Konten dari Pengguna

Meningkatkan Literasi Membaca Sejak Dini Melalui Perpustakaan

Mudji Warti
Pemilik dan guru Sekolah Paud Az-Zahra.
26 Desember 2023 8:28 WIB
comment
28
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mudji Warti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Mudjiwarti, dokumen pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Mudjiwarti, dokumen pribadi.
ADVERTISEMENT
Guna mengenalkan buku bacaan dan menarik minat baca di kalangan anak usia dini, tahun ini saya membangun perpustakaan. Meski masih banyak anak yang belum bisa membaca, namun anak usia dini harus dikenalkan dengan apa itu perpustakaan dan apa saja yang ada di dalamnya.
ADVERTISEMENT
UNESCO menyebut Indonesia berada di urutan kedua terbawah dalam hal literasi dunia, artinya minat membaca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat membaca masyarakat Indonesia sangat mengkhawatirkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1.000 penduduk Indonesia, hanya 1 orang saja yang gemar membaca. Ironisnya, meski minat membaca buku rendah, masyarakat Indonesia bisa menatap layar gadget kurang lebih 9 jam sehari.
Penyebab rendahnya tingkat literasi di Indonesia adalah faktor internal seperti rendahnya kemampuan kecerdasan siswa, rendahnya minat belajar siswa, dan rendahnya motivasi belajar siswa. Lalu ada faktor eksternal seperti kurangnya perhatian orang tua, pengaruh TV dan handphone, pengaruh teman bermain, kemampuan guru, dan sarana prasarana yang belum mendukung. Kurangnya perhatian orang tua menyebabkan siswa kurang termotivasi dalam belajar sehingga mengakibatkan rendahnya kemampuan literasi membaca dan menulis siswa. Faktor eksternal yang menjadi penyebab rendahnya kemampuan membaca siswa adalah lingkungan sekolah yang kurang mendukung, terbatasnya buku/bahan bacaan.
ADVERTISEMENT
Foto: Mudjiwarti, dokumen pribadi
Pengenalan kebiasaan membaca sejak dini diharapkan dapat membantu siswa menjadi lebih terbiasa membaca dan memperluas wawasannya. Anak-anak harus didorong untuk membaca dan menulis secara teratur untuk meningkatkan kemampuan literasi mereka. Mereka dapat membaca buku, majalah, surat kabar atau konten online yang sesuai dengan minatnya.
Cara yang dilakukan setiap guru dalam mengenalkan literasi dalam pembelajaran berbeda-beda, misalnya dengan menyanyi, mengamati gambar, menggunakan teks bacaan, bercerita dan juga mengajak siswa membaca buku di pojok baca kelas. Dan saya lebih suka bercerita untuk merangsang minat membaca anak.
Perpustakaan yang saya dirikan masih belum besar dan masih perlu banyak pembenahan terutama untuk jumlah koleksi bacaan anak usia dini. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat saya untuk membangun perpustakaan untuk meningkatkan literasi membaca sejak dini. Dan bagi saya ini merupakan sebuah prestasi pada tahun ini yaitu memiliki perpustakaan sekolah PAUD.
ADVERTISEMENT