Rahasia Geologi Danau Toba, Geopark Indah yang Dikunjungi Raja dan Ratu Belanda

Topan Ramadhan
Traveller, Writter and Researcher in Geosciences IAGI-FGMI-MAGI Instagram @topanrmdhans
Konten dari Pengguna
13 Maret 2020 16:35 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Topan Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Keindahan Danau Toba, Sumatera Utara (Image by Shine satu/Google maps)
zoom-in-whitePerbesar
Keindahan Danau Toba, Sumatera Utara (Image by Shine satu/Google maps)
ADVERTISEMENT
Danau Toba adalah danau alami berukuran besar di Indonesia yang berada di kaldera Gunung Supervulkan. Danau ini juga diduga sebagai danau vulkanik terbesar di dunia. Danau Toba memiliki panjang 100 kilometer (62 mil) dengan lebar 30 kilometer, dan kedalaman berkisar 500 meter. Danau ini terletak di tengah pulau Sumatra bagian utara dengan ketinggian permukaan sekitar 900 meter (2953 kaki).
ADVERTISEMENT
Pada Kamis (12/03/2020) Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti berada di Danau Toba, yang keindahannya membuat pasangan kerajaan ini kagum.
Momen Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti saat berkunjung ke Danau Toba di Bukit Singgolom Kabupaten Toba, Kamis (12/3). Sumber Foto: ANTARA FOTO/Septianda Perdana
Selain memiliki pemandangan indah, Danau Toba memiliki rahasia geologi yang perlu diketahui bersama, berikut beberapa informasinya yang telah dirangkum:

Danau Toba adalah Kaldera Gunung api yang terisi air

pada 74.000 tahun lalu letusan gunung api Toba membentuk kaldera raksasa 87 x 30 km., yang kemudian terisi air hujan membentuk danau kaldera, danau volkano tektonik terbesar di dunia yang kemudian diberi nama Danau Toba. Letusan pamungkas yang maha dahsyat ini memuntahkan 2.800 km3 material letusan yang dikenal sebagai Tuf Toba Termuda (YTT, Youngest Toba Tuff).

Gunung Api Toba terbentuk sejak 1,2 juta tahun lalu

Menurut Craig A. Chesner, Gunung Toba purba ini mulai membangun dirinya sejak 1.200.000 tahun yang lalu. Waktu tersebut dianggap tahap awal pembentukan gunung api.
ADVERTISEMENT

HDT, Nama Material Letusan Gunung

Menurut Craig A. Chesner, Gunung Toba purba mengeluarkan material letusan yang kemudian olehnya dinamai Haranggaol Dacite Tuff (HDT).

Letusan dahsyat pertama pada 840.000 tahun lalu

Di Porsea di bagian sebelah tenggara danau. Disekitar kawasan ini merupakan lingkar luar sisi tenggara dari Kaldera Porsea. Letusan kaldera generasi pertama Toba ini terjadi 840.000 tahun yang lalu, menghembuskan material letusan sebanyak 500 km3, menghasilkan endapan ignimbrit Tuf Toba Tua (OTT, Old Toba Tuff).

Letusan dahsyat kedua pada 500.000 tahun lalu

Kembali Menurut Craig A. Chesner, kaldera ini terbentuk pada 500.000 tahun yang lalu juga merupakan letusan dahsyat generasi kedua dalam pembentukan Kaldera Toba. Letusannya menghembuskan 60 km3 material yang dikenal sebagai Tuf Toba Menengah (MTT, Midle Toba Tuff), yang menghasilkan Kaldera Haranggaol, yang lingkaran kalderanya berbatasan dengan Kota Silalahi di barat dan Kota Haranggaol di timur.
ADVERTISEMENT

Letusan Ketiga pada 4.000 tahun lalu yang mengubah iklim dunia

Berkisar 4.000 tahun yang lalu telah terjadi letusan megakolossal yang membentuk kaldera generasi ketiga, yaitu Kaldera Sibandang. Tiang letusannya mencapai ketinggian lebih dari 50 km, abu halus dan aerosolnya mencapai lapisan langit stratosfer sehingga menghalangi cahaya matahari ke bumi, yang kemudian berdampak besar pada kehidupan karena terjadi perubahan iklim.

Abu Letusannya menyebar hingga separuh bumi

Abu letusannya tertiup oleh angin menyebar ke separuh bumi, dari daratan Cina sampai ke Afrika Selatan. Material letusan super vulkano Toba ini menutupi sebagian besar Sumatera Utara, dan abunya tersebar menutupi seluruh Asia Selatan dengan ketebalan 15 cm.

Menjadi letusan gunung terdahsyat dan meletus 2 minggu

Kekuatan letusan Gunung Toba purba berada di urutan teratas, mencapai 8 VEI (Volcanic Explosivity Index). Letusan ini merupakan letusan terbesar dalam 2 juta tahun terakhir yang terjadi selama seminggu.
ADVERTISEMENT

Luas Kaldera Toba hampir Seluas Kota Palangkaraya

Kaldera Toba memiliki luas 2.270 km2, dengan luas tersebut dapat dibandingkan dengan luas beberapa kota di Indonesia. Luas Kaldera Toba itu hampir sebanding dengan Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah yang luasnya 2.400 km2, atau 13 kali luas Kota Bandung, 18 kali luas Kota Denpasar, 35 kali luas Kota Gorontalo atau 47 kali luas Kota Sukabumi.
Danau Toba dari citra google maps

Pada 33.000 tahun lalu Pulau Samosir masih di bawah permukaan danau

ADVERTISEMENT
Pada ketinggian di Pulau Samosir terdapat singkapan yang mengandung fosil ganggang (diatom) dan fosil daun dapat dengan ketebalan singkapan puluhan meter. Endapan itu memberikan bukti bahwa daerah yang sekarang bernama Pulau Samosir itu semula merupakan dasar danau kaldera yang kemudian terangkat ke permukaan. Kenyataan ini menunjukkan bahwa sekitar 33.000 tahun yang lalu, Pulau Samosir masih di bawah permukaan danau.
Geopark Danau Toba akan ditetapkan sebagai Unseco Global Geopark (UGG) pada April,2020 (image by: https://pesona.travel/keajaiban/2874/geopark-kaldera-toba-istimewa-dengan-16-warisan-dunia)
Rahasia geologi tersebut menjadi menarik karena menjadi cerita tak ternilai harganya yang dimiliki oleh Danau Toba sebagai salah satu Danau yang terbentuk akibat letusan gunung api super dahsyat ribuan tahun lalu. Geopark Danau Toba yang mana pada April 2020 nanti, Danau Toba akan ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGG).
ADVERTISEMENT
Referensi:
http://geomagz.geologi.esdm.go.id/kemegahan-danau-raksasa-toba/ dari T Bachtiar, anggota Masyarakat Geografi Indonesia (MGI) dan Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB).