Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.9
Konten dari Pengguna
Seni Memaknai Kegagalan: Jalan Tersembunyi Menuju Keberhasilan
28 November 2024 16:15 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Fitri Oktaviani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Setiap langkah yang kita jalani tak lepas dari kegagalan, namun setiap kegagalan memberikan pengalaman berharga yang mengantarkan kita pada kesuksesan. Kegagalan adalah pilihan: menjadi hambatan atau loncatan menuju kesuksesan, bergantung pada cara kita memaknainya. Saat kita diterpa kegagalan apa yang kita lakukan? terpuruk? menyalahkan diri sendiri? Atau bangkit dan coba lagi?Semua itu tergantung dari bagaimana cara kita memaknai arti kegagalan. Makna yang kita berikan pada kegagalan akan menentukan cara kita menghadapinya. Jadi apa sebenarnya makna kegagalan dalam hidup? Yuk simak ulasan berikut ini!
ADVERTISEMENT
Pentingnya memaknai sebuah kegagalan
Menurut buku Berdamai dengan Kenyataan Hidup: Bangkit dari Kegagalan dan Raih Kesuksesan, keterpurukan adalah sebuah anugerah sama benarnya dengan keterpurukan adalah sebuah musibah. Yang membedakan keduanya adalah cara pandang atau perspektif.
Perspektif menjadi sebuah hal yang penting ketika kita membicarakan kehidupan. Jika kita memandang kegagalan sebagai bagian dari proses untuk berkembang, kita akan bangkit dan mencoba lagi. Namun, jika kita melihatnya sebagai musibah, tanpa sadar kita akan menetapkan diri kita sebagai korban sehingga kita terus berfokus pada kesalahan dan meratapi kesedihan.
Perspektif kita dalam memandang kegagalan sangat penting agar kita bisa menyikapi kegagalan tanpa keterpurukan dan siap bangkit untuk meraih kesuksesan. Untuk memaknainya kita harus mengenali Locus of Control agar lebih mudah menilai dan merespon kegagalan yang sedang kita hadapi. Apasih itu? Kenapa penting? Ayo kita bahas di bagian selanjutnya!
Locus of Control itu apasih?
Dikutip dari Better Up, konsep Locus of Control atau biasa disingkat LoC ini adalah suatu konsep psikologi yang merujuk pada seberapa kuat seseorang meyakini bahwa mereka memiliki kendali atas situasi dan pengalaman yang memengaruhi kehidupan mereka. Locus of Control dibedakan menjadi dua jenis yaitu, internal dan eksternal. Sederhananya, LoC ini yang menentukan bagaimana kita melihat penyebab suatu kejadian dalam hidup kita. Apakah kita akan menyalahkan diri sendiri karena semua ada dalam kendali kita atau kita akan menyalahkan faktor luar seperti takdir, keberuntungan dan nasib karena percaya bahwa faktor luar mengendalikan hasil.
ADVERTISEMENT
Mungkin kalian berpikir LoC internal yang terbaik, namun kenyataanya tidak ada yang baik maupun buruk, semua tergantung konteks. Dalam menghadapi kegagalan LoC internal sangat diperlukan karena memberi kita kekuatan untuk lebih bertanggung jawab atas tindakan kita. Dengan LoC internal, kita akan memaknai kegagalan bukan sebagai akhir perjalanan, melainkan sebagai pengalaman berharga dan proses yang akan membawa kita menuju kesuksesan.
Kita menyikapi kegagalan dengan mengintropeksi diri dan memperbaiki kesalahan sehingga kita akan bangkit dan terus mencoba lagi. Sayangnya, sering kali kita terlalu keras pada diri sendiri, terperangkap dalam penyesalan atas kesalahan yang terjadi, sehingga kita kehilangan arah dan menghambat langkah kita untuk maju.
Terus LoC eksternal gimana? Dengan LoC eksternal kita akan lebih peka dengan lingkungan sekitar, kita mengerti ada faktor dari luar yang tidak bisa kita kendalikan. Kita menyikapi kegagalan sebagai nasib buruk, sisi baiknya kita tidak akan terpuruk pada kesalahan dan lebih mudah menerimanya.
ADVERTISEMENT
Kerika menghadapi kegagalan orang dengan LoC internal akan berpikir, “Aku gagal karena kurang berusaha, di kesempatan selanjutnya aku harus lebih berusaha.” Sementara itu, orang dengan LoC eksternal cenderung berpikir, “Aku gagal karena harus mengurus Nenek di rumah sakit, mungkin kali ini aku kurang beruntung, tapi di lain kesempatan aku akan mencoba lagi.”
Sejatinya, tidak ada yang buruk di antara keduanya, bukan? Semua tergantung bagaimana kita memaknai kegagalan itu sendiri. Jadi, kalian tim yang mana nih? Internal atau eksternal?
Makna kegagalan yang sesungguhnya
Perlu kita ingat, semua orang pasti pernah menghadapi kegagalan. Bahkan, buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat menulis “Jika kita tidak bersedia untuk gagal, kita pun tidak bersedia untuk sukses.” Kesuksesan selalu datang bersama dengan kegagalan.
ADVERTISEMENT
Mari tanamkan dalam pikiran kita bahwa kegagalan adalah suatu hal yang normal, kita boleh berhenti sejenak, tapi bukan untuk menyerah. Cukup berikan penghargaan pada diri sendiri dengan mengucapkan, “Kamu sudah sangat hebat bisa sampai sejauh ini, tidak semua orang mau bergerak dan bersedia untuk gagal. Terimakasih sudah berjuang.” Setelah itu, bangkitlah, perbaiki kesalahan dan lanjutkan perjuanganmu, perjalanan kita masih panjang.
Ingat, ada banyak hal di luar kendali kita yang ikut andil menentukan hasil, namun yang terpenting adalah tidak terlalu lama terpuruk dalam kesedihan. Masa depan cerah akan tercapai dengan kegigihan. Selamat berjuang wahai Sang pejuang!!
Sumber:
Indra, D. (2019). Berdamai dengan Kenyataan Hidup: Bangkit dari Kegagalan dan Raih Kesuksesan. Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Elizabeth Perry, (2024, 17 Mei). Understand your locus of control and how it shapes and moves you. Diakses pada 25 November 2024, dari https://www.betterup.com/blog/locus-of-control
Manson, M. (2016). Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat (Wicakso, Penerjemah). Gramedia Widiasarana Indonesia.