dari waktu-waktu sebelumnya. Dimulai dari terjadinya berkurangnya emisi akibat berkurangnya aktivitas manusia akibat pandemi COVID-19, Anjloknya harga sumber daya fosil seperti minyak bumi yang merupakan sumber daya alam paling di butuhkan manusia saat ini.
Berdasarkan gambaran citra gas rumah kaca di langit udara Daratan Tiongkok, pada awal tahun 2020 terlihat udara Tiongkok dipenuhi oleh gas NO2. Berbeda pada bulan berikutnya, kadar NO2 justru berkurang akibat adanya pengurangan aktivitas manusia seperti tutupnya industri, pembatasan kegiatan hingga tidak ada perjalanan lewat transportasi darat, udara maupun air.
Kemudian seperti dikutip dari CNBC Indonesia, beberapa waktu ini harga minyak untuk periode pengiriman bulan Mei yang kontraknya berakhir pada 21 April 2020 waktu AS. pada 08.03 WIB, harga minyak mentah kontrak berjangka WTI sudah mulai naik ke zona positif dan dibanderol US$ 0,6/barel.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui bahwa minyak bumi merupakan sumberdaya alam yang sangat dibutuhkan di kehidupan sehari-hari manusia. Keberadaannya pun cukup dicari di seluruh muka Bumi ini. Tidak sedikit dana yang di gelontorkan oleh perusahaan maupun negara untuk mencari sumber energi sisa organisme masa lampau ini yang tersimpan di perut bumi.
Bahkan kadang keberadaannya menjadi pemicu ketegangan geopolitik hingga konflik dan peperangan antar manusia yang berkepentingan. Sehingga kala kondisi seperti saat ini, seolah-olah minyak bumi menjadi tidak berharga.