Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Tahun 2020, Ilmuwan Berhasil Memetakan Seluruh Permukaan Bulan
27 April 2020 11:32 WIB
Tulisan dari Topan Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
United States Geological Survey (U.S.G.S/USGS atau dalam Bahasa Indonesia: Survey Geologi Amerika Serikat) merilis peta geologi seluruh permukaan bulan. Peta geologi bulan ini merupakan peta paling komprehensif yang di rilis oleh USGS. Peta tersebut berjudul "Unified Geologic Map of the Moon" adalah sebuah hasil dari penggabungan data selama puluhan tahun. Berdasarkan data peta tersebut, kita sebenarnya dapat memahami kondisi alam yakni batuan, struktur maupun unsur mineral yang menyusun bulan bahkan memahami proses pembentukan bulan.
ADVERTISEMENT
Dalam peta tersebut Fortezzo, dkk menyederhanakan unit geologi seluruh permukaan bulan ke dalam 43 Unit. Unit-unit ini dipecah menjadi kelompok berdasarkan atribut dan termasuk material dari kawah, cekungan, terra, dataran, Formasi Imbrium, Formasi Orientale, dan unit vulkanik.
Dalam Peta yang di rilis USGS tersebut juga menampilkan bagian kondisi geologi dari kutub-kutub bulan.
Selain menggambarkan kondisi geologi regional Bulan berdasarkan bagian kutub nya, USGS merilis seluruh permukaan bulan dalam bentuk 2 dimensi berupa peta seluruh permukaan Bulan.
Kemudian juga terdapat penjelasan simbol dalam peta geologi
Secara keseluruhan kondisi Bulan memang seperti bumi yang memiliki kerak, mantel, dan inti. Tetapi, Bulan tidak mempunyai lempeng tektonik seperti hal nya ada di Bumi. Proses geologi yang memengaruhi bentuk permukaan Bulan adalah kawah tubrukan, yaitu ketika kawah-kawah terbentuk akibat tubrukan antara asteroid dan komet dengan permukaan Bulan. Diperkirakan terdapat sekitar 300.000 kawah dengan luas lebih dari 1 km di sisi dekat Bulan. Dataran Bulan yang berwarna gelap dan bisa diamati dengan mata telanjang disebut dengan maria (bahasa Latin untuk "laut"; atau mare dalam bentuk tunggal).
Dataran ini berupa cekungan besar yang terbentuk dari lava basal yang serupa dengan basal yang ada di Bumi. Sebagian besar lava ini meletus atau mengalir melalui proses yang bersamaan dengan pembentukan kawah tubrukan. Beberapa bentuk geologi permukaan Bulan seperti gunung berapi perisai dan kubah vulkanis bisa ditemukan di maria di sisi dekat Bulan. Kemudian, wilayah permukaan Bulan yang berwarna lebih terang disebut dengan terrae, atau dataran tinggi secara umum, karena wilayah ini lebih tinggi dari kebanyakan mare.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Inews.id., Studi terhadap Bulan juga telah dibantu oleh sampel batuan yang telah dikumpulkan pada misi Bulan sebelumnya. Adapun misi di masa depan, mereka pasti akan memanfaatkan peta baru ini. NASA saat ini berencana mengirim manusia ke Bulan lagi pada 2024.
Data ketinggian untuk wilayah khatulistiwa bulan berasal dari pengamatan stereo yang dikumpulkan oleh Terrain Camera pada misi SELENE (Selenological and Engineering Explorer) misi dari JAXA, the Japan Aerospace Exploration Agency. Topografi untuk kutub utara dan selatan dilengkapi dengan data NASA Lunar Orbiter Laser Altimeter (LOLA).*
Mengutip dalam berita yang dirilis oleh USGS. Seorang ahli mengatakan bahwa "Peta ini adalah puncak dari proyek berdurasi puluhan tahun," kata Corey Fortezzo, ahli geologi dan penulis utama USGS. "Ini memberikan informasi penting untuk studi ilmiah baru dengan menghubungkan eksplorasi situs tertentu di bulan dengan seluruh permukaan bulan." tambahnya.
ADVERTISEMENT
*: Dikutip di USGS.GOV